'Jangan Lupa Makan', Pesan Terakhir Dea ke Suami Sebelum Dibunuh ART

'Jangan Lupa Makan', Pesan Terakhir Dea ke Suami Sebelum Dibunuh ART

Dian Firmansyah - detikJabar
Kamis, 14 Agu 2025 14:20 WIB
TKP IRT Ditemukan Tewas di Purwakarta
TKP IRT Ditemukan Tewas di Purwakarta (Foto: Dian Firmansyah/detikJabar)
Purwakarta -

'Jangan lupa makan'. Kalimat itu jadi pesan terakhir yang disampaikan Dea Permata Kharisma (27) kepada suaminya Fery Riyana (38) sebelum tewas dihabisi asisten rumah tangganya Ade Mulyana (26).

Pada Selasa (12/8) pagi sekitar pukul 10.00 WIB, Fery yang tengah bekerja tak pernah terpikirkan akan mengalami mimpi buruk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski berjarak 8 kilometer dari kantor dan rumahnya, Fery masih tetap berkomunikasi melalui ponselnya. Namun, Fery merasa janggal saat pesannya tak lagi berbalas.

"Jam 11an istri itu apa ngasih tahu mau beli makan siang. Itu masih sama pelaku. Fine-fine aja. 'Hujan nggak di bawah? Aku tanya, 'Hujan gede' (jawab Dea) Dan nggak lama nanya, 'Udah makan belum?' belum masih kerja (jawab Fery). Ya udah jangan lupa makan. Itu dari istri. Itu chat terakhir. Dan hujan gede di bawah. Dan itu kayaknya sedang dieksekusi oleh pelaku, enggak ada kabar lagi pokoknya dari situ," ujar Fery ditemui di rumah mertuanya, Kamis (14/08/2025).

ADVERTISEMENT

Sekitar pukul 13.30 WIB, Ade Mulyana tiba-tiba mendatangi Fery di tempat kerjanya. Saat itu, kata Fery, Ade menunjukkan wajah kepanikan dan memberitahu Dea sedang dikepung di dalam rumah. Fery lantar menginformasikan ke grup RW.

"Ayo Mas, cepat-cepat. Sambil gemetar biasalah (kayaknya akting), awalnya enggak curiga. Nah, ketika lagi di perjalanan, saya tanya, gimana deh kronologinya? dia bilang Ada mau mobil putih, plat nomornya B1070 tiga orang turun ke bawah, satu (kecurigaan) sampai ingat gini plat nomornya," tuturnya.

"Terus lu ngapain keluar? Kok bisa ninggalin Mbak Dea bukan diam di rumah? Disuruh Mbak Dea, "Mas beli susu. Dua (kejanggalan) karena istri saya Enggak suka minum susu, kalo kopo iya doyan," katanya menambahkan.

Fery pun merasa janggal dengan sikap Ade. Terlebih saat tiba di rumah, Ade menyebut jika kunci hilang dan menyarankan menggunakakn kunci yang disatukan dengan gantungan kunci motor.

"Oke kunci itu janggal juga, kemudian aneh istri saya gak keluar, biasanya mendengar bunyi atau saya pulang pasti buka gordeng dulu sebelum buka pintu, ini gak ada sama sekali, pikiran udah mulai panik," imbuh Fery

Saat memasuki ruangan, Fery melihat istrinya sudah tergeletak di bawah dengan bersimbah darah. Tubuhnya di tutup kain dan wajahnya sudah alami luka.

"Ade (pelaku) gak masuk rumah tuh, dia malah guling-guling di depan saat tahu istri saya meninggal, dia pukul-pukul kepalanya sendiri kayak stres gitu," ungkap Fery.

Kejanggalan selanjutnya melihat kondisi CCTV yang kabelnya di cabul dari dalam rumah. Sehingga kondisi CCTV, ia juga memastikan tidak ada pintu atau jendela yang terbuka.

"Aneh kan, kejanggalan ke lima. CCTV kabelnya gak nyambung ke listrik, pintu semua tertutup, wah ini orang dalam kata saya teh. Terus saya melihat di lantai ada jejak kaki yang ada darahnya. Istri saya kakinya kecil nah itu jejaknya besar, kaki yang besar itu ya Ade," bebernya.

Fery tetap tenang saat situasi panik. Dia menjaga Ade Mulyana agar tetap dalam pengawasannya karena saat itu ia sudah mencurigai ada sangkut-pautnya dengan dia.

"Polisi datang, dan saya di tanya curiga ke siapa, saya jawab ke Ade, ke Fadel dan istri fadel. Ade karena kejanggalan, Fadel karena curiga yang cerita ancaman itu Fadel dan istrinya, saya langsung di bawa akenpolres dan baru boleh pulang jam 4 subuh," pungkasnya.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads