.webp)
Punya sepatu kesayangan yang sudah usang dan warna kainnya memudar? Bawa saja ke Unit Produksi SMK 3 Pasundan Kota Cimahi.
Di unit produksi tersebut, sepatu Anda bisa kembali kinclong dengan cara dilukis. Hasilnya, sepatu Anda akan menjadi lebih 'good looking' alias enak dilihat.
Sebab, sepatu Anda bisa dilukis dengan berbagai gambar, warna, dan model sesuai keinginanmu. Dengan begitu, sepatu usang akan jadi menarik lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sepatu bisa punya sendiri, sepatu kenangan mau diperbaiki bisa, dicat ulang. Gambar menyesuaikan, tergantung permintaan. Gambar bebas selama itu tak mengandung SARA," kata guru Produksi Animasi DKV SMK 3 Cimahi Dedi Akbar kepada detikJabar di Gedung Paguyuban Pasundan, Kota Bandung, Sabtu (3/8/2024.
Dedi mengatakan, biaya lukis sepatu tergantung tingkat kesulitan gambar. Untuk bayar jasa lukis sepatu dibanderol dari Rp 40-70 ribu. Meski dilukis secara manual, cat yang digunakan menurut Dedi memiliki kualitas bagus.
"Untuk perawatan cat tidak terlalu susah, cuman pencucian harus hati-hati. Cat yang digunakan yang sudah tersertifikasi," ungkapnya.
Tak hanya sepatu, siswa di SMK 3 Cimahi juga bisa melukis di totebag berbahan baku kanvas. Untuk totebag, bahannya sudah disediakan, tidak seperti sepatu yang harus dibawa sendiri.
"Totebag yang sudah dicat Rp 60-70 ribu tergantung gambar. Tapi suka ada diskon buat sepatu dan totebag seperti acara seperti ini," tuturnya.
 Sepatu dan totebag lukis karya siswa SMK Pasundan 3 Cimahi. (Foto: Wisma Putra/detikJabar) |
Menurut Akbar, lukis sepatu custom art ini dilakukan dengan dua cara. Ada yang mengikuti desain yang sudah ada dan ada juga buat desain langsung dari jasa pembuat desain.
"Sebelum dilukis, desain secara digital dulu, baru dilukis langsung secara manual. Kesulitan lukis sepatu tergantung desain. Kalau desain sudah asa, bisa satu hari, paling lama dua hari. Kalau totebag satu hari," jelasnya.
Sementara itu, guru mata pelajaran Desain Busana Intan Puspita mengatakan, produk sepatu dan totebag lukis ini merupakan produk turunan dari mata pelajaran pilihan.
"Ada mata pelajaran pilihan yakni Desain Busana yang dilakukan siswa jurusan Perkantoran. Kita buat produk dan untuk lukisannya digambar oleh siswa jurusan DKV," ujar Intan.
"Kegiatan ini, untuk tambah skill siswa, bukan hanya dari jurusan tapi dari mata pelajaran pilihan. Produk ini dijual ada yang langsung oleh mahasiswa, ada juga yang penjualannya dilakukan di medsos dan berbagai pameran," tambahnya.
Disingung terkait uang penjualan, hasilnya akan dikembalikan untuk membeli bahan baku. "Penghasilan masuk ke unit produksi, diolah dan nanti dibelikan lagi. Untuk siswa dapat ilmu dan nilai," pungkasnya.
(orb/orb)
