Tiga Nyawa yang Melayang di Tasikmalaya gegara Knalpot Bising

Tiga Nyawa yang Melayang di Tasikmalaya gegara Knalpot Bising

Faizal Amiruddin - detikJabar
Kamis, 26 Sep 2024 11:00 WIB
Wakapolres Batang Kompol Raharja (kiri) mengecek knalpot brong hasil operasi di Satlantas Polres Batang, Jawa Tengah, Minggu (14/1/2024). Satlantas Polres Batang berhasil mengamankan 189 knalpot brong hasil operasi motor selama sebulan yang melanggar aturan dan tidak sesuai ketentuan untuk memberikan keamanan serta kenyamanan warga saat berkendara di jalan, terutama saat masa kampanye Pemilu 2024 dan untuk mewujudkan Kabupaten Batang Zero Knalpot Brong. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/foc.
Ilustrasi motor berkenalpot bising. (Foto: ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra)
Tasikmalaya -

Kasus kematian Ghazwan Ghaisan M Syakir (14), pelajar yang ditemukan tewas di Jalan Letjen Mashudi Kota Tasikmalaya, Minggu (22/9/2024) dini hari menyita perhatian publik Tasikmalaya.

Pihak kepolisian berhasil mengamankan sembilan tersangka perilaku brutal itu. Dari hasil penyelidikan terungkap bahwa korban menjadi sasaran aksi pengadangan motor berknalpot bising yang dilakukan oleh para pelaku.

Berdasarkan catatan detikJabar, sebelumnya ada dua kasus serupa yang terjadi di Kota Tasikmalaya. Artinya sudah ada tiga pengendara sepeda motor berknalpot bronk yang tewas di jalanan, akibat sasaran aksi main hakim atau perilaku brutal sekelompok orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut ulasan tiga kasus tewasnya pengguna knalpot bising akibat diadang dan dianiaya warga, yang terjadi di Kota Tasikmalaya dalam beberapa tahun terakhir.

1. Shendi Herdianto

Kasus kematian Shendi Herdianto (16) seorang pelajar warga Kampung Pasir Datar RT 3 RW 14 Kelurahan Setiamulya, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, terjadi di sekitar komplek pemakaman Cina atau Bong Tamansari, pada Minggu 5 Desember 2021.

ADVERTISEMENT

Peristiwa ini diawali dengan keresahan warga akibat banyaknya sepeda motor berknalpot bising yang melintas di perkampungan itu. Kemudian sekitar pukul 01.00 WIB, korban bersama dua orang temannya, melintas di kampung tersebut.

Tepat di depan komplek pemakaman Cina atau bong Tamansari, korban yang mengendarai sepeda motor berknalpot bising diadang warga. Korban langsung dihajar dan dilempar dengan potongan kayu.

"Korban sempat dirawat selama lima hari sebelum akhirnya meninggal dunia," kata AKBP Aszhari Kurniawan, Kapolres Tasikmalaya ketika itu, Rabu (12/1/2022).

Setelah melakukan penyelidikan polisi kemudian menetapkan Iman Ruhiman alias Ineung dan Jejen Zenal warga Kampung Sindang Sono, Kelurahan Setiamulya, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, sebagai tersangka.

Aszhari mengakui bahwa korban awalnya dikira kawanan geng motor, sehingga langsung diserang oleh para pelaku. "Ya memang seperti itu (dikira geng motor), tapi saya ingin mengimbau kepada masyarakat agar jangan main hakim sendiri. Mengantisipasi geng motor tetap harus dengan cara-cara yang baik, tidak melanggar hukum," jelas Aszhari.

Namun putusan hakim PN Tasikmalaya pada tanggal 13 Juli 2022, menyatakan bahwa Iman dan Jejen tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Pasal 80 ayat 3 Jo Pasal 76 huruf C Undang-Undang RI Nomor : 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang RI Nomor : 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak atau dakwaan kedua Pasal 170 ayat (2) ke-3 KUHP.

2. Dani Yoga Pratama

Kasus kematian pengendara sepeda motor knalpot bising yang selanjutnya menimpa Dani Yoga Pratama (21), warga Kampung Kosangka, Kelurahan Sirnagalih, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya.

Insiden berdarah ini terjadi di Jalan Letjen Ibrahim Adji sekitar Kampung Nagrog, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, pada Minggu 5 Maret 2023 dini hari. Pada kasus ini polisi menetapkan sembilan tersangka.

Tindakan anarkis para tersangka, diduga motifnya karena mengira korban adalah geng motor. Mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi dan suara knalpot bising.

Saat tiba di TKP, sembilan tersangka langsung melakukan pengadangan sambil meraih batu dan benda-benda lain untuk dilemparkan kepada korban.

Ketika semakin dekat, sepeda motor mencoba menghindar dengan melakukan manuver zigzag. Namun saat meliuk ke kanan dan mendekat salah seorang tersangka, satu hantaman batu mengenai kepala korban.

Sepeda motor korban terus melaju hingga beberapa ratus meter ke depan, sebelum akhirnya korban roboh akibat luka serius yang dideritanya. Korban langsung dibawa ke rumah sakit namun nyawanya tak tertolong.

3. Ghazwan Ghaisan M Syakir

Sebagaimana diketahui pelajar MTs Negeri 3 Kota Tasikmalaya ini adalah korban terakhir, pengendara sepeda motor berknalpot bising yang tewas akibat aksi pengadangan.

Kebrutalan 9 tersangka yang menganiaya Ghazwan Ghaisan M Syakir (14) hingga meninggal dunia di Jalan Letjen Mashudi, Minggu (22/9/2024) dini hari ini, ternyata didorong oleh motivasi kekesalan terhadap pengguna knalpot bising.

Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Herman Saputra membenarkan hal tersebut. "Jadi sebelum kejadian, mereka melempar satu motor lain yang berknalpot bronk, tapi tidak kena. Nah ketika korban melintas, dia kena kemudian terjadi kekerasan," kata Herman, Rabu (25/9/2024).

Aksi yang oleh masyarakat Tasikmalaya disebut dengan istilah 'nagenan' tersebut, didorong oleh kekesalan anak-anak muda ini, akan banyaknya pengendara sepeda motor berknalpot bising yang melintas. Polisi juga menemukan fakta bahwa para pelaku dalam keadaan mabuk minuman keras. Sehingga perilaku mereka tak terkendali bahkan cenderung brutal.

Nahas bagi Ghazwan yang saat itu melintas sambil membonceng temannya Fajri. Ketika itu Ghazwan memang mengendarai sepeda motor bebek berwarna biru yang menggunakan knalpot bising. Sehingga ketika melintas, dia langsung jadi sasaran kelompok anak muda ini. Padahal lokasi kejadian jaraknya hanya sekitar 100 meter dari rumah Ghazwan yang saat itu memang hendak pulang ke rumahnya.

"Para tersangka menunggu di pinggir jalan dengan menyiapkan alat berupa kayu, bambu dan batu. Ketika korban melintas para tersangka langsung melempari dengan batu," kata Herman.

Setelah itu, salah seorang tersangka mengadang laju sepeda motor dengan menggunakan bambu, sehingga sepeda motor korban terjatuh.

"Setelah terjatuh para tersangka menghampiri korban dan langsung melakukan kekerasan fisik hingga kedua korban tak sadarkan diri. Para tersangka lalu meninggalkan TKP," kata Herman. Saat ditemukan warga, Ghazwan sudah meninggal dunia sementara Fajri temannya dalam kondisi pingsan.

Respons Pemkot Tasikmalaya

Sementara itu, Pemkot Tasikmalaya merespons peristiwa yang terjadi. Pemkot menyampaikan duka.

"Pertama Pemkot Tasikmalaya mengucapkan bela sungkawa dan turut berduka cita yang mendalam atas kejadian ini. Yang kedua target kita, bagaimana mencegah kejadian serupa terulang kembali," kata Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah, saat ikut menghadiri konferensi pers di Mapolres Tasikmalaya terkait kasus kematian pelajar bernama Ghazwan Ghaisan, Rabu (25/9/2024).

Cheka mengatakan pihaknya akan membentuk Satgas Gabungan yang akan lebih intensif melakukan langkah-langkah penanganan masalah sosial ini. Diberitakan sebelumnya, Ghazwan meninggal dunia setelah diadang dan dianiaya sekelompok anak muda. Diduga motivasi sekelompok anak muda ini mengadang karena korban menggunakan sepeda motor berknalpot bising.

"Pemkot Tasikmalaya bersama TNI-Polri akan membuat Satgas atau tim bersama, salah satunya akan mengecek ke toko-toko penjual knalpot bronk. Kita punya Dinas Indag yang nanti akan membuat semacam aturan bagaimana mengatur penjualan knalpot bronk," jelas Cheka.

"Jadi ada dua hal, yang pertama kita akan buat tim Satgas dan kedua tindakan langsungnya adalah dengan mengecek, memberikan edaran untuk tidak menjual knalpot-knalpot bronk tersebut," imbuh Cheka menyimpulkan.

Selain itu Cheka juga berjanji akan membenahi penerangan jalan umum yang rusak. Kondisi jalanan yang gelap disinyalir turut memperburuk upaya penanganan masalah sosial ini. "PJU juga akan kita periksa lagi, untuk jalan provinsi tentu akan kita koordinasikan, karena pemerintahan itu berbasis urusan ya," ungkap Cheka.

Pihaknya juga akan melakukan pemasangan CCTV di titik-titik yang akan dianggap rawan aksi geng motor atau bentuk kejahatan jalanan lainnya.

"Sebenarnya CCTV sudah ada di beberapa titik, tapi nanti kita koordinasikan lagi. Jika memang ada titik rawan namun belum ada CCTV, nanti kita pasang," pungkas Cheka.

Halaman 2 dari 2
(orb/orb)


Hide Ads