Cekikan Maut Iwan Doggy Habisi Nyawa Wanita Yogya

Jabar Sepekan

Cekikan Maut Iwan Doggy Habisi Nyawa Wanita Yogya

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 01 Des 2024 19:30 WIB
Iwan Doggy, tersangka pembunuhan perempuan di Kawalu Tasikmalaya saat digelandang polisi.
Iwan Doggy, tersangka pembunuhan perempuan di Kawalu Tasikmalaya saat digelandang polisi. Foto: Istimewa
Bandung -

SK alias Iwan Doggy terlihat lesu, dengan wajah lesu dan langkah terpincang sakit hati melatari pria itu menghabisi nyawa P wanita asal Jogjakarta. Iwan mencekik P hingga tewas dan membuang mayatnya di jurang atau kebun sekitar Gunung Putri Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya pada Minggu (17/11/2024) silam.

Langkah Iwan Doggy terpincang akibat timah pas yang disarangkan petugas ke arah kakinya. Awalnya kasus ini terbilang gelap, apalagi mayat korban ditemukan dalam kondisi membusuk tanpa identitas apapun. Sampai akhirnya titik terang ditemukan polisi yang langsung menyimpulkan wanita itu diduga korban pembunuhan, pihak kepolisian pun telah berhasil menangkap seorang pria yang diduga terkait dengan kasus tersebut.

"Ya benar anggota Satreskrim telah mengamankan seorang pria terkait dengan kasus temu mayat di Kawalu," kata Kasi Humas Polres Tasikmalaya Kota Ipda Jajang Kurniawan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya yang bersangkutan (pria diamankan) adalah terduga kasus pembunuhan," kata Jajang, kala itu petugas belum mengungkap idetitas pria tersebut.

Keterangan Jajang kemudian dikuatkan oleh Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya Kota AKP Herman Saputra. "Iya pria yang diduga pelaku pembunuhan mayat perempuan di Kawalu sudah kami amankan, yang bersangkutan sedang menjalani pemeriksaan intensif di Mapolres," kata Herman, Rabu (27/11/2024).

ADVERTISEMENT

Setelah serangkaian pemeriksaan, sosok pria yang ditangkap akhirnya terungkap. Ia berinisial SK alias Iwan Doggy warga Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya. Dia ditangkap polisi saat dalam pelariannya. Sementara korban diketahui berinisial P warga Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Pelaku dan korban ini sebelumnya saling mengenal, bahkan kenal dekat. Herman mengatakan, sejauh ini motif tersangka menghabisi korban dipicu akibat sakit hati. Namun dia belum membeberkan detail ketersinggungan macam apa yang membuat SK sampai tega menghabisi korban.

"Sementara ini motif tersangka membunuh korban akibat sakit hati," kata Herman.

Selain diduga melakukan pembunuhan, tersangka juga melarikan mobil milik korban.

"Saat kejadian keduanya memakai mobil punya korban, mobilnya dibawa tersangka sempat dijual," kata Herman.

Dalam operasi pengejaran pelaku pembunuhan ini, Herman turun langsung memimpin anggotanya. Selama berhari-hari, perburuan pelaku pembunuhan ini menyasar ke wilayah Garut selatan hingga wilayah Kabupaten Bandung.

Dalam drama penangkapan, SK mendapatkan hadiah timah panas polisi. Saat digelandang ke Mapolres, SK tampak terpincang-pincang akibat luka tembak di kedua kakinya.

"Iya pria yang diduga pelaku pembunuhan mayat perempuan di Kawalu sudah kami amankan, yang bersangkutan sedang menjalani pemeriksaan intensif di Mapolres," kata Herman, Rabu (27/11/2024).

Pelaku dan korban ini sebelumnya saling mengenal, bahkan kenal dekat. Herman mengatakan sejauh ini motif tersangka menghabisi korban dipicu akibat sakit hati. Namun dia belum membeberkan detail ketersinggungan macam apa yang membuat SK sampai tega menghabisi korban.

"Sementara ini motif tersangka membunuh korban akibat sakit hati," kata Herman. Selain diduga melakukan pembunuhan, tersangka juga melarikan mobil milik korban.

"Saat kejadian keduanya memakai mobil punya korban, mobilnya dibawa tersangka sempat dijual," kata Herman.

Polisi terus mengorek keterangan dari pria inisial SK alias Iwan Doggy, tersangka kasus pembunuhan P seorang perempuan pengusaha warga Sleman Yogyakarta. Kronologis kasus pembunuhan keji itu pun mulai terurai.

Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Herman Saputra membeberkan sedikit kronologi kejadian pada Sabtu (16/11) malam itu. Diceritakan, saat itu Iwan Doggy menemui korban P di rumahnya di Sleman. Dalam pertemuan itu pelaku dan korban terlibat percakapan, yang salah satunya membahas mengenai rencana pengasuhan kedua anak Iwan.

"Jadi si tersangka ini punya 2 anak, yang satu usia sekitar 5 tahun yang satu lagi usia sekitar 10 tahun," kata Herman di Mapolres Tasikmalaya Kota, Kamis (18/11/2024).

Entah akibat tertekan oleh kondisi ekonomi atau ada motivasi lain, saat itu percakapan membahas mengenai penyerahan pengasuhan anak bungsu Iwan kepada seorang kenalan korban warga Wonogiri.

"Korban memberi saran, agar anak bungsu pelaku diserahkan untuk diadopsi oleh kenalan korban. Sementara anak yang besar akan diasuh dan dibesarkan oleh korban. Kemudian korban juga menawarkan agar tersangka bekerja di tempat anak korban di Bali," kata Herman.

Pertemuan pada malam itu juga sekaligus menanti kedatangan kenalan korban yang akan datang untuk mengadopsi anak tersangka.

Percakapan antara pelaku dan korban itu berlangsung hingga Minggu (17/11) dini hari. Namun semua rencana atau saran yang disampaikan oleh korban, rupanya tak disetujui oleh Iwan Doggy.

Pada momen ini korban yang awalnya niat menolong atau memberi solusi atas masalah hidup Iwan Doggy, diduga naik pitam. Dia mengucapkan kata-kata makian, bahkan hingga meludahi tersangka.

"Pengakuan tersangka seperti itu, dia mengaku diludahi oleh korban, kemudian ada kata-kata yang dianggap membuat sakit hati," kata Herman.

Cekcok mulut itu kemudian berganti menjadi kontak fisik. Puncaknya tersangka mencekik korban hingga lemas atau pingsan.

Iwan sendiri saat itu mengira korban sudah meninggal dunia. Dalam situasi itu dia memutuskan untuk membopong korban ke dalam mobil.

"Korban yang sudah tak sadarkan diri diangkut ke mobil, mobil milik korban. Kemudian dia bergerak ke arah Tasikmalaya," kata Herman.

Di momen itu Iwan juga mengajak kedua anaknya. Itu berarti kedua anak tersangka menyaksikan bapaknya mengangkut korban yang tak sadarkan ke dalam mobil.

"Ya anaknya ikut, waktu itu tersangka bilang ke anaknya bahwa dia bertengkar dan akan membawa korban ke rumah sakit," kata Herman.

Selanjutnya dini hari itu tersangka mengendarai mobil bergerak menembus sepinya jalan ke arah Tasikmalaya. Dua anaknya dan korban yang pingsan ada di dalam mobil.

Namun saat tiba di sekitar wilayah Kebumen, korban siuman, dia langsung berontak dan berteriak-teriak.

Karuan Iwan Doggy panik, dia langsung menyergap korban. Dia kembali mencekik korban hingga benar-benar meninggal dunia.

"Di daerah Kebumen korban siuman dan berteriak, saat itu tersangka kembali mencekiknya, diduga saat itu korban meninggal dunia," kata Herman.

Tersangka kemudian melanjutkan perjalanan menuju Tasikmalaya dan menuju ke wilayah selatan Tasikmalaya.

"Tersangka ini panik, kemudian membuang mayat korban di daerah Gunung Putri Kawalu. Korban dibungkus dengan selimut sebelum dilemparkan dari jalan raya," kata Herman.

"Si pelaku menuding korban mau menjual anaknya, pengakuan dia seperti itu. Itu katanya yang membuat dia sakit hati," jelas Herman, Kamis (28/11/2024).

Dua momen eksekusi terjadi dalam kasus pidana berat itu, pertama di rumah korban, dimana korban dicekik hingga tak sadarkan diri. Momen kedua terjadi di sekitar Kebumen atau dalam perjalanan menuju Tasikmalaya. Korban yang siuman, langsung dicekik hingga benar-benar meninggal dunia.

Jenazah korban dibuang tersangka di jurang atau kebun sekitar Gunung Putri Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya pada Minggu (17/11/2024).

Selanjutnya jenazah korban ditemukan warga dan diselidiki polisi pada Jumat (22/11/2024) dalam kondisi yang mengenaskan. Jenazah korban mengalami pembusukan, sehingga polisi mengawali penyelidikan dengan melakukan autopsi.

"Hasil autopsi cocok, dokter memperkirakan kematian korban sekitar 5-6 hari sebelum ditemukan. Itu kan kebun, lembab, jadi pembusukan lebih cepat," kata Herman.

Herman yang memimpin langsung penyelidikan dan perburuan ini mulai mengerahkan segala kemampuan untuk menyingkap kasus yang menyita perhatian publik ini

"Ya saya harus turun langsung, agar anggota saya termotivasi. Kita kerja tim, kita kejar berhari-hari sampai ke Garut selatan dan Bandung," kata Herman.

Iwan Doggy sendiri usai membuang mayat korban langsung kabur ke arah Tasikmalaya selatan hingga ke wilayah Pameungpeuk Garut.

Dalam pelariannya, Iwan Doggy sempat menjual mobil korban. Beberapa hari di Pameungpeuk dia kemudian geser ke wilayah Nagreg Kabupaten Bandung.

"Mobil korban dia jual, untuk modal kabur. Jadi dari Pameungpeuk dia naik elf (mikrobus) ke Bandung. Nah waktu mobilnya istirahat di daerah Nagreg, kita sikat," kata Herman.

(sya/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads