Babak Baru Kasus Kecelakaan Maut di Ciater Subang

Babak Baru Kasus Kecelakaan Maut di Ciater Subang

Rifat Alhamidi - detikJabar
Rabu, 05 Jun 2024 10:27 WIB
Petugas kepolisian mengevakuasi korban kecelakaan bus pariwisata di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024). Dinas Kesehatan Kabupaten Subang mencatat, dalam kecelakaan bus yang membawa rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok tersebut untuk sementara terdapat 11 orang korban meninggal dunia yang terdiri dari 10 orang siswa SMK dan 1 orang pemotor asal Cibogo Kabupaten Subang. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww.
Evakuasi korban kecelakaan bus di Palasari Subang. Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Bandung -

Kasus kecelakaan maut di Ciater, Subang segera memasuki babak baru. Penyidik kepolisian akan melimpahkan berkas salah satu tersangkanya yaitu sopir bus Trans Putera Fajar, Sadira, ke kejaksaan.

"Pekan ini mengajukan tahap satu ke kejaksaan dengan tersangka S, sopir," kata Dirlantas Polda Jabar Kombes Pol Wibowo, Rabu (5/6/2024).

Diketahui, selain Sadira, polisi juga menetapkan status tersangka terhadap dua orang berinisial AI dan A. AI adalah seorang pemilik bengkel di Jakarta yang telah mengubah dimensi bus tanpa izin usaha karoseri, sementara A yang diperintahkan AI untuk mengoperasionalkan bus bernomor polisi AD 7524 OG.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun menurut Wibowo, untuk 2 tersangka baru itu, penyidik masih perlu melengkapi berkas perkaranya. Ia memastikan, ketika berkasnya telah lengkap, penyidikan itu akan segera dilimpahkan ke kejaksaan.

"Dua tersangka lainnya, melengkapi berkas, akan segera diupdate lagi," pungkasnya.

ADVERTISEMENT

Polisi sebelumnya telah merilis fakta baru atas kecelakaan maut di Ciater, Subang yang menewaskan 11 orang pada 11 Mei 2024. PO bus bernama Trans Putera Fajar yang sedang membawa rombongan wisata SMK Lingga Kencana, Depok itu ternyata merasakan perusahaan otobus bodong alias tidak terdaftar di Kemenhub.

Selain itu, AI yang ditetapkan menjadi tersangka juga nekat merubah bobot bus sehingga bebannya bertambah sekitar 1 ton. Tapi, AI maupun A tidak pernah melakukan perawatan rutin, termasuk mengecek sistem pengereman yang akhirnya menjadi pemicu fatal dari kecelakaan di Ciater, Subang.

(ral/sud)


Hide Ads