Inovasi dan kreativitas dari masyarakat Majalaya tak pernah padam. Selain terkenal dengan industri tekstil sarung, kini muncul kreasi baru berupa kerajinan kulit dan kayu.
Kreasi ini dilakukan oleh warga bernama Rukman Nurhakim (39). Pria yang karib disapa Deden ini menggeluti kerajinan kulit dan kayu dari rumahnya di Kampung Kondang, RT 05 RW 10 Blok B, Desa Majalaya, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung.
Baca juga: UMKM Bangkit Lewat Pasar Kreatif Bandung |
Deden mampu menghasilkan karya-karya berkelas di sebuah ruangan yang biasa dirinya sebut workshop. Ruangan tersebut tak memiliki ukuran besar, namun sumber cuan kerap hadir di ruangan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kecintaannya terhadap dunia kulit dan kayu membuat dirinya terus menekuni usaha tersebut. Nama Mokuzai Indonesia dipilih Deden untuk menamai usahanya.
"Kalau Mokuzai ini dari tahun 2016. Kemudian saya cari nama, akhirnya saya tertarik sama nama si Mokuzai. Memang makna dari bahasa Jepangnya adalah kayu. Saya memang menyukai bahan kayu dan kulit," ujar Deden, saat ditemui detikJabar, Jumat (7/4/2023).
Ragam hasil karya tercipta. Kreativitas itu dilakukan Deden secara manual menggunakan tangannya sendiri.
"Untuk sekarang kita lebih fokusnya ke bahan baku kulit. Kaya gelang, dompet, clutch, pouch, id card. Jadi lebih ke kelas-kelas aksesoris yang gede," katanya.
Usaha Deden terbilang sukses. Produknya sudah terbang ke berbagai provinsi di Indonesia bahkan sudah ke luar negeri.
"Kalau Mokuzai penjualannya sudah dari Sabang hingga Merauke. Terus ada juga repeat order dari Malaysia, dari event-event lah," jelasnya.
Deden mematok harga yang cukup terjangkau untuk setiap kerajinan kulit atau kayu. Dari yang termurah gelang Rp 25 hingga bagpack yang harganya bisa sampai Rp 6 juta.
"Jadi memang yang banyaknya yang order itu kostum satuan. Kaya kemarin orderan dari Jakarta lebih suka dikostum steampunk. Jadi saya bisa memenuhi sesuai dengan permintaan pembeli kostum itu," katanya.
Hasik dari usahanya membuat cuan mendekat.Deden kini bisa menghasilkan pedapatan hingga ratusan juta rupiah.
"Pendapatan per bulan paling kecil sekitar Rp 2 juta. Kalau besarnya pernah bisa sampai Rp 50 juta hingga Rp 100 juta. Pernah kita mengalami penjualan hingga segitu," tuturnya.
Proses Pembuatan
Deden mengungkap proses pembuatan kerajinan berbahan kulit dan kayu. Memang tak sebentar,Deden butuh waktu hingga satu hari untuk menyelesaikan karyanya.
"Kalau di kulit tergantung apa yang dipesan. Misalnya dompet, bisa aja dari pagi sampai sore. Soalnya tergantung bahan bakunya," bebernya.
"Kalau si kayu kita sedang fokus ke box mahar aja. Sesuai dengan permintaan kita acc. Pengerjaannya sekitar dua minggu lah," lanjutnya.
Kerajinan kulit Mokuzai memiliki bahan dasar dari kulit sapi. Beberapa bahan kulit tersebut berasal dari limbah produksi yang besar. Kemudian kerajinan kayu berasal dari kayu pinus dan jati. Namun bukan bahan baku yang baru, jadi kayu-kayu yang udah lama.
Baca juga: Jurus Ciamis Tekan Inflasi Jelang Lebaran |
Deden menambahkan saat ini peran pemerintah terhadap usahanya masih terbilang minim. Makanya dirinya lebih baik berjuang secara mandiri dalam bertahan diusaha tersebut.
"Kalau si Mokuzai dari 100 persen, baru sekitar 8 persen lah peran pemerintahnya. Itu juga alhamdulillah lah untuk dalam kondisi sekarang," tegasnya.
(dir/dir)