Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat bergerak cepat mengusut kasus keracunan massal yang terjadi di Garut dan Bandung Barat. Sampel makanan yang diduga jadi penyebab keracunan langsung dibawa ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda).
Seperti diketahui, puluhan warga Garut dan Tasikmalaya mengalami keracunan setelah menyantap jajanan sate kulit sapi atau sate jebred. Hingga hari ini, Kamis (12/10/2023) ada 39 orang yang keracunan dan tiga diantaranya meninggal dunia.
Sedangkan di Kabupaten Bandung Barat, 20 siswa SDN 1 dan 2 Cimerang, Padalarang juga keracunan. Mereka mengalami gejala seperti mual, muntah, dan pusing setelah mengonsumsi yoghurt.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Bidang P2P Dinkes Jabar Rochadi mengatakan, sampel sate jebred dan yogurt yang menyebabkan keracunan massal di Garut dan Bandung Barat telah dibawa untuk diperiksa.
"(Sudah) diperiksa, tapi kan butuh waktu karena ini kan kultur yah, kultur kumannya yah," kata Rochadi saat dihubungi.
Dia menyebut, pemeriksaan uji laboratorium terhadap sampel sate jebred dan yoghurt memerlukan waktu 3-4 hari ke depan. Setelah itu dia memastikan Dinkes Jabar akan mengumumkan hasilnya.
"Ya butuh tiga hari empat hari kan dia tumbuh berkembang, nunggu tumbuh apa engga gitu," ujarnya.
Lebih lanjut, Rochadi mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan sementara, yoghurt yang membuat siswa SDN 1 dan 2 Cimerang keracunan masih layak dikonsumsi. Karena itu, uji laboratorium diperlukan untuk memastikan penyebab keracunan.
"Itu belum kadaluarsa. Sedang diteliti lebih lanjut dulu dari mana sumbernya. Jadi kita belum bisa menyimpulkan, karena kalau arahnya kadaluwarsa, belum kadaluwarsa," jelasnya.
(bba/yum)