Kebrutalan Pelaku 'Nagenan' Terungkap Saat Habisi Ghazwan Pesepakbola

Kebrutalan Pelaku 'Nagenan' Terungkap Saat Habisi Ghazwan Pesepakbola

Faizal Amiruddin - detikJabar
Jumat, 27 Sep 2024 20:23 WIB
Rekonstruksi Ungkap Kebrutalan Pengeroyok Pelajar di Tasikmalaya
Rekonstruksi Ungkap Kebrutalan Pengeroyok Pelajar di Tasikmalaya (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Polres Tasikmalaya Kota menggelar rekonstruksi kasus penganiayaan yang menyebabkan seorang pelajar Ghazwan Ghaisan (14) meninggal dunia.

Dari proses reka ulang adegan itu, terungkap detik-detik pengadangan dan penganiayaan keji yang dilakukan oleh 9 tersangka, di Jalan Letjen Mashudi Kelurahan Setiajaya Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya pada Minggu (22/9/2024) dini hari.

Ada 2 adegan mengerikan yang diduga menjadi penyebab kematian korban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yakni ketika salah seorang tersangka memukulkan batang kayu ke bagian kepala korban, saat masih berada di atas sepeda motor.

Kemudian adegan 21 yang memperlihatkan salah seorang tersangka menghujamkan batu seukuran bola sepak, ke kepala korban yang sudah terkapar tak berdaya.

ADVERTISEMENT

Sebagaimana diketahui polisi telah menetapkan 9 orang tersangka dalam kasus ini. Sembilan orang tersangka itu terdiri dari 3 orang dewasa dan 6 orang anak di bawah umur.

Tiga tersangka dewasa terdiri dari pria berinisial CM (22), DMY (19) dan AMA (18). Sementara 6 tersangka anak di bawah umur, masing-masing berinisial K (15), AF (16), RR (16), AS (17), MF (16) dan AJ (17). Semuanya merupakan warga Kelurahan Setiajaya Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya.

Proses rekonstruksi sendiri tidak dilakukan di lokasi kejadian, tapi digelar di halaman belakang Mapolres Tasikmalaya Kota, Jalan Letnan Harun. Pertimbangan keamanan dan kondusifitas menjadi alasannya.

Jalannya rekonstruksi juga hanya dilakukan oleh 3 orang tersangka dewasa, sementara 6 tersangka anak di bawah umur diperankan oleh pemeran pengganti.

Berawal dari Pesta Miras

Dari adegan pertama diketahui, rangkaian kejahatan itu rupanya diawali dengan pesta minuman keras (miras) yang digelar di dekat kantor Kelurahan Setiajaya.

Setelah itu mereka bergerak ke jalan raya, kemudian salah seorang dari tersangka mengajak teman-temannya untuk "nagenan". Ini adalah istilah Sunda yang digunakan anak-anak Tasik untuk aktivitas mengincar atau melakukan pengadangan.

Para tersangka itu beranjak ke median jalan sambil mempersiapkan bongkahan batu dan sebilah bambu.

Sasaran pertama adalah seorang pengendara motor jenis Sonic berknalpot bising. Salah seorang tersangka melemparkan bambu ke jalan, tersangka lainnya melempar batu. Tapi meski sempat oleng, pengendara Sonic ini lolos.

Bebek Berknalpot Bising

Tak lama berselang, korban datang dengan mengendarai sepeda motor bebek berknalpot bising. Korban Ghazwan di depan, sementara korban Fajri dibonceng.

Pola pengadangannya sama, pelaku melemparkan sepotong bambu sehingga tergilas motor korban, sehingga oleng. Pelaku lainnya melemparkan batu.

Namun kali ini salah seorang tersangka membawa sepotong kayu dan menghantam kepala Ghazwan yang sedang berusaha mengendalikan sepeda motornya.

Motor terjatuh, Ghazwan jatuh dengan posisi duduk. Sementara Fajri terlempar ke depan dan langsung terkapar.

Adegan selanjutnya menunjukkan para tersangka memukuli korban Ghazwan dengan tangan kosong, sehingga dia yang semula dalam posisi duduk jadi terkapar.

Di momen inilah terjadi aksi brutal, seorang tersangka mengambil batu dari median jalan dan menghujamkan ke kepala korban.

Setelah itu sebagian tersangka juga menendang Fajri yang sejak awal terkapar tak berdaya.

Ratusan masyarakat menyambut haru kedatangan jenazah Ghazwan, remaja yang ditemukan tewas di jalanan Kota Tasikmalaya.Ratusan masyarakat menyambut haru kedatangan jenazah Ghazwan, remaja yang ditemukan tewas di jalanan Kota Tasikmalaya. Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar

Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Herman Saputra mengatakan total ada 30 adegan dalam rekonstruksi tersebut. "Secara umum berjalan lancar, apa yang diperagakan dalam rekonstruksi sesuai dengan BAP sebelumnya," kata Herman.

Dia menargetkan berkas perkara bisa dilimpahkan ke kejaksaan pekan depan. "Target kami pekan depan bisa diselesaikan pemberkasannya. Ini kan sebagian pelaku anak di bawah umur," kata Herman.

Jalannya rekonstruksi dihadiri oleh sebagian perwakilan keluarga korban. Ibu korban, Risa terlihat membawa dan menunjukkan jersey dan kaos tim. Raut kesedihan terlihat dari wajahnya.

(yum/yum)


Hide Ads