Suara Keluarga Rizki yang Jadi Korban TPPO di Kamboja

Yuga Hassani - detikJabar
Selasa, 18 Nov 2025 16:16 WIB
Ayah dari korban, Dedi Solehudin (42) dan nenek korban, Imas Siti Rohanah (52) saat memperlihatkan foto korban. (Foto: Yuga Hassani/ detikJabar)
Bandung -

Alih-alih menjadi pemain bola di Medan, seorang remaja, Rizki Nur Fadhilah (18) malah menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Kamboja. Bahkan saat ini kondisinya kerap disiksa hingga keluarga meminta bantuan pihak terkait.

Hal tersebut disampaikan sang nenek korban, Imas Siti Rohanah (52) saat ditemui di Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa (18/11/2025). Terlihat para keluarga masih syok dan menginginkan Rizki bisa segera pulang.

Harapan keluarga itu disampaikan melalui video yang diunggah di sosial media. Dalam video tersebut terdengar suara lirih Imas meminta bantuan kepada para pemangku kebijakan di Indonesia.

Dalam pengakuannya, remaja tersebut ditawari untuk seleksi sepak bola di salah satu klub ternama di Kota Medan. Namun alih-alih seleksi, remaja tersebut malah dibawa oleh orang yang mengaku manajemen klub ke negara Kamboja.

Imas mengaku sebelumnya telah berkoordinasi dengan aparat setempat. Kemudian setelah itu melaporkan peristiwa yang dialaminya ke dinas ketenagakerjaan (Disnaker), Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bandung, hingga ke KBRI.

"Awalnya ada respons, katanya Rizki sudah ditangani dan sudah sampai ke kementerian. Tapi karena anaknya terus mengeluh, kami khawatir. Jadi kami putuskan untuk memviralkannya," kata Imas.

Pihaknya menginginkan kejelasan terkait penanganan kasus anaknya. Dengan harapan cucunya tersebut bisa segera ditemukan dan dibawa pulang ke Indonesia.

"Kami berharap cucu kami bisa cepat dipulangkan dalam keadaan sehat. Kami minta semua pihak terkait, terutama pemerintah, membantu memulangkannya secepat mungkin," katanya.

Anaknya tersebut diketahui diajak oleh salah satu kenalannya yang mengaku sebagai manajemen salah satu klub di Kota Medan. Sosok tersebut dikenal melalui sosial media Facebook.

"Sudah dicegah juga oleh keluarga, tapi tetap saja mau pergi. Kakeknya bilang, kalau begitu, nanti setelah Fadhil sampai Jakarta, telepon Aki. Besoknya memang ada yang menelepon, katanya untuk seleksi masuk PSMS untuk gabung SSB Sparta FC di Medan," ucap Imas.

Setelah itu keluarga dikabari bahwa anaknya sudah ada di Medan. Namun setelah itu tidak ada kabar dan tiba-tiba sudah ada di negara Kamboja.

"Pada tanggal 4 November, ibunya memberi tahu ayahnya bahwa anaknya sudah berada di Kamboja. Kami sempat sangat kaget. Kami tidak tahu bagaimana dia bisa sampai diiming-imingi seperti itu. Yang jelas, dia berbohong pada kami dengan alasan pergi untuk seleksi bola," bebernya.

Selama di Kamboja, Cucunya tersebut dipekerjakan sebagai penipuan daring. Dengan targetnya adalah orang luar negeri untuk mengelabui supaya melamukan transfer keuangan.

"Dia sering mengirim WA, sering DM. Katanya kondisinya mengkhawatirkan. Dia sering disiksa. Dia juga diiming-imingi, katanya setelah tiga hari kerja bisa dapat iPhone. Jadi mungkin dia tertekan, bingung, dan akhirnya ikut saja," ungkapnya.

"Dia bilang kerjaannya menipu orang-orang China lewat komputer. Padahal dia tidak bisa komputer. Mungkin karena sering salah, dia dihukum lagi dan lagi. Kalau komunikasi dengan keluarga, dia sembunyi-sembunyi di kamar mandi," tambahnya.

Dia menambahkan selama di Bandung pernah mengikuti Sekolah Sepak Bola (SSB) Hesebah. Kemudian pernah mengikuti Persib Junior atau Diklat Persib Bandung.

"Posisinya kiper. Sekarang baru lulus sekolah, sedang menunggu ijazah," tuturnya.

Imas mengungkapkan sang cucu dalam kesehariannya kerap bersama pamannya yang berada di Baleendah. Kemudian ayahnya bekerja di Kota Bandung dan ibunya bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hongkong.

"Dia tidak manja, tapi mungkin karena ibunya di Hongkong dan ayahnya bekerja, dia banyak menghabiskan waktu bersama pamannya. Pamannya punya usaha cokelat, jadi dia sering bantu-bantu di sana. Selain itu, dia latihan bola. Sehari-harinya seperti anak-anak lain," pungkasnya




(sud/sud)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork