Empat orang pelaku yang terlibat dalam kasus terbunuhnya Diki Jaya (21), anak sebatang kara di Kabupaten Sukabumi, hanya bisa menunduk saat digelandang personel Satreskrim Polres Sukabumi ke meja konferensi pers.
Mereka adalah, Nopal alias N (19) yang menjadi pelaku utama yang menusuk Diki, kemudian Gilang Maulana alias GM (20) dan Juanda (18) yang berperan mengangkat tubuh korban, serta Erni (49). Berikut fakta-fakta yang dihimpun detikJabar dari kasus tersebut.
1. Terpengaruh Minuman Keras
Kapolres Sukabumi, AKBP Samian menyebut, motif pembunuhan akibat adanya kesalahpahaman antara pelaku dan korban yang berujung pada terbunuhnya korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Motif dari tidak pidana ini diawali adanya salah paham pada saat korban dan pelaku mengonsumsi minuman keras bersama-sama. Kemudian dari salah paham itu pelaku mengambil sebilah pisau dapur kemudian ditusukkan di bagian leher sebelah kiri korban," kata Kapolres Samian didampingi Kasat Reskrim AKP Ali Jupri, Senin (7/10/2024).
2. Korban Ditusuk 3 Kali
Kapolres Samian juga mengungkap, setelah korban ditusuk di leher lalu tidak berdaya di telungkupkan oleh pelaku dan kembali ditusuk sebanyak dua kali di punggung. "Motifnya adalah salah paham pada saat minum-minuman keras, secara bersama-sama," imbuh Samian.
3. Dua Pelaku Berstatus Ibu-Anak
Polisi mengamankan para pelaku masing-masing Nopal alias N (19) yang menjadi pelaku utama yang menusuk Diki, kemudian Gilang Maulana alias GM (20) dan Juanda (18) yang berperan mengangkat tubuh korban, serta Erni (49) yang menyuruh Noval untuk memindahkan mayat Diki.
Noval dan Erni sendiri berstatus ibu dan anak, Erni adalah pemilik warung kopi dan makanan ringan di kawasan Kampung Wisata Katapang Condong, Desa Citepus.
"Noval adalah pelaku utama yang menusuk korban, saat itu dua pelaku lain bersama Noval sempat mengubur jasad Diki di pesisir pantai. Namun saat itu, Erni sebagai ibu pelaku sempat menegur," kata Kapolres Sukabumi, AKBP Samian kepada detikJabar, Senin (7/10/2024).
4. Erni Minta Anaknya Pindahkan Mayat Diki
Terkait teguran yang dimaksud, Erni sempat mengingatkan jika mayat dikubur di pantai maka akan diketahui orang lain dan kepolisian.
"Pada saat pelaku utama setelah melakukan tindak pidana pembunuhan kemudian bersama tersangka GM dan juga J melakukan penguburan, kemudian datanglah tersangka E yang memberikan nasihat bahwasannya itu akan mudah diketahui oleh masyarakat dan akan mudah diketahui oleh pihak kepolisian, bahwa merekalah yang melakukan tindak pidana menghilangkan nyawa orang lain, maka atas saran dari E tiga tersangka tersebut melakukan pengangkatan kembali," jelas Samian.
5. Pengakuan Pelaku
Saat jumpa pers, Erni terlihat kebingungan, beberapa kali ia celingukan, tangannya terikat bersama Gilang teman dari Noval putranya. Kepada detikJabar, ia mengaku tidak tahu saat korban dibunuh.
"Saya enggak tahu (saat korban dibunuh), ibu mah cuma begini waktu mencari anak saya (Noval), saya suruh pulang, karena enggak pulang karena saya lagi sakit sampai nyari ke pantai. Sampai di pantai lihat dia (Gilang) panik, kayak yang panik," kata Erni.
Erni saat itu melihat putranya dan dua pelaku lain, ia kaget melihat gundukan. Erni kemudian bertanya dimana Diki berada.
"Ibu pas baliknya kaget ada gundukan pasir, tanya lagi si Gilang, kata ibu si Diki mana itu mah, si Diki yang dikubur. Saya menangis menjerit, awalnya enggak tahu kalau itu Diki, dengkul saya langsung lemas, namanya pulang dari rumah sakit. Saya suruh pindahin, hanya begitu aja setelah itu enggak tahu lagi," tutur Erni.
6. Sederet Barang Bukti
Polisi mengamankan sejumlah barang bukti dari kejadian tersebut, selain pakaian yang dikenakan korban, sebilah pisau dan cangkul.
"Barang bukti yang sudah kita amankan di antaranya satu buah pisau, satu buah cangkul yang digunakan pada saat melakukan penguburan mayat korban kemudian satu buah jaket warna hitam dan satu buah kaos warna merah milik korban celana panjang levis warna hitam," jelas Samian.
Cangkul sendiri dijadikan barang bukti karena sebelum dibuang, mayat korban sempat dikubur di pasir. Namun karena merasa tidak aman, jasad korban kemudian dibawa ke Cisolok dan dibuang di pinggir Jalan Raya Sukabumi-Banten.
"Korban sempat akan dikubur di pasir namun karena dirasa tidak aman atau khawatir akan mudah ketahuan akhirnya korban dilakukan penggalian kembali. Kemudian oleh para pelaku dan sepeda motor dibawa kurang lebih 15 kilometer dari TKP awal dibuang di daerah Cisolok tepatnya di jurang ya ke dalam yang kurang lebih 5 meter," pungkas Samian.
(sya/iqk)