Isu Santet yang Membawa Petaka di Tapanuli Tengah

Kabar Regional

Isu Santet yang Membawa Petaka di Tapanuli Tengah

Tim detikSumut - detikJabar
Kamis, 25 Sep 2025 14:15 WIB
Ilustrasi teluh.
Ilustrasi santet (Foto: Ilustrasi menggunakan Gemini AI)
Tapanuli Tengah -

Peristiwa tragis mengguncang warga Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Seorang pria berinisial RP (53) meregang nyawa setelah dikeroyok massa akibat tuduhan santet.

Peristiwa itu terjadi di Dusun III, Desa Bungo Tanjung, Kecamatan Barus, Selasa (23/9/2025) sekitar pukul 05.00 WIB.

Awalnya, seorang warga membawa anaknya yang sakit ke seorang dukun untuk berobat. Dalam ritual yang dilakukan, sang dukun mengaku melihat sosok RP sebagai orang yang diduga menyantet anak tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya ada salah satu masyarakat, bapak-bapak, anaknya sakit, terus dibawa bapak-bapak ini anaknya berobat ke dukun," kata Kasubsi PID Seksi Humas Polres Tapteng Ipda Dariaman Saragih, Rabu (24/9/2025), seperti dilansir detikSumut.

ADVERTISEMENT

Kabar itu pun cepat menyebar di kampung. Beberapa warga yang percaya dengan ucapan sang dukun mulai menaruh curiga pada RP. Sayangnya, dugaan tersebut tidak pernah terbukti secara nyata. Polisi menegaskan hal itu hanyalah bagian dari kepercayaan lokal yang tidak bisa dipastikan kebenarannya..

"Tapi kan buktinya nggak ada, kepercayaan-kepercayaan masyarakat lokal," ujarnya.

Amarah Warga Memuncak

Namun, amarah massa terlanjur membara. Sekitar 20 orang warga, sebagian menutup wajahnya, mendatangi rumah RP pada malam kejadian. Rumah korban lebih dulu dilempari batu puluhan kali sebelum akhirnya ia dipaksa keluar.

Keterangan dari saksi, yaitu anak korban, bahwasanya dilihat dia malam hari itu, beberapa pelaku ada memakai penutup kepala, namun ada beberapa yang tidak memakai penutup kepala, sehingga anaknya ini mengenali. Makanya dia memberikan keterangan kepada polisi. Makanya pihak kepolisian bisa menangkap salah satu dari beberapa terduga pelaku," jelasnya.

Begitu pintu dibuka, RP diseret ke belakang rumah. Ia dipukuli menggunakan kayu, lalu dibawa ke area persawahan. Di sanalah ia kembali dianiaya dan dilempari batu hingga meninggal dunia.

Polisi bergerak cepat setelah menerima laporan. Seorang terduga pelaku berinisial AWS (25), warga setempat, berhasil ditangkap. Sementara pelaku lainnya masih dalam proses pengejaran.

"Proses penyelidikan masih berlangsung untuk menangkap pelaku-pelaku lain yang terlibat dalam penganiayaan ini," kata Kapolsek Barus Iptu Mulia Riadi.

Namun, penangkapan itu sempat membuat sekelompok warga mendatangi Polsek Barus untuk meminta agar pelaku dibebaskan. Beruntung, situasi bisa diredam dan kondisi kembali kondusif.

Hingga kini, polisi masih mendalami kasus ini. Dugaan sementara, pemicu utama pengeroyokan adalah isu santet yang berkembang di masyarakat. "Peristiwa diduga dipicu isu santet," jelasnya.

Artikel ini telah tayang di detikSumut. Baca selengkapnya di sini.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads