Mahasiswa Elektro UPI Buat Jaringan Internet di Blank Spot Arjasari Bandung

Mahasiswa Elektro UPI Buat Jaringan Internet di Blank Spot Arjasari Bandung

Wisma Putra - detikJabar
Minggu, 27 Nov 2022 14:30 WIB
Mahasiswa Elektro UPI membuat jaringan internet di wilayah blank spot Arjasari Kabupaten Bandung.
Mahasiswa Elektro UPI membuat jaringan internet di wilayah blank spot Arjasari Kabupaten Bandung. (Foto: Wisma Putra)
Bandung -

Ruangannya cukup kecil, hanya berukuran 3x3 meter, ruangan tersebut digunakan sebagai tempat untuk menyimpan server Internet. Di ruangan kecil itu, internet disalurkan ke 100 lebih pengguna yang tinggal di wilayah blank spot yang ada di Desa Arjasari, Kacamatan Arjasari, Kabupaten Bandung.

Adalah Muhammad Randi Alwi pengagas internet masuk desa yang ada di desa. Pemuda yang masih berumur 23 tahun dan masih berkuliah di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ini berhasil membantu banyak warga di Desa Arjasari mendapatkan jaringan internet.

Jaringan internet yang dibuat Randi dinamai Arjasari Net, jaringan internet ini dibuatnya sejak tiga bulan lalu dan memiliki tujuan agar warga yang tinggal di wilayah blank spot dapat menikmati jaringan internet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

DetikJabar berkesempatan dengan Mahasiswa UPI Jurusan Tehnik Elekto angkatan Tahun 2017 itu di tempat yang dijadikan server Arjasari Net di Desa Arjasari, Jumat (25/11/2022).

Randi mengatakan, di ruangan server ini terdapat alat bernama OLT, OLT ini merupakan alat untuk menyalurkan jaringan internet, dalam OLT itu ada empat SFP atau port, satu port bisa digunakan untuk 64 pengguna dan di satu OLT ini ada empat port sama dengan bisa digunakan oleh 256 pengguna.

ADVERTISEMENT

"Arjasari Net, digagas tiga bulan lalu, bulan Juli. Perencanaan di bulan Januari atau pas pandemi dan ada permintaan dari pihak desa, baru terealisasi bulan Juli," kata Randi membuka perbincangan.

Selain itu, di alat OLT tersebut terdapat mikrotik yang dapat membagi pengaturan kecepatan dari internet ini. "1 port bisa digunakan untuk 64 pelanggan dan ada 4 port. Kalau sudah full tinggal tambah OLT. Jadi satu OLT itu 256 orang, itu bisa tambah lagi tinggal tumpuk lagi OLT nya," terang Randi sambil memperlihat server Internet tersebut kepada detikJabar.

Untuk di Desa Arjasari ini, Randi menyebut baru satu unit OLT yang digunakan karena jumlah penggunanya masih di bawah 200 pengguna. "Pengguna sekarang mencapai 114 ada di 11 RW di satu desa," ujarnya.

Randi mengungkapkan, jika di Desa Arjasari ini masih banyak wilayah yang blank spot dan tidak terakses oleh provider internet lain. Menurut Randi, internet dari provider lain baru dapat diakses oleh warga yang tinggal di pinggir Jalan Arjasari-Ciparay, sementara untuk warga yang tinggal ke dalam gang atau kampung terpencil di Desa Arjasari belum terakses. Melihat peluang itu, Randi pun memanfaatkan kesempatan itu untuk membangun infrastruktur jaringan internet ini.

"Sebagian, masih banyak yang blank spot, jangankan internet provider kartu perdana juga banyak yang belum terjangkau. Apalagi ke daerah Seke yang benar-benar enggak ada sinyal," ungkapnya.

Randi menambahkan, pengguna internet ini berasal dari kalangan warga yang memiliki anak usia sekolah dan pengusaha yang berjualan secara online. "Kebanyakan yang memiliki anak sekolah terutama, terus pengusaha," tambahnya.

Perbedaan dengan Internet Lain

Randi penggagas internet masuk desa di Desa Arjasari mengatakan jaringan internet yang dibuatnya, memiliki perbedaan dengan provider internet lain.

"Perbedaannya ini dedicated, kalau yang biasa itu broadband biasanya 20 mbps itu gak murni 20 mbps, kalau ini murni karena kita ngambilnya dedicated atau internet corporate," ungkap Randi.

Bahkan, kecepatan dan harga paket jaringan internet yang dibuatnya ini memiliki harga lebih murah di bawah dari pada provider lain.

"Kalau provider lain mengakses google.com 12 tahapan, kalau ini 9 tahapan jadi cepat. Harga perbandingan di bawah (lebih murah), beda 10-15 persen," jelasnya.

"Paket paling murah 5 mbps Rp 211.000 sudah sama pajak, paling mahal 30 mbps Rp 356.000," tambahnya.

Menurut Randi, Arjasari Net kerjasama dengan Lintas Jaringan Nusantara (LJN) yang berpusat di Karawang. Sistem kerjasama yang dilakukan yakni kemitraan dari mulai penyediaan jaringan internet hingga perizinan diurus oleh pihak LJN.

"Sistiemnya kita bermitra, perizinan semua kita nge-sub ke LJN itu, ini berizin. Kita terima bandwidht, kita ambil dari Metro Telkom yang urus LJN," ucap Randi.




(wip/tey)


Hide Ads