Meriahnya bulan suci Ramadan tidak hanya dirasakan oleh umat islam saja. Contohnya, seperti yang dilakukan komunitas Forum Pemuda Lintas Iman (Fopulis), Gusdurian Sukabumi Raya dan Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kota Sukabumi yang menyebarkan perdamaian sekaligus menyisihkan sebagian rezekinya untuk berbagi takjil gratis.
Susana kerukunan antar pemeluk agama terasa kental dalam perkumpulan tersebut. Tanpa memandang iman yang dianutnya, para pemuda pemudi itu berkumpul di Aula Gereja Santo Joseph Jalan Suryakencana, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi.
Ketua Fopulis Kota Sukabumi, Randi Sulaeman mengatakan, mulanya kegiatan tersebut digelar dalam rangka mengkampanyekan kerukunan umat beragama. Diawali dengan dialog lintas iman kemudian ditutup bagi-bagi takjil kepada para pengguna jalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kegiatan yang sama akan digelar pada hari Jumat mendatang di wilayah Cikembar. Polanya masih sama, yaitu membeli takjil dari pedagang kecil, itu kita borong kemudian kita bagikan kepada pengguna jalan. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua elemen yang terlibat," kata Randi belum lama ini.
Koordinator Gusdurian Sukabumi Raya Herlan Heryadie menambahkan untuk menciptakan kerukunan antar perbedaan perlu adanya satu sikap adab agar para pemeluk agama dan keyakinan dapat tetap saling menghargai dan menjunjung tinggi prinsip masing-masing. Tak lupa, ia pun mengulas singkat tentang sembilan nilai utama Gusdur dalam merawat dan memelihara kebhinekaan.
Menurutnya, apabila adab dalam perbedaan hilang maka yang muncul adalah ego dan dominasi masing-masing. Pihaknya menilai, zaman kini sudah seharusnya menghilangkan sikap ego soal mayoritas dan minoritas.
"Sudah saatnya saling merangkul, karena itu perlu adanya satu sikap dan adab agar kita tetap dalam prakteknya menghargai dan menjunjung tinggi prinsip masing-masing," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Herlan juga mengajak para pemuda lintas iman untuk melakukan kampanye pesan damai melalui platform media sosial masing-masing.
"Jika masih ada yang menyebar kebencian, kita harus bisa menyebarkan pesan damai, salah satunya melalui media sosial masing-masing. Sesekali bisa diselipkan humor supaya kita ini tidak terlalu tegang, karena kurang humor orang ini seringkali gampang tersinggung dan marah," ujarnya.
(mso/bbn)