Adi (20) dini hari itu keluar dari rumah yang ditinggali Ajo Sutarjo (54) alias Ceceu di salah satu perumahan Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Ia meninggalkan tubuh Ceceu yang telanjang dalam keadaan sudah bersimbah darah di lantai rumah itu.
Warga jelas curiga dengan keberadaan Adi yang menjadi dalang dari penusukan leher Ceceu dengan pisau dapur. Terlebih, warga datang untuk mengecek tepat setelah mendengar teriakan Ceceu kesakitan pada Sabtu (4/5/2024) pukul 03.40 WIB itu.
Adi saat itu juga terlihat begitu panik usai membunuh Ceceu. Ia kemudian bersiasat mengintip lewat gorden rumah. Kemudian dia membuka pintu dan keluar, namun anehnya dengan cara memiringkan badan. Seolah tak ingin pintu rumah itu terbuka terlalu lebar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah sempat bercakap dengan warga untuk memberikan alasan, Adi kemudian masuk ke dalam ruangan depan yang terkoneksi ke lantai dua tempat jemuran. Setelah itu dia menghilang. Warga baru sadar pria muda itu menghilang setelah melihat pintu di lantai atas sedikit terbuka.
Menurut runutan cerita warga, Adi memasuki ruangan itu dan naik melalui tangga ke lantai atas. Setelah itu ia sempat bergelantungan di blower AC yang mengarah ke jalan permukiman dan hilang melarikan diri.
![]() |
Benar saja, jejak bercak darah mulai dari lantas dalam rumah, teras, dan ke ruangan depan hingga mengarah ke tangga terlihat. Bercak darah Ceceu juga terlihat di blower AC dan dinding luar rumah tempat ia tinggal.
Perilaku Adi yang panik juga tergambar setelah ditangkap pada tiga jam dari kejadian. Tim gabungan Satreskrim Polres Sukabumi dan Unit Reskrim Polsek Palabuhanratu, menangkap Adi di bus angkutan umum jurusan Palabuhanratu-Bogor saat berupaya melarikan diri.
Dari keterangannya kepada polisi, Adi kemudian ngaku nekat menghabisi nyawa Ceceu karena menolak disodomi oleh dia. Adi mengaku sedang kesal karena menganggur.
Saat ia hendak menginap karena butuh pekerjaan, Ceceu diceritakan datang tanpa busana dan memeluk Adi. Ia menyebut Ceceu ingin menyodominya sambil memaksa dengan membawa pisau yang ditodongkan ke arahnya.
Ajakan 'Ayo main', kata Adi, membuatnya marah. Adi mengaku tidak pernah melakukan hubungan badan tak wajar seperti dan merasa terancam karena Ceceu menodongkan pisau.
Adi menceritakan bahwa ia menangkis dan membalikan pisau ke arah Ceceu. Setelah terjadi duel, Ceceu malah terjatuh dan bersimbah darah.
Adi kemudian berdalih bahwa kepanikannya terjadi karena bertemu dengan warga yang penasaran mendengar teriakan Ceceu. Saat itulah kemudian Adi melarikan diri melalui lantai atas rumah dan meloncat kabur.
Tapi di lain sisi, warga mengaku heran dengan Adi karena seperti terlihat santai dan tidak merasa bersalah saat diperiksa polisi.
"Tidak sedikitpun menunjukkan rasa penyesalan atau apa, dia tenang saja saat diperiksa polisi. Kemudian tidak terlihat bekas luka apapun di tubuhnya, katanya kan duel tapi tidak terlihat bekas lebam atau apa," kata P warga perumahan yang juga saksi kepolisian kepada detikJabar, Senin (6/5/2024).
P melihat langsung kondisi fisik Adi saat dimintai keterangan oleh polisi, ia mengaku gemas saat pelaku menyebut aksinya itu sebagai bentuk pembelaan diri karena akan diperlakukan tidak senonoh oleh korban.
"Tidak sedikitpun saya mendengar adanya keributan atau suara-suara lain kecuali suara teriakan Ceceu, teriakan kesakitan. Itu yang membuat saya menghampiri pagar depan dan teriak-teriak memanggil almarhum dari arah depan, sampai suara teriakan Ceceu berhenti dan pelaku keluar dari dalam rumah," tutur P.
Sementara itu warga perumahan yang mengenal korban yakin jika Ceceu tidak akan melakukan tindakan seperti pengakuan pelaku terhadap polisi. Warga paham benar sifat pria tersebut selama bertahun-tahun hidup bertetangga.
"Namanya orang, mungkin ada kesalahan. Tapi kalau sampai seperti itu (Berbuat tidak senonoh) kami tidak percaya, itu hanya pengakuan sepihak dari pelaku karena korban meninggal dunia, kenapa sampai (korban) harus dibunuh, kenapa pelaku tidak berteriak kalau memang mau diperlakukan begitu oleh korban. Rumah kami berdekatan dan pelaku juga tahu," tutur Y warga lainnya, ia menambahkan pihaknya berharap kepolisian membuka hasil otopsi terhadap korban.
Dihubungi terpisah, Kasat Reskrim AKP Ali Jupri memaklumi dugaan-dugaan warga soal kejadian tersebut. Namun demikian tegas Ali, pihaknya tidak sekadar memintai keterangan pelaku tapi juga memperdalam penyelidikan.
![]() |
"Begini saya dari awal begitu kejadian melihat korban telanjang. Melihat bahwa memang korban yang menginginkan perbuatan itu (tidak senonoh), dia yang menginginkan hubungan sesama jenis. Kita melihat setelah tersangka tertangkap, ia mengakui seperti itu," jelas Ali.
"Si korban sudah buka baju. Si pelaku ini punya beladiri, si korban bisa kalah karena pelaku punya bela dri. Begitu diancam (pisau) di dadanya, korban balik badan diambil pisaunya ditusukkan ke leher si korban," sambung Ali.
(aau/iqk)