Kopi ekselsa dari Sukawangi, Kabupaten Sumedang berhasil menjadi juara di kompetisi kopi tingkat dunia yang diselenggarakan di Amerika Serikat. Adalah Ryan Wibawa (32), seorang barista yang mengenalkan kopi khas Jawa Barat itu ke panggung dunia.
Ryan mengikuti kejuaraan barista tingkat dunia bertajuk World Brewers Cup 2024 di Chicago, Amerika Serikat pada April kemarin. Saat itu, Ryan yang membawa kopi ekselsa dari Sukawangi, Sumedang bersaing dengan barista lain dari 41 negara. Hebatnya, Ryan berhasil menjadi juara ketiga.
Saat ditemui di Gedung Sate, Bandung, Kamis (16/5/2024), Ryan menceritakan perjalanannya hingga berhasil meraih juara ketiga dan mengenalkan kopi khas Jawa Barat ke panggung dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk bisa mengikuti kejuaraan dunia harus lewat kejuaraan nasional dulu. Jadi ketika sudah juara nasional, baru bisa ikut kejuaraan dunia. Itu kejuaraannya April kemarin," kata Ryan.
Di kompetisi World Brewers Cup itu, Ryan mengaku banyak sekali penilaian yang dilakukan dewan juri, mulai tentang karakteristik kopi, hingga wawasan barista tentang kopi yang disajikan.
"Cukup banyak, tentunya karakteristik kopi yang kita sajikan, aroma, flavour itu yang dinilai. Selain kualitas kopi, pemahaman barista juga dinilai soal kopi yang disajikan, jadi ada penilaian mengenai profesionalisme barista," ujarnya.
Salah satu jenis kopi yang dibawa Ryan saat itu adalah kopi ekselsa dari Sukawangi, Sumedang. Dirinya pun berhasil menarik perhatian juri lantaran menyuguhkan secangkir kopi yang dibuatnya dengan mengusung konsep Bhineka Tunggal Ika.
"Ini sudah banyak dipakai di kompetisi nasional sebetulnya, sampai akhirnya saya punya konsep untuk bisa membawakan kopi ini yang cocok digabungkan dengan konsep Bhineka Tunggal Ika," ucap Ryan.
"Akhirnya muncul ide untuk mencoba ekselsa, saya coba hubungi teman yang kenal dengan petani kopi, akhirnya cocok dengan kopi dan bisa blend dan ekselsa ini memberi poin plus," sambungnya.
Selama mengikuti kompetisi, Ryan menuturkan banyak barista dari berbagai negara yang tertarik untuk mengetahui kopi ekselsa yang dia bawa. Menurutnya kopi ekselsa memiliki karakteristik tersendiri, yakni dengan aroma khas buah, cokelat dan rempah dengan rasa dominan yang manis tanpa gula.
"Kopi ekselsa ini punya karakteristik rasa yang dominan manis seperti tebu kalau saya bilang, dan ekselsa ini bisa men-support kopi lainnya. Saya coba di kompetisi tersebut," jelas Ryan.
Saat kompetisi itu, Ryan mencoba menggabungkan kopi ekselsa dengan kopi dari Panama dan Kolombia. Hasilnya, seduhan kopi yang dibuatnya memberikan experience berbeda dengan kopi-kopi lain.
"Saya coba gabungkan tiga kopi berbeda dan menyampaikan pesan spirit negara yakni Bhineka Tunggal Ika. Tiga kopi itu disatukan dengan experience yang berbeda," ucapnya.
Ada di Cililin dan Kuningan
Sementara pengolah kopi ekselsa Rey menambahkan, kopi ekselsa berbeda dengan jenis kopi arabica dan robusta. Menurutnya kopi ini masuk klasifikasi jenis liberika yang memiliki pohon dengan tinggi yang menjulang.
"Jenis kopi ekselsa di Jabar itu peninggalan dari Belanda, jadi pohonnya tinggi besar, dengan karakter berbeda dari arabika dan robusta yang hanya bertahan 15 tahun lalu ditanam ulang. Ekselsa ini semakin besar produktivitas buah kopinya akan semakin tinggi," kata Rey.
Selain di Sumedang, Rey menyebut kopi ekselsa ini juga bisa ditemukan di Cililin, Kabupaten Bandung Barat dan wilayah Kabupaten Kuningan. Namun pihaknya masih harus melakukan penelusuran lebih lanjut.
"Cililin, Kuningan ada. Harapannya ada edukasi dari pemerintah, bisa mengedukasi dulu bahwa ekselsa itu jenis kopi lainnya bukan termasuk ke dalam arabika maupun robusta, jadi bisa dinikmati dulu," ungkapnya.
Dukungan Pemprov Jabar
Kopi ekselsa menambah daftar kopi asal Jabar yang melenggang ke dunia. Karena itu, Penjabat Gubernur Bey Machmudin menginginkan adanya pengembangan kopi jenis baru yakni ekselsa tersebut. Untuk tahap awal, Bey ingin kopi ekselsa ini lebih dikenal oleh masyarakat.
"Turut membanggakan, Jabar memiliki banyak sekali kopi dan mereka siap membantu memopulerkan dan menjelaskan kepada publik. Kita tidak hanya punya kopi, tapi ada juga teh, tebu, dan delapan produk kebun unggulan lainnya," ucap Bey.
Bey berkomitmen akan berusaha mengembangkan setiap produk unggulan perkebunan agar dapat dikenalkan pada dunia internasional. "Satu-satu kita coba kembangkan, supaya menjadi kelas dunia, dan menjadi potensi (ekonomi) juga untuk Jabar," singkatnya.
(sud/sud)