Semangat Belajar Firmansyah, Rela Ngojek dan Jualan Demi Ongkos Kuliah

Serba-serbi Warga

Semangat Belajar Firmansyah, Rela Ngojek dan Jualan Demi Ongkos Kuliah

Hakim Ghani - detikJabar
Minggu, 21 Jan 2024 15:01 WIB
Firmansyah, mahasiswa Uniga yang rela ngojek dan jualan cilung demi bisa kuliah
Firmansyah, mahasiswa Uniga yang rela ngojek dan jualan cilung demi bisa kuliah (Foto: Hakim Ghani/detikjabar).
Garut -

Sebagian anak beruntung karena dilahirkan dari keluarga yang berkecukupan. Sebagian lainnya, beruntung karena dilahirkan dengan tulang dan hati yang kuat, untuk berjuang sendirian.

Kata-kata tersebut, yang mungkin tepat untuk menggambarkan sosok Firmansyah, alias Iman. Seorang pemuda tangguh asal Kabupaten Bandung. Lelaki berumur 23 tahun ini, tercatat sebagai mahasiswa jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Garut.

Seperti digambarkan di awal tadi, Iman bukanlah mahasiswa sembarangan. Dia penuh perjuangan, bahkan hanya untuk sekadar mengenyam bangku kuliah, di saat teman-teman sebayanya tinggal duduk manis dengan biaya dari orang tua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Firmansyah dilahiran di Rancaekek, Kabupaten Bandung, 23 tahun yang lalu. Sejak kecil, dia hidup dengan Suhendar dan Ratna, kedua orang tuanya. Iman punya tiga kakak, dan satu adik yang kini sama-sama berkuliah.

Terlahir dari keluarga miskin, bikin mentalnya terasah sejak kecil. Setelah lulus SMA, Iman bertekad untuk kuliah demi merubah nasib keluarga. Tapi, dia beda nasib dengan sang adik, yang mendapatkan keringanan dari pemerintah untuk berkuliah, melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP).

ADVERTISEMENT

"Ini karena ketidaktahuan saya saja. Saya pikir, kalau kuliah di swasta, KIP tidak berlaku. Sebenarnya ada yang mau masukan saya ke program KIP. Tapi karena regulasi, katanya tidak bisa," kata Iman saat berbincang dengan detikJabar di halaman kampusnya, Sabtu, (20/1/2024).

Meskipun begitu, Iman tak patah arang. Dia tetap berjuang, agar cita-citanya memerdekakan keluarga dari garis kemiskinan bisa dilakukan. Masuk kuliah tahun 2021, Iman awalnya belajar secara daring gegara pandemi COVID-19. Tapi setelah pandemi mereda, Iman terpaksa harus bolak-balik Bandung-Garut untuk kuliah setiap hari.

Masalahnya, Iman tak punya biaya. Jangankan untuk pulang-pergi Bandung ke Garut, Iman masih kebingungan memikirkan dapat makan atau tidak untuk hari-harinya. Iman lantas memutuskan untuk menjadi tukang ojek pangkalan di kampungnya, Kampung Bojong Pulus, Desa Bojongloa, Kabupaten Bandung.

"Ngojek dari subuh, untuk dapat bekal ke kampus. Alhamdulillah rezeki mah ada aja," kata Iman.

'Seperak dua perak' duit yang dia kumpulkan, dibawanya untuk berkuliah di Garut. Bermodal motor tua warisan keluarga, Iman tancap gas menuju Garut untuk kuliah. Setelah kuliah, dia lantas pulang lagi ke Bandung.

Tidak cukup memang, ketika hanya mengandalkan duit hasil ngojek, untuk hidup. Sebab, dalam sehari, Iman butuh duit minimal Rp 50 ribu untuk bisa membeli bensin dan makan, selama dalam perjalanan Garut-Bandung yang ditempuhnya.

"Dari situ berpikir harus jualan. Karena kebetulan kakak jualan seblak, akhirnya saya ikut-ikutan jualan untuk tambah penghasilan," kata Iman.

Hal itu membawa dampak bagi finansial Iman, tapi tidak signifikan. Karena jarak yang terlampau jauh antara rumah dan kampus, Iman akhirnya memutuskan untuk tinggal di Garut. Beruntung, teman-temannya suportif. Dia diterima di kontrakan teman-teman untuk tinggal bersama, meskipun kadang nggak nyumbang apa-apa.

Untuk menyambung hidup, Iman berjualan di Garut. Dengan motor butut dan tanggungan alakadarnya, Iman keliling dari satu perkampungan ke perkampungan lain, berjualan aci gulung (cilung), jajanan khas tatar Pasundan yang ramai dijual di Garut.

Nasibnya jadi lebih baik? belum. Iman tetap berjuang dengan keadaan yang dia alami. Jualan tak laku, hingga nunggak bayaran ke kampus karena tak punya uang sepeserpun, dialaminya berulang kali.

"Jangankan untuk bayar kampus, untuk makan besok pun hari ini saya mikir.... Besok saya makan atau nggak. Tapi prinsipnya, saya hanya ikhlas berusaha. Perihal hasil atau tidak, Allah swt yang menentukan. Saya mah ikhlas aja jualan. Yang penting bisa untuk sehari-hari dan bagaimana caranya bisa cepat lulus kuliah," pungkas Iman.

(mso/mso)


Hide Ads