Food Bank Bandung: Olah Makanan Surplus Demi Kurangi Sampah

Food Bank Bandung: Olah Makanan Surplus Demi Kurangi Sampah

Hanifa Salsabila - detikJabar
Jumat, 13 Okt 2023 14:01 WIB
Proses pengemasan makanan surplus di Food Bank Bandung
Proses pengemasan makanan surplus di Food Bank Bandung (Foto: Hanifa Salsabila/detikJabar).
Bandung -

Sisa makanan adalah penyumbang sampah terbesar di Indonesia secara keseluruhan. Jawa Barat khususnya juga memiliki kasus serupa. Di mana, sampah sisa makanan berada di peringkat pertama sebagai komposisi sampah sebesar 41,62% dari total.

Dampak yang ditimbulkan banyak macamnya. Salah satunya adalah yang kebakaran. Belakangan terdengar banyak kabar tentang TPA (tempat penampungan akhir) yang terbakar. Penyebabnya adalah meledaknya gas metana di dalam tumpukan sampah. Gas metana umumnya ditemukan pada sampah sisa makanan.

Sebagai solusi, pihak pemerintahan mengajak masyarakat mengolah sampah dari rumah, menyelesaikan masalah sampah langsung dari sumbernya. Selain rumah tangga, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif juga menjadi salah satu penyumbang sampah makanan dalam jumlah besar. Industri pada sektor tersebut meliputi perhotelan dan jasa boga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk menjawab permasalahan tersebut, Food Bank Bandung hadir. Organisasi non-profit ini dicetuskan oleh sepasang suami istri bernama Gendhis dan Gumi. Mereka menyebutkan bahwa ide tentang Food Bank Bandung muncul setelah keduanya hidup lama di Belanda untuk melanjutkan studi sarjana strata dua.

Sebetulnya, Gendhis sudah memiliki perhatian khusus pada food waste Indonesia sejak masih duduk di bangku kuliah. Saat itu, Gendhis masih belum tahu tindakan apa yang harus ia ambil untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut.

ADVERTISEMENT

"Waktu itu saya banyak turun ke lapangan, wawancara pemulung. Dari situ tahu kondisi pekerja informal kaya pemulung itu, mereka kesulitan. Pada saat itu saya belum tau harus ngapain, maksudnya pengen bantu tapi belum ada ide mau ngapain," tutur Gendhis

Di Belanda, selagi Gumi menyelesaikan studi S3, Gendhis berkutat dengan sistem kerja food bank di Belanda. Ia mempelajari setiap aspek dan hal-hal yang diperlukan untuk menerapkan hal yang sama di kampung halaman.

"Akhirnya saya ingat pas waktu di Indonesia, kayaknya Food Bank ini diperlukan di Indonesia. Di satu sisi banyak banget ya orang yang membutuhkan. Di sisi lain banyak banget makanan yang terbuang percuma," lanjutnya.

Pada 2020, Food Bank Bandung pun secara resmi beroperasi. Kala itu, konsep volunteer belum diterapkan karena adanya pembatasan di masa pandemi. Baru pada Februari 2023 lah Food Bank Bandung menerima bantuan relawan.

"Karena kita mulainya 2020 pas COVID, jadi kita baru buka volunteer itu tahun ini, di Februari. Kalo sebelumnya sih cuma tim inti kita aja, karena juga pas awal-awal belum terlalu banyak juga makanan yg masuk ke food bank," katanya.

Kegiatan operasional Food Bank Bandung bersama relawan dimulai dengan penjemputan makanan (food rescue). Di sini, sebanyak 3-5 relawan menjemput makanan surplus dari hotel yang bekerjasama dengan FoodBank Bandung. Hingga saat ini, terdapat 4 hotel yang mendonasikan makanan surplusnya kepada Food Bank Bandung. Di antaranya Courtyard, Sheraton Hotel Bandung, Hotel Fourpoints by Sheraton, dan Moxy.

Kemudian, makanan tersebut diproses kembali menggunakan metode pengukusan atau pemanggangan. Biasanya, makanan yang perlu diproses kembali adalah makanan yang dibekukan oleh pihak hotel. Namun, ada pula makanan yang tidak perlu diproses kembali, seperti makanan surplus menu sarapan.

"Jadi ada beberapa hotel yang memang surplus foodnya itu disimpen terlebih dahulu di hotel, dibekuin. Nah sama kita di-reprocessing kembali dengan di-thawing pake oven, sama dikukus. Jadi tergantung jenis makanannya. Kalau yang di-rescue hari ini kita tinggal cek kualitasnya aja tanpa proses lanjutan lagi," jelas Gendhis.

Makanan yang diterima oleh Food Bank selalu melewati proses pemeriksaan kualitas. Beberapa relawan dan seorang pengurus akan mencicipi makanan dan menentukan kelayakannya. Jika makanan tersebut dinyatakan masih layak dimakan, proses selanjutnya adalah pengemasan. Lauk pauk dari hotel akan dikemas dalam kotak nasi ukuran kecil bersama nasi yang dimasak di warehouse. Selain nasi, juga ada karbohidrat yang sering diberikan oleh pihak hotel. Sebut saja kentang atau lontong.

Sementara hidangan penutup seperti pastry, roti-rotian, atau kue akan dikemas dalam kotak berukuran besar. Dalam proses pengemasan pun relawan diminta untuk tetap menjaga kehigienisan makanan dengan membagi tugas secara jelas. Relawan yang mengemas makanan berat tidak boleh menyentuh hidangan penutup. Begitu pun sebaliknya. Biasanya, Food Bank Bandung bisa menyediakan 80-100 porsi makanan per hari operasional.

Jika semua makanan sudah dikemas rapi, relawan akan dibagi tugas untuk mendistribusikan makanan ke beberapa yayasan yang sudah bekerja sama dengan Food Bank Bandung. Salah satunya adalah Panti Sosial Tresna Wredha.

Terlepas dari hotel yang bekerja sama dengan Food Bank Bandung, mereka juga menerima makanan surplus dari restoran. Seperti yang mereka terima pada Rabu (11/10/2023). Di sana terlihat beberapa makanan penutup dari restoran surabi ternama dan kafe kukis yang tengah naik daun. Selain di hari operasional, jasa boga manapun bisa mendonasikan makanannya lewat kesepakatan waktu.

"Kalau memang ada yang mau ngirim makanan, sebenarnya kalau di luar hari Sabtu dan Rabu bisa by appointment," kata Gendhis.

Gendhis berharap, usahanya untuk meningkatkan ketahanan pangan lewat organisasi ini bisa dimanfaatkan oleh berbagai sektor. Gendhis ingin agar Food Bank Bandung dapat menjadi jembatan antara sektor yang memiliki makanan surplus dan orang-orang yang membutuhkan makanan.

"Bagi seluruh pelaku bisnis, rumah tangga juga yang berpotensi menghasilkan surplus itu, bisa memanfaatkan food bank sebesar-besarnya. Untuk memberikan makanan surplusnya agar dikelola dgn baik oleh food bank. Agar kita juga bisa memberikan kpd orang-orang yang memang membutuhkan," tutup Gendhis.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads