UMKM Produsen Pupuk Organik Asal Bandung Ini Tembus Pasar Afrika

UMKM Produsen Pupuk Organik Asal Bandung Ini Tembus Pasar Afrika

Wisma Putra - detikJabar
Sabtu, 29 Jun 2024 11:30 WIB
Pupuk Bio SoltamaxPupuk Bio Soltamax, pupuk produksi UMKM di Kota Bandung yang tembus pasar ekspor
Pupuk Bio Soltamax, pupuk produksi UMKM di Kota Bandung yang tembus pasar ekspor (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

Siapa sangka produsen pupuk berbasis UMKM tidak bisa berdaya saing? Meski masih dalam proses naik tingkat dari UMKM ke industri, Pupuk organik asal Ujungberung, Kota Bandung ini sudah merambah pasar ekspor ke Mozambik Afrika dan Timor Leste.

Ada dua produk yang dibuat, pupuk organik dalam bentuk padat berukuran 30 gram dinamai Bio Solramax dan pupuk organik untik nutrisi daun dinamai Power Nutrisi. Meski diproduksi secara UMKM, pupuk ini sudah merambah ekspor dan didistribusikan PT Solusi Tani Makmur Bandung.

"Produk kami pupuk organik, produk kami orientasi untuk ekspor, sudah ekspor ke Mozambik Afrika dan Timor Leste. Pupuk ini salah satunya bisa digunakan untuk tanaman padi dan produk kami termasuk 30 UMKM hijau di Jawa Barat dan salah satunya produk hijau," kata Manajer Operasional PT Solusi Tani Makmur Bandung Muhammad Yasan kepada detikJabar di Acara KKJ dan PKJB Jabar 2024 yang digelar di Atrium Trans Mal Bandung, Jumat (28/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yasan mengungkap, seperti di Mozambik Afrika, pupuk ini digunakan untuk tanaman padi dan produktivitas padi tersebut meningkat setelah menggunkan pupuk organik ini.

"Dengan pupuk organik seberat 30 gram ini dapat digunakan untuk 1 hektare lahan. Ini inovatif, ramah lingkungan dan hemat biaya pengiriman karena bisa memotong biaya angkut dan mengurangi emisi gas buang, selain itu produk ini bisa mengurangi 75 persen dari pengguna pupuk kimia," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

"Sudah terbukti, kalau di Mozambik hasil di sana yang bisanya menghasilkan 4 ton dalam satu hektare bisa jadi 6 ton," tambahnya.

Yasan menjelaskan, pupuk organik ini dikembangkan sejak tahun 2021 lalu. Pupuk organik ini termasuk produk hijau yang menjadi binaan dari Kementerian Perdagangan, Disperindag Jabar dan BI Jabar.

Kapasitas dalam satu bulan, pihaknya mampu membuat 500 ribu cup dan bisa ditingkatkan sampai 1 juta cup perbulannya jika permintaan sedang meningkat. Untuk harga ritel Rp 200 ribu, bisa kurang tergantung kuantiti pembelian.

Selain Kementerian Perdagangan, dalam ekspor, pihaknya juga difasilitasi beberapa kementerian seperti Kementerian Keuangan dan Kementerian Luar Negeri.

"Kita fokus ke ekspor, problem pupuk dialami semua negara, ini kesempatan kita untuk masuk ke negara-negara yang membutuhkan pupuk di dunia pertaniannya," ujarnya.

Disinggung apakah pupuk itu juga digunakan di Indonesia, Yasan sebut jika pupuk itu sudah digunakan di seluruh Indonesia. Pihaknya menggandeng kelompok tani dan reseller. Pupuk ini juga didistribusikan ke seluruh Provinsi dan sudah sampai ke Papua.

"Kalau keseluruhan di pasar belum (merata), kita diusahakan dari sisi marketingnya. Harapan kami jenis pupuk yang kami produksi yang sudah beredar ke negara lain, pemerintah bisa beri kesempatan kepada kami bahwa jenis pupuk ini jadi produk yang direkomendasikan untuk pengadaan pemerintah dan kami bisa berkontribusi untuk permasalahan pupuk di Indonesia, apalagi kami UMKM," terangnya.

Wakil Direktur PT Solusi Tani Makmur Mulki mengatakan, peluang pasar pupuk organik ini untuk ekspor masih terbuka.

"Potensi bisnis masih terbuka sangat luas. Sangat lebar, karena seperti kita ketahu pertanian di Indonesia sangat luas sekali, lahan pertanian juga luas, apalagi perkebunan sawit dan lainnya, itu luar bisa," ujarnya.

Disinggung apakah ada negara lainnya yang akan dididik, saat ini pihaknya fokus dulu untuk memenuhi pasar Afrika. "Sekarang fokus Afrika karena kami memiliki success story dari 4 ton menjadi 6-7 ton," pungkasnya.

(wip/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads