Bandung AIDS Coalition, Semangat Kolaborasi Bantu ODHA

Ngariung

Bandung AIDS Coalition, Semangat Kolaborasi Bantu ODHA

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Rabu, 25 Mei 2022 08:58 WIB
Kunjungan BAC ke kantor detikJabar
Kunjungan BAC ke kantor detikJabar (Foto: Anindyadevi Aurellia/detikJabar).
Bandung -

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan penyakit yang perlu mendapat perhatian khusus. Penanganannya tidak biasa dan penyakit ini memang belum bisa disembuhkan. Maka, perlu ada edukasi mengenai pencegahan serta pengobatan agar kondisi penderita tak memburuk dan bisa hidup normal.

Dalam usaha ini, Bandung AIDS Coalition (BAC) mewadahi berbagai komunitas yang berkaitan dengan gerakan peduli HIV/AIDS. Meski berbeda komunitas, namun misi mereka sama yakni berusaha memberikan edukasi dan pendampingan pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) maupun mereka yang beresiko.

"Kami terbentuk dari berbagai komunitas, berusaha untuk memberikan edukasi dan pendampingan. Agar semakin banyak yang sadar, rutin untuk melakukan tes HIV AIDS supaya bisa kami bantu penjangkauan pengobatannya," ujar Anton Eka, salah satu perwakilan BAC dari Female Plus saat menemui detikJabar, Selasa (24/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BAC mewadahi lembaga peduli HIV/AIDS dari berbagai kalangan, seperti dari LBTQ, Keluarga Berencana, pengguna NAPZA suntik, maupun heteroseksual yang memiliki resiko terkena AIDS.

"Kami memiliki visi yang sama yakni salah satunya 959595. Program ini menargetkan 95 persen orang yang beresiko harus di test HIV, 95 persen orang yang positif harus minum ARV, serta 95 persen keberhasilan penurunan angka virus melalui program ARV," tutur Adhiet yang mewakili Jaringan Positif Indonesia.

ADVERTISEMENT

Target tersebut direncanakan berhasil pada tahun 2030. Sampai tahun ini, angka capaian ketiga program tersebut baru menyentuh angka 37 persen untuk nasional dan 40 persen khusus untuk penanganan di wilayah Bandung.

"Kami berusaha untuk menggandeng teman-teman agar tidak sembunyi dari stigma yang ada. Kami ingin membantu karena meski pendampingan dari pemerintah dengan ARV sudah cukup baik, namun belum merata. Masih ada yang belum tahu, juga ada beberapa titik yang belum terjangkau. Sehingga ada penderita yang harus bolak-balik berobat dengan lokasi faskes yang jauh," terang Ganjar S, mewakili Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) wilayah Bandung.

Mereka berniat akan membuat beberapa program serta menggalakkan perluasan edukasi HIV/AIDS, juga edukasi untuk masyarakat luas agar tak mengkerdilkan orientasi seksual tertentu. Mereka berharap dengan keaktifan seluruh lini masyarakat, mampu menggapai Triple Zero.

"Kami berharap bisa terwujud Nol angka penderita, Nol angka penularan, dan Nol untuk angka penderita yang meninggal. Maka kami berusaha pelan-pelan memudarkan stigma negatif tentang LGBTQ. Agar mereka yang beresiko tak sembunyi, sehingga dapat tahu info lebih banyak dan menyehatkan diri sama-sama," pungkas Anton.

(aau/mso)


Hide Ads