Sekolah Luar Biasa (SLB) merupakan penunjang pendidikan bagi teman-teman disabilitas di luar sana. Keberadaan SLB ini menjadi suatu hal yang sangat penting, karena menjadi sekolah yang diperuntukkan bagi anak-anak berkebutuhan khusus untuk mendapatkan hak pendidikannya.
Selain menjadi tempat untuk memperoleh hak pendidikannya, SLB juga menjadi simulasi bagi mereka untuk terjun ke masyarakat. Mereka dapat bertemu dengan teman sebaya, berinteraksi, dan bermain dengan rasa percaya diri tanpa adanya tekanan dari manapun.
Bahkan, SLB juga dapat menjadi tempat untuk mereka mencari dan menggali potensi yang dimiliki, karena pada dasarnya walau memiliki keterbatasan, teman-teman disabilitas memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa layaknya orang-orang pada umumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terdapat salah satu SLB di Kampung Babakan Sirna, Desa Raharja, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Memiliki cerita menarik di balik perkembangannya, yang bermula merupakan sebuah yayasan sosial swasta bernama SLB Plus Raharja, hingga akhirnya berkembang menjadi SLB Negeri Raharja.
Rofiqoheni selaku Kepala Sekolah mengatakan, SLB Plus Raharja Tanjungsari berdiri pada 2009. Pendiriannya atas dasar kurangnya SLB yang berkembang secara baik di Kecamatan Tanjungsari. Selain itu, banyaknya anak-anak disabilitas menumbuhkan rasa inisiatif Rofiqoheni untuk mendirikan SLB di lingkungan tersebut.
"Ada sih SLB di Tanjungsari, tapi berkembangnya kurang maksimal hingga akhirnya saya dan ketua yayasan membentuk sekolah lagi karena ternyata di sini banyak anak-anak yang memang disabilitas dan tidak semua terserap oleh satu SLB saja," ujar Rofiqoheni kepada detikJabar.
Perjuangan SLB Negeri Raharja
Rofiqoheni selaku Kepala Sekolah menceritakan perkembangan SLB Negeri Raharja dari awal pendirian hingga sekarang. Menggali banyak pengalaman dengan melakukan studi banding, melakukan banyak inovasi, hingga akhirnya dapat berkembang secara
"Alhamdulillah untuk perkembangan sendiri sangat bagus, karena memang baru jadi menunggu banyak pengalaman yang harus kita gali dari manapun, terakhir kita melakukan studi banding ke SLBN Cicendo, melihat perkembangan di sana bagaimana, penataan infrastruktur, manajemen penataan kelas, kemudian sikap guru-guru seperti apa," ucap Rofiqoheni.
"Alhamdulillah prestasi terus kita raih, guru-guru banyak melakukan inovasi untuk memajukan anak-anak sesuai dengan potensi yang dimiliki. Apakah potensi anak tersebut dalam hal mendengar, komunikasi, ekstrakurikuler baik itu olahraga, pramuka, seni, dan IT. Kemudian untuk guru-guru di sini pun, merupakan guru yang berilmu dasar Pendidikan Luar Biasa (PLB) yang mampu menggali potensi anak-anak," lanjutnya.
Berdirinya SLB Raharja ini tentunya ada atas dasar sokongan dari pemerintah. Bantuan mulai dari infrastruktur, alat-alat pendidikan, hingga dukungan moral yang diberikan. Dengan adanya bantuan tersebut, tentunya dapat meningkatkan rasa antusias para guru untuk memajukan anak-anak.
"Alhamdulillah hingga saat ini dukungan dan bantuan selalu ada. Bahkan bangunan sekolah ini baru dan ini merupakan bentuk dukungan yang sangat bagus dari segi infrastruktur, alat-alat pendidikan yang diberikan pemerintah. Hal ini tentunya meningkatkan rasa antusias kita untuk memajukan anak-anak, karena memang bantuan ini diharuskan untuk anak-anak, begitu kondisi sudah bagus, maka kita semua harus bisa menjaganya. Fasilitas yang berada di sekolah pun sudah layak bagi para disabilitas, semua sudah dikondisikan," ungkap Rofiqoheni.
Strategi Mengajar
Berbeda dengan guru lain pada umumnya, guru yang membidangi anak-anak luar biasa tentunya harus memiliki strategi khusus dalam melakukan kegiatan ajar mengajar. Seorang guru di SLB harus pandai dalam memahami karakter setiap anak, memiliki teknik dan cara untuk menguasai kelas.
"Kalau strategi pastinya otomatis, karena guru disini membidangi anak-anak berkebutuhan khusus. Dengan begitu para guru sudah dibekali ilmunya dan memang pembelajarannya secara individual. Walaupun pembelajaran dilakukan classical dalam kelas, tapi cara pembelajaran secara individual, jadi dalam satu kelas terdapat beberapa rombongan belajar, dan dalam beberapa rombongan tersebut terdapat pula beberapa guru," jelas Rofiqoheni.
"Maka seorang guru SLB harus pandai dalam memahami karakter setiap anak, karena setiap anak memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda, karena anak di SLB tidak bisa disama ratakan porsi pembelajarannya. Jadi guru SLB itu dibekali nya seperti itu, mereka punya teknik dan cara untuk menguasai kelas, maka satu guru dengan guru lainnya, kemungkinan memiliki teknik dan cara yang berbeda," lanjutnya.
Tidak hanya berfokus pada bidang akademik saja, SLB Negeri Raharja pun melakukan kolaborasi bersama beberapa pihak. Mulai dari Special Olympics Indonesia (SOINA) Kabupaten Sumedang, serta kerja sama dengan puskesmas setempat mengenai kesehatan anak-anak di SLB.
"Untuk kolaborasi dalam beberapa bidang. Misalkan dalam bidang olahraga, kita berkolaborasi dengan SOINA Kabupaten Sumedang. SOINA sendiri merupakan Special Olympics Indonesia yang membidangi olahraga untuk anak-anak tunanetra, anak-anak berkebutuhan khusus intelektual. Kemudian dengan puskesmas pun kita berkolaborasi. Pihak puskesmas secara berkala datang ke sini untuk memberikan gizi, imunisasi, vitamin, dan lain sebagainya," ucap Rofiqoheni.
Di akhir pembicaraan, Rofiqoheni menyampaikan harapannya untuk SLB Negeri Raharja kedepannya. Dirinya berharap akan ada perhatian lebih dari pemerintah terhadap SLB Negeri Raharja, dan juga kepada para tenaga pendidik yang ada.
"Dari sisi SDM, dengan adanya SLBN Raharja ini mudah-mudahan pemerintah memberikan atensi untuk pegawai honorer supaya segera diangkat menjadi P3K minimal, atau PNS. Kemudian dari sisi sekolah sendiri, supaya lebih diperhatikan agar lebih menunjang dan lengkap. Baik itu dari segi fasilitas maupun keamanan," pungkasnya.
(sud/sud)