"Meninggal dunia, informasi yang kami terima sekitar pukul 20.45 WIB malam tadi. Saat menerima kabar malam itu sudah berkumpul di rumah korban. Saya juga sudah mau tidur, kok ada orang pakai motor ke sini, memberikan kabar kalau bu Dedeh meninggal dunia," kata Abah Apendi, tetangga korban di rumah duka, Selasa (14/1/2025).
Pihak kepolisian juga mengkonfirmasi kabar tersebut, diketahui kasus hukum peristiwa tersebut saat ini sudah mulai bergulir ke kejaksaan.
"Iya kita akan koordinasikan dengan Jaksa Penuntut Umum (JPU) karena berkas perkara sudah tahap satu," kata Kasat Reskrim Polres Sukabumi AKP Ali Jupri.
Suasana duka langsung terasa saat jasad Dedeh disemayamkan sejenak, selepas itu almarhumah langsung dimakamkan di TPU Kampung Panyindangan, tak jauh dari rumah duka. Sebuah harapan muncul dari pihak keluarga, sesak di dada melihat kepergian Dedeh untuk selamanya berbuah keinginan hukuman seberat-beratnya untuk pelaku.
"Adik saya sampai meninggal dunia, kami tidak bisa lagi bertemu dengannya. Saya berharap pelaku dihukum seberat-beratnya," ucap Cecep kakak kandung almarhumah. mengungkapkan rasa duka mendalam atas kepergi
Saat ini kata Cecep keluarga hanya bisa menerima kenyataan pahit ini dengan penuh kesedihan.
"Harapan kami sekarang hanya bisa menerima kesedihan saja. Kehilangan adik saya yang paling bontot ini sangat berat bagi keluarga," tuturnya dengan suara bergetar.
Kapolsek Nagrak Iptu Asep Suhriat mengatakan jasad Dedeh telah dipulasarakan di rumah duka Kampung Dukuh Nara, Desa Pawenang, Kecamatan Nagrak.
"Hari ini, kami mendapatkan informasi terkait meninggalnya korban. Jenazah telah dibawa ke kediamannya dan dipulasarakan di rumah duka," ujar Asep saat ditemui di lokasi.
Terkait perkembangan kasus, Asep menjelaskan bahwa penanganan utama berada di Polres Sukabumi.
"Hasil penyelidikan dan pasal yang disangkakan terhadap pelaku sepenuhnya ditangani oleh Polres Sukabumi. Kami hanya memberikan penghormatan kepada keluarga korban," tambahnya.
Diketahui, dalam kasus ini, Dedeh menjadi korban utama yang meninggal dunia akibat penyiraman air keras. Dua anaknya, M. Sarif (18) dan Angga Juliani Suakir (12), masih menjalani perawatan intensif di RS Hasan Sadikin, Bandung.
"Saat ini, satu orang masih dirawat di rumah sakit," jelas Asep.
Penyiraman air keras yang dilakukan oleh mantan suami korban, Gagan (59), terjadi pada Minggu (29/12/2024). Selain melukai korban dan kedua anaknya, peristiwa ini juga menyebabkan luka pada sejumlah tetangga. Gagan langsung diamankan oleh polisi setelah insiden tersebut. (bba/sud)