Sudah 14 tahun, Yadi Supriyadi konsisten menjaga kelestarian Sungai Cikapundung, Kota Bandung. Selama belasan tahun itu pula, tak terhitung berapa ton sampah yang sudah Yadi angkut bersama komunitasnya dari sungai yang memiliki panjang 28 kilometer tersebut.
Perkara menjaga sungai memang merupakan tanggung jawab bersama. Bukan hanya menjadi tugas dari pemerintah saja, karena masyarakat di sekitarnya juga harus memiliki kesadaran dan niat yang kuat untuk menjaga kelestarian sungai. Sebagaimana jargon 'wariskan sungai untuk anak cucu kita', Sungai Cikapundung pun harus bisa dirawat dan butuh aksi nyata untuk menjaganya.
Berangkat dari kepedulian itu, Yadi akhirnya memutuskan terjun langsung untuk menjaga Sungai Cikapundung. Terhitung, ia memulainya pada 2009 lalu. Maka tak heran, pria yang memiliki dua orang anak ini sekarang memiliki julukan sebagai 'Penjaga Sungai Cikapundung'.
Saat ditemui detikJabar belum lama ini, Yadi bercerita niatnya mengabdi menjaga Sungai Cikapundung berawal dari hobinya sebagai seorang pecinta alam. Setelah hilir mudik menyerap ilmu jelajah gunung hutan hingga panjat tebing, 2009 menjadi tahun pertama Yadi memutuskan untuk berkecimpung menjaga Sungai Cikapundung.
"Tadinya mau jadi atlet, karena suka manjat. Tapi dipikir tidak cocok. Akhirnya nyoba ke ngurus sungai, dan Alhamdulillah sampai sekarang saya bertahan ngurus walungan (sungai)," kata Yadi kepada detikJabar.
Memutuskan terjun mengurus Sungai Cikapundung ternyata bukan perkara mudah. Apalagi saat itu, Yadi masih ingat jika Sungai Citarum, induk Sungai Cikapundung mendapat label sungai terkotor di dunia.
Tapi bagaimana pun, tekad Yadi sudah bulat. Perlahan ia mulai mengajak rekan-rekannya sesama anggota pecinta alam maupun dari profesi lain untuk berbuat aksi nyata demi menjaga kelestarian Sungai Cikapundung.
Aksi pertama yang Yadi dan komunitasnya lakukan adalah membersihkan Sungai Cikapundung dari hulu, tengah hingga ke hilir. Menggunakan media tubing atau ban bekas, Yadi mulai melakukan Gerakan pertamanya membersihkan Sungai Cikapundung dari sampah.
"Pertama turun bebersih sungai itu pakai media tubing, kukuyaan disebutnya sama anak-anak mah. Itu pertama sama komunitas lokal. Tekniknya penyisiran sampah, dari hulu kita sisir sampai ke bawah. Terus kita alirkan sampai ke hilir, baru di hilir diangkat semua," ungkapnya.
Bak gayung bersambut, di tahun yang sama, Pemkot Bandung di bawah pimpinan pasangan Dada Rosada-Ayi Vivananda juga sedang menggagas program pelestarian Sungai Cikapundung. Yadi kemudian turut dilibatkan pada program tersebut yang dikomandoi langsung oleh Ayi Vivananda.
Kolaborasi antaraYadi dengan Pemkot Bandung kemudian digulirkan.Yadi saat itu tak hanya ditugaskan untuk membersihkan SungaiCikapundung. Namun juga membantu pembentukan komunitas-komunitas lokal di sepanjang aliran SungaiCikapundung mulai di KecamatanCidadap, Coblong, BandungWetan hingga Sumur Bandung.
(ral/mso)