Khairil Fikri, kini merantau di Bandung dan sedang menempuh perkuliahan di Universitas Islam Nusantara. Kondisi fisik yang terbatas, tidak membuat Fikri minder ataupun terpuruk. Malahan hal itu dijadikan motivasi pada diri sendiri dan memberitahukan kepada semua orang untuk terus bersyukur atas apa yang sudah diberikan oleh Allah SWT.
"Pada dasarnya saya juga ingin keluar (merantau), dengan saya kekurangan mobilitas tapi jangan jadikan itu keterpurukan, jadikan itu sebagai motivasi untuk diri sendiri dan mencerminkan kepada orang lain untuk menorehkan rasa syukur kepada Allah atas apa yang telah diberikan, dan saya juga ingin jadikan bahwasannya disabilitas itu bisa jadi mahasiswa yang berkualitas," kata Fikri kepada detikJabar belum lama ini.
Fikri panggilan sapaannya, memiliki bakat di bidang digital seperti desain grafis dan edit video. Ia juga bercerita bakat yang dimilikinya itu berawal dengan mencari keahlian yang pas dengan kondisinya saat ini dan juga bisa bermanfaat bagi masyarakat luas. Fikri menekuninya selama satu tahun dengan modal melihat tutorial di Youtube.
"Saya mencari sendiri yang cocok dengan kondisi yang seperti saya tanpa harus bekerja keras dan menggunakan fisik yang juga bermanfaat di kalangan masyarakat. Alhamdulillah saya dapat mengenali desain grafis dengan mengandalkan otak, kreatifitas. Saya sangat senang di bidang itu, makannya terus berkelanjutan hingga sekarang," tuturnya.
Banyak karya yang sudah di dibuatnya. Pada tahun 2023 Fikri pernah menjuarai berbagai lomba desain pembangunan 3 dimensi ruko dan toko di Komisi Informasi RI.
Selain itu juga Fikri mengikuti lomba content creator, desain logo, edit video di tingkat provinsi. Bahkan membuat lukisan dua dimensi dan dijual belikan hingga mancanegara.
![]() |
"Kalau karya kita udah nasional alhamdulillah, mancanegara ya atas izin Allah. Membuat lukisan dua dimensi itu alhamdulillah di jual belikan di kalangan masyarakat, kemarin terakhir laku di situs dollar yang belinya orang pihak Australia sekitar 16 ribu dollar. saya mendapatkannya," kata Fikri.
Di balik semangatnya yang tak pernah berhenti, ia memegang teguh bahwasannya disabilitas itu jangan dijadikan alasan untuk malas, ngeluh. Karena, kata dia, kunci dari kesuksesan yang dapat mengubah nasib ke depannya adalah diri sendiri.
"Saya sudah ditakdirkan menjadi seorang disabilitas dan jangan itu jadikan alasan, jangan jadikan itu keterpurukan bagi diri sendiri. justru itu untuk memompa diri sendiri. Saya harus seproduktif, dan aktif lah di kalangan Masyarakat walaupun pun saya berkekurangan fisik. bukan orang lain yang bisa membuat saya sukses, diri sendiri lah yang bisa mengubah nasib ke depannya seperti itu dan itu memang pendirian saya di perantauan. bagaimana caranya kekurangan saya tuh cerminan dari kelebihan saya," Ungkap Fikri.
Dari semua itu, tujuan terdekat Fikri ingin membuka sekolah disabilitas yang diberi nama 'Sekolah Rehabilitas Keterampilan Disabilitas' untuk bisa mengasah skill dan keterampilan para penyandang disabilitas.
"Saya insya Allah ingin membuka sekolah disabilitas. sekolahnya dalam artian tidak terfokuskan kepada pendidikan saja, kita mengasah skill mereka, keterampilan mereka apa, seperti saya desain grafis, insya allah saya sendiri yang mengajarinya, dan keterampilan lainnya kita siapkan pengajarnya, itu sudah dalam progres, insyallah yang pusatnya di kota Bandung, dan cabang itu di Aceh," pungkasnya.
(dir/dir)