Siapa tak kenal Voice of Baceprot (VoB) grup band metal yang digawangi trio hijabers kini jadi buah bibir lantaran aksi memukau mereka dalam membawakan lagu cadas. Berasal dari kampung, mereka kini goes International.
Perjuangan Voice of Baceprot meraih tangga kesuksesan bukan isapan jempol belaka. Grup band yang digawangi Firdda Kurnia (vokalis), Euis Siti (drum) dan Widi Rahmawati (bassis) itu melewati jalan terjal sebelum seterkenal sekarang.
Mereka diketahui berasal dari Kecamatan Singajaya, sebuah daerah terpencil yang berada di pelosok hutan wilayah selatan Kabupaten Garut, Jawa Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kisah terciptanya VoB berawal sekitar tahun 2013, di sebuah sekolah kecil bernama SMPN 2 Singajaya. Seorang guru bernama Cep Ersa Eka Susila Satya yang menginisiasinya.
Berawal dari Grup Pengiring Musik Teater di Sekolah
Jauh sebelum dikenal hebat dengan tiga personelnya sekarang, VoB ternyata dulunya terkenal sebagai sebuah grup pengiring musik teater di sekolah.
"Sebelum jadi tiga orang seperti sekarang, VoB dulu ada 15 orang. Kemudian 7 orang sampai akhirnya 3 orang," kata Erza saat berbincang dengan detikjabar, Sabtu (26/3/2022).
Personel VoB dulunya berjumlah 15 orang. Kemudian sekitar tahun 2014 berkurang menjadi 7 orang dan pada tahun 2015 menjadi tiga orang dan bertahan hingga saat ini.
![]() |
Faktor izin orang tua menjadi penyebabnya. Hingga akhirnya, hanya tiga personel saja yang bertahan. "Bukan salah orang tuanya, tapi salah saya yang tidak bisa meyakinkan orang tua," ucap Erza.
VoB terbentuk dari inisiasi Bah Erza yang menyalurkan keresahan para pelajar terkait masalah sosial khas remaja menjadi kegiatan bermusik. Para personel mencurahkan semua keresahannya lewat bermain musik.
Maka tak heran, hingga kini lagu-lagu VoB banyak bertema mengenai keresahan terkait fenomena sosial yang terjadi di masyarakat.
Sekitaran tahun 2016, Voice of Baceprot kemudian memberanikan diri mengikuti berbagai kompetisi musik baik tingkat lokal, maupun tingkat regional. Bahkan mereka sudah punya lagu sendiri.
"Sebetulnya sejak awal, menciptakan lagu. Tapi karena saya melihat kalau ikut kompetisi nyanyi lagu sendiri biasanya susah menang, makanya cover," katanya.
Sempat Dapat Bullying
Sebelum seterkenal sekarang, langkah mereka tidaklah mulus. Mulai dari fasilitas yang seadanya hingga akses yang jauh dari pusat kota menjadi rintangan.
Tak hanya itu, mereka juga kerap mendapat bullying dan cercaan dari para penikmat musik. Topik klasik mereka jadi bahan ejekan salah satunya lantaran berhijab namun memainkan musik cadas.
Di balik ejekan tersebut, para personel berhasil membuktikan. Perlahan tapi pasti, Voice of Baceprot kini membungkam mulut para pembenci lewat karya-karya mereka yang luar biasa.
Tak hanya pecinta musik dalam negeri. Kini, para penggemar musik cadas dunia juga disuguhkan oleh karya-karyanya. Hal tersebut dibuktikan dengan maraknya konser musik yang diikuti VoB di luar negeri.
![]() |
Nama VoB kini bahkan tak lagi dipandang sebelah mata. Mereka mulai memberanikan diri mengarungi industri di bawah manajemen yang profesional saat ini. Di akhir perbincangan, Erza menitip pesan bagi para personel VoB.
"Jadilah manusia merdeka," tutup Erza.
(yum/bbn)