Guru Besar Unpad Raih Penghargaan Langka dari Luar Negeri

Guru Besar Unpad Raih Penghargaan Langka dari Luar Negeri

Bima Bagaskara - detikJabar
Rabu, 09 Nov 2022 03:10 WIB
Guru Besar Unpad Popy Rufaidah.
Guru Besar Unpad Popy Rufaidah. (Foto: dok. Unpad)
Bandung -

Prof Popy Rufaidah yang merupakan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran (Unpad) berhasil meraih penghargaan langka bagi orang Indonesia, yaitu 'Star of Excellence Award' dari America-Eurasia Center di Washington D.C. Amerika.

Popy yang juga merupakan Atase Pendidikan dan Kebudayaan di KBRI Washington menjadi satu-satunya orang Indonesia yang mendapatkan penghargaan bergengsi tersebut.

America-Eurasia Center sendiri merupakan sebuah organisasi wadah pemikir (think tank) tertua yang bereputasi di Amerika Serikat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penghargaan ini berbeda dengan sebelumnya. America-Eurasia Center memberikan apresiasi atas apa yang telah dilakukan KBRI melalui Atikbudnya dalam memperkuat hubungan dengan AS dan menyatukan para Atikbud sehingga terbentuk Asosiasi Atikbud se-AS di Washington, D.C.," kata Popy dalam keterangannya, Selasa (8/11/2022).

Popy terpilih mendapat penghargaan tersebut setelah dinobatkan sebagai sosok yang telah menginisiasi pembentukan asosiasi bagi para Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atikbud) dari berbagai perwakilan kantor kedutaan besar di Amerika Serikat.

ADVERTISEMENT

Inisiasi yang dilontarkan Popy tersebut telah digaungkan pada pertemuan yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri AS, bidang Pendidikan dan Kebudayaan di Washington, D.C. pada awal Januari 2020 lalu.

Meski terkendala pandemi, apa yang dilakukan Popy berbuah manis. Pada 25 Mei 2022 resmi terbentuk Asosiasi Atase Pendidikan dan Kebudayaan Amerika Serikat/Washington Educational & Cultural Attaché Association (WECAA).

"Kiprah ini yang dianggap America-Eurasia Center sebagai sesuatu yang perlu diapresiasi karena belum pernah ada asosiasi seperti ini," ujar Popy yang juga menjadi Presiden pertama WECAA.

Masih kata Popy, WECAA jadi wadah untuk memperkuat diplomasi pendidikan dan kebudayaan antar negara duta dengan Amerika Serikat. Sebagai orang Indonesia pertama yang memperoleh penghargaan itu, Popy mengaku terkejut dan senang bisa memperoleh penghargaan ini.

Bahkan penghargaan ini biasa diberikan kepada Duta Besar dan perusahaan bergengsi AS. Popy sendiri kini telah menyelesaikan tugasnya sebagai Atikbud pada September 2022 kemarin.

"Saya sangat surprise, dapat kabar ketika sudah pulang. Suatu kejutan happy ending sebagai Atdikbud, karena apa yang dilakukan selama di AS ternyata ada yang memberikan apresiasi," ungkapnya.

Ia juga menuturkan, bekerja sebagai Atikbud di negara adi daya sejak 2018 tentunya memiliki tantangan tersendiri. Salah satu tugasnya ialah meyakinkan mitra di Amerika Serikat bisa bekerja sama di bidang Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

"Tinggal bagaimana kita proaktif, Amerika Serikat negara yang sangat menghargai kompetensi dan keunggulan yang dimiliki setiap seseorang, hal tersebut perlu dipresentasikan dengan sebaik-baiknya. Siapa yang bisa menyampaikan dan meyakinkan itu bisa menjadi penguat penjalin kerjasama," jelas Popy.

Saat ini Popy kembali menjalankan tugasnya sebagai Guru Besar bidang Marketing dan Manajemen Strategis di Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Unpad.

"Saat ini, sharing session pengalaman yang hampir empat tahun diperoleh selama di AS dilakukan pada beragam pihak di kalangan perguruan tinggi dan instansi terkait di Indonesia, khususnya dalam rangka peningkatan hubungan kerja sama Indonesia dengan AS," tutup Popy.

(bba/orb)


Hide Ads