Kala OSINT Dikenalkan Jadi Metode Investigasi di Dunia Jurnalistik

detikJabar Goes To Campus

Kala OSINT Dikenalkan Jadi Metode Investigasi di Dunia Jurnalistik

Siti Fatimah - detikJabar
Selasa, 19 Des 2023 18:17 WIB
Keseruan detikJabar Goes to Campus di UNPI, Cianjur, Selasa (19/12/2023).
Keseruan detikJabar Goes to Campus di UNPI, Cianjur, Selasa (19/12/2023). (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Cianjur -

OSINT atau Open Source Intelligence menjadi sebuah terobosan baru dalam investigasi di dunia jurnalistik. Metode itu dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengeksploitasi, dan menyebarluaskan sebuah informasi yang didapat dari sumber terbuka.

Di Kabupaten Cianjur, metode investigasi jurnalistik itu dikenalkan kepada ratusan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Putra Indonesia (UNPI), Selasa (19/12/2023). Tak hanya teori, para mahasiswa juga mempraktekkan langsung aplikasi OSINT dengan cara yang sederhana.

Materi mengenai Jurnalisme Digital: Mengungkap Fakta dengan OSINT itu disampaikan oleh Kepala Redaksi detikJabar Baban Gandapurnama dalam acara detikJabar Goes to Campus bertajuk 'Cianjur Gempur Hoaks di Era AI. Dia menjelaskan, hasil kegiatan jurnalistik yang disajikan dengan tambahan metode OSINT jauh lebih menarik dibanding berita pada umumnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini adalah metode bagaimana kita mengumpulkan kemudian menganalisis sebuah informasi dan dipublikasikan jadi produk jurnalistik karena informasi ini banyak. Data bisa berupa data foto, video, teks, rekaman suara, arsip digital, buku, hingga arsip koran. Semua bisa kita akses di era digital ini," kata Baban, Selasa (19/12/2023).

Dia mengatakan, dengan menggunakan metode OSINT maka pembaca dapat menemukan perspektif dan temuan baru di luar temuan umum yang berpaku pada hasil wawancara atau pernyataan pihak berwenang.

ADVERTISEMENT

Contohnya seperti kasus pembunuhan yang memakan korban anak di Cimahi. Selain mendapatkan informasi seputar peristiwa, metode OSINT juga memungkinkan seorang jurnalis untuk mengetahui profil pelaku kejahatan melalui proses profiling yang dilakukan dengan metode Social Media Intelligence (SOCMINT).

Baban menyebut, ada banyak tools yang bisa digunakan untuk menyaring topik di internet. Sehingga, kata dia, penulis berita dapat terhindar dari kekeliruan narasi atau false context yang dinilai lebih berbahaya dibandingkan hoaks.

Metode OSINT ini seakan menjadi sebuah jawaban atas pernyataan bahwa media sebagai industri dan para jurnalis yang tergabung di dalamnya, selalu dituntut agar dapat melihat lebih jauh ke depan guna memastikan produk yang mereka ciptakan terkalibrasi dengan kebutuhan informasi masyarakat.

Baban mengungkapkan, metode OSINT ini sudah ramai digunakan media internasional. Bahkan, mereka membentuk tim khusus digital forensik yang berfokus pada kegiatan investigasi menggunakan metode OSINT. Sayangnya, metode ini belum banyak digunakan di industri media dalam negeri.

"Di Indonesia, ke depan saya rasa media mainstream atau industri media butuh orang-orang yang mengerti dan terampil menggunakan OSINT, terutama di era digital yang sangat cepat ini. Saya yakin kalau terampil menggunakan alat (tools) ini menjadi salah satu poin di perusahaan," katanya.

"Untuk jurnalis dan penulis, ini sangat perlu dengan melakukan riset sederhana, bahannya banyak jadi tebal tulisannya. Pembaca mendapatkan informasi lebih. Kecerdasan sumber terbuka ini muncul sebagai ilmu jurnalistik. Sumber daya data yang sangat besar ditemukan dari jejaring sosial," ujar Baban menambahkan.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads