Tak mudah bagi polisi mengungkap selubung di balik kematian Iguh Indah Hayati (55) dan Elia Imanuel Putra (24) yang ditemukan sudah menjadi kerangka di rumahnya Kompleks Tanimulya Indah, RT 10/15, Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Serangkaian cara dilakukan untuk mengidentifikasi ibu dan anak itu. Selepas itu tes DNA hingga toksikologi juga dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian keduanya.
Kini, polisi juga akan melaksanakan pemeriksaan psikologi forensik untuk mengetahui kondisi kejiwaan dari kerangka yang diduga kuat milik Iguh Indah Hayati (55) dan Elia Imanuel Putra (24) sebelum meninggal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini selain dari tim Puslabfor, Polres Cimahi juga melakukan pemeriksaan psikologi forensik (terhadap kerangka ibu dan anak)," kata Kapolres Cimahi AKBP Tri Suhartanto saat dikonfirmasi, Selasa (6/8/2024).
Proses pemeriksaan psikologi forensik melibatkan penelitian di TKP, pemeriksaan saksi yang mengenal subjek, hingga analisis dokumen serta aktivitas media sosial untuk mendapatkan gambaran hidup subjek.
Tri mengatakan pemeriksaan psikologi forensik terhadap dua kerangka itu melibatkan tim psikolog forensik dari Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor).
"Nantinya yang diambil (sebagai hasil pemeriksaan), selain dari pemeriksaan saksi-saksi juga dari identifikasi saintifik. Jadi kita bisa mengetahui motif kejiwaan korban walaupun sudah meninggal," kata Tri.
Dua kerangka tersebut diketahui meninggalkan sejumlah catatan yang diduga berkaitan dengan kondisi kehidupan mereka sebelum meninggal, termasuk kekecewaan terhadap suami dan ayah yang meninggalkan mereka sejak 2015.
"Konteksnya berkaitan dengan permasalahan yang dialami. Nantinya akan dipastikan terlebih dahulu, apakah tulisan yang ada di tembok itu sama dengan tulisan milik dua kerangka itu yang ditulis di media lain," kata Tri.
Dari proses pemeriksaan saksi, polisi sudah memeriksa 11 orang, termasuk yang diduga suami dan ayah dua kerangka tersebut, Mudjoyo Tjandra, ketua RT dan RW setempat, hingga tetangga.
"Sudah 11 orang saksi yang diperiksa. Di antaranya yang diduga suaminya, tetangga, hingga RT dan RW setempat," kata Tri.
Saat ini, pihaknya belum bisa memastikan penyebab kematian dua kerangka tersebut sebelum hasil pemeriksaan DNA dan toksikologi dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri diterima.
"Saat ini kami masih menunggu hasil pemeriksaan DNA dan toksikologi (racun) dari Puslabfor Polri," ujar Tri.
(sya/orb)