Upaya Atasi Krisis Pangan, Pemkab Garut Gelar Program B2SA Terpadu

Upaya Atasi Krisis Pangan, Pemkab Garut Gelar Program B2SA Terpadu

Anggita - detikJabar
Rabu, 25 Okt 2023 11:30 WIB
Diskominfo Pemkab Garut
Foto: Diskominfo Pemkab Garut
Jakarta -

Wakil Bupati Garut Helmi Budiman menggambarkan Gerakan Pangan B2SA Terpadu sebagai upaya yang menggabungkan empati, pendidikan, dan aksi harus dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Garut. Meskipun wilayah ini memiliki sumber daya alam yang cukup, krisis pangan tetap menjadi masalah yang dihadapi akibat keterbatasan daya kerja.

Lebih lanjut, Wabup Garut mengungkapkan rasa syukurnya karena di akhir masa kepemimpinannya bersama Bupati Garut Rudy Gunawan mereka berhasil meraih penghargaan dari pemerintah pusat berupa insentif fiskal sebesar Rp 25.4 miliar. Meski demikian, ini tidak menghentikan upaya Pemerintah Kabupaten Garut dalam mengatasi masalah kemiskinan dan stunting.

"Maka sampai hari ini pun kita merasakan imbas dari pada krisis pangan yang seringkali disampaikan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun dari pemerintah daerah," ujar Helmi dalam keterangan tertulis, Rabu (25/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu Helmi sampaikan dalam Gelar Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA) Terpadu bertajuk 'Berbagi Bakti Satu Dekade Rudy-Helmi' yang digelar dalam rangka Hari Pangan Sedunia. Acara ini digelar oleh Pemerintah Kabupaten Garut di Lapangan Trikarya, Kecamatan Sukawening, Kabupaten Garut, pada Selasa (24/10).

Menurut Helmi, penyelenggaraan Gelar Pangan B2SA Terpadu, yang mencakup acara Gelar Pangan Murah (GPM) menjadi salah satu usaha untuk mengatasi krisis pangan.

ADVERTISEMENT

"Pada hari ini kita terus melakukan upaya-upaya bagaimana terus menurunkan angka kemiskinan dan juga angka stunting, dengan kegiatan yang kita lakukan pada hari ini," lanjutnya.

Sementara itu, Direktur Pengawasan Penerapan Standar Keamanan dan Mutu Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Sri Nuryanti memberikan apresiasi atas upaya Pemkab Garut dalam menyelenggarakan acara gerakan terpadu ketahanan pangan, dalam bentuk GPM, Gerakan B2SA, dan fasilitasi registrasi Pangan Segar Asal Tumbuhan Produksi Dalam Negeri Usaha Kecil (PSAT-PDUK). Menurutnya, pangan yang memenuhi prinsip B2SA adalah investasi bagi kesehatan dan produktivitas manusia.

Sri menuturkan jika pola pangan baik yang berprinsip kepada B2SA akan menjadi investasi bagi manusia, karena memberikan asupan tubuh dengan pangan yang aman dan sehat untuk dikonsumsi, akan membuat hidup aktif dan produktif ke depannya.

Pada kesempatan ini, Sri mengajak semua pihak untuk menerapkan pangan B2SA dengan tiga langkah sederhana seperti memakan aneka pangan yang beragam dengan porsi cukup, memastikan bahan pangan aman, dan mendukung produk pangan lokal nusantara.

"Karena kalau tidak aman itu bukan pangan," tutur Sri.

Di sisi lain, Plt. Kepala DKP Kabupaten Garut Yani Yuliani juga menjelaskan tujuan dari Gerakan Pangan B2SA Terpadu ini yaitu untuk meningkatkan kualitas konsumsi gizi masyarakat, khususnya kelompok rentan gizi. Selain itu, gerakan ini juga bertujuan untuk mengembangkan potensi pangan lokal, mempermudah akses terhadap pangan, dan memastikan ketersediaan pangan aman dan berkualitas.

Kemudian kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kepedulian para pelaku usaha dalam menyediakan pangan yang aman dan berkualitas melalui pelayanan perizinan registrasi PSAT - PDUK serta pengujian pangan aman.

"Sasaran dari kegiatan ini, yaitu balita stunting, masyarakat dengan keterbatasan mengakses pangan B2SA, masyarakat dengan keterbatasan dalam menjangkau pangan," kata Yani.

Dalam Gerakan Pangan B2SA Terpadu ini, lanjut Yani, ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan yaitu gerakan makan B2SA yang dibagikan secara gratis, GPM, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita stunting di wilayah Kecamatan Sukawening, dan pelayanan perizinan registrasi PSAT - PDUK.

Dalam kegiatan ini, DKP Kabupaten Garut juga menyediakan 250 lunch box B2SA dan 156 PMT. Selain itu, dalam Gelar Pangan Murah (GPM), disiapkan 2 ton beras, 500 liter minyak goreng, 200 kg telur ayam, 100 kg terigu, dan 100 kg gula pasir.

Dengan upaya bersama ini, Pemkab Garut berharap dapat mengatasi krisis pangan dan meningkatkan kualitas gizi masyarakat, terutama mereka yang berada dalam kelompok rentan gizi.




(ega/ega)


Hide Ads