Ruang Tamu yang Jadi Saksi Bisu Tewasnya Ceceu di Sukabumi

Jabar Sepekan

Ruang Tamu yang Jadi Saksi Bisu Tewasnya Ceceu di Sukabumi

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 05 Mei 2024 20:15 WIB
Garis polisi terpasang di rumah tempat ditemukannya jasad pria di Sukabumi.
Garis polisi terpasang di rumah tempat ditemukannya jasad pria di Sukabumi. (Foto: Syahdan Alamsyah)
Sukabumi -

Suara Ajo Sutarjo (54) alias Ceceu menjerit kesakitan, memecah gelapnya dini hari pada Sabtu (4/5) pukul 03.40 WIB. Siapa sangka, saat warga sekitar mencoba menengok ke rumah tinggalnya, tubuh Ceceu yang telanjang terlihat dari sela pintu yang terbuka, dalam keadaan sudah bersimbah darah.

Mayat Ceceu tergeletak di lantai ruang tamu rumah majikannya, di salah satu perumahan Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Warga pun mencurigai seorang pria muda misterius yang tak lama kemudian keluar dari rumah namun sambil menyamping, seolah tak ingin pintu rumah Ceceu terbuka terlalu lebar.

Saat itu, pemuda tersebut hanya santai menemui warga dan mengatakan bahwa Ceceu sedang tahajud. Warga yang penasaran sempat menelisik ke pria tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Laki-laki itu bilang katanya Ceceu (korban) sedang tahajud. Ditanya lagi salat kok teriak-teriak, sesudah gitu dia langsung pergi begitu saja ke ruangan depan. Setelah itu hilang," kata P, salah seorang warga dekat rumah Ceceu.

Adi Ginanjar, Ketua RW setempat menyebut Ceceu bekerja sebagai pembantu rumah tangga sudah selama enam tahun. Saat kejadian, pemilik rumah sedang tidak ada di tempat.

ADVERTISEMENT

"Saya dapat kabar dari warga, katanya ada yang teriak. Saat datang kita buka gerbang, pintu depan rumah sudah agak terbuka. Dia (korban) ditemukan di lantai posisi menelungkup bersimbah darah, telanjang," kata Adi.

"Posisinya sedang kosong, hanya ada korban dan satu orang lagi enggak tahu. Korban semasa hidupnya memang gemulai, bekerja sudah kurang lebih 6 tahunan," imbuhnya.

Berselang tiga jam dari kejadian, tim gabungan Satreskrim Polres Sukabumi dan Unit Reskrim Polsek Palabuhanratu, berhasil menangkap A (20), pelaku pembunuh Ceceu. A ditangkap petugas di bus angkutan umum jurusan Palabuhanratu-Bogor saat berupaya melarikan diri.

A nekat menghabisi nyawa Ceceu hingga bersimbah darah di ruang tamu rumah. Menurut pengakuannya, A berbuat sadis karena menolak disodomi oleh Ceceu.

Dari cerita A, diketahui ia sempat menjalin kontak dengan Ceceu karena urusan mencari pekerjaan. Sebelumnya, A diketahui bekerja di sebuah salon kecantikan di daerah Banten.

"Kondisi pelaku sedang kesal karena menganggur, dia tanya sama korban karena korban pernah main ke salon tempat pelaku bekerja, setelah dia ngontak, karena pelaku tidak punya uang dia minta uang ke korban dan di transfer oleh korban. Akhirnya pelaku pada Jumat (3/5/2024) sore datang ke rumah korban," kata Kasat Reskrim Polres Sukabumi AKP Ali Jupri.

A kemudian dijemput oleh Ceceu di Terminal Palabuhanratu. Keduanya kemudian sempat makan dan jalan-jalan di sekitar Palabuhanratu. Sampai akhirnya dibawa ke rumah itu oleh Ceceu.

Sekitar pukul 03.00 WIB, Ceceu dikatakan sudah tidak menggunakan pakaian sama sekali dan memeluk A. Si pelaku itu mengaku Ceceu ingin menyodominya sambil memaksa dengan membawa pisau yang ditodongkan ke arahnya.

Ajakan 'Ayo main', kata A, membuatnya marah. A mengaku tidak pernah melakukan hubungan badan tak wajar seperti dan merasa terancam karena Ceceu menodongkan pisau.

A menceritakan bahwa ia menangkis dan membalikan pisau ke arah Ceceu. Setelah terjadi duel, Ceceu malah terjatuh dan bersimbah darah.

A mengaku bahwa sempat panik karena bertemu dengan warga yang penasaran mendengar teriakan Ceceu. Saat itulah kemudian A melarikan diri melalui lantai atas rumah dan meloncat kabur.

"Pelaku sempat bertemu warga yang mengecek karena curiga mendengar teriakan korban. Pelaku hanya bilang sedang bercanda dan pelaku mengatakan kalau korban mau melaksanakan salat malam, warga percaya dan kembali. Pelaku akhirnya melarikan diri lewat tangga," ungkap Ali.

Namun, keterangan ini masih didalami lagi oleh polisi. Nyatanya, warga sekitar lokasi perumahan mengaku tidak percaya dengan keterangan A. Kini, ruang tamu rumah itu menjadi saksi bisu kematian Ceceu.

"Saya tidak percaya kalau sampai Ceceu melakukan tindakan itu, seperti apa yang dia katakan ke polisi. Katanya korban mau melakukan perbuatan tidak senonoh," kata P.

Kecurigaan warga bertambah saat kejadian, P yang kini berstatus saksi kepolisian dalam kasus tersebut mengatakan tidak ada suara teriakan dari pelaku. Yang dia dengar hanyalah teriakan kesakitan dari almarhum Ceceu.

"Saat kejadian yang terdengar hanyalah teriakan korban, teriakan kesakitan. makanya saya tetangga dekat langsung ke pagar depan bahkan sempat teriak-teriak ada apa-ada apa. Karena kami justru khawatir dengan keselamatan Ceceu," jelasnya.

Saat ditelisik lebih jauh oleh detikJabar, P mengaku dini hari itu tidak mendengar adanya percekcokan. Atau suara perkelahian, atau suara-suara kegaduhan karena pertengkaran.

"Tidak ada suara apa-apa, karena posisi rumah kan hanya terhalang dinding, bisa dibilang nempel. Kalau ada apa-apa pasti terdengar, ini enggak ada suara-suara sampai suara yang terdengar pertama itu suara teriakan kesakitan Ceceu," tuturnya.

"Keterangan apapun dari pelaku bisa saja diberikan, karena kondisi korbannya meninggal dunia. Saya hanya berharap keadilan bisa ditegakan untuk korban, bisa dibuka seterang-terangya ke publik karena yang kami tahu selama kenal dengan almarhum, Ceceu ini karakternya baik, tukang bercanda dan enggak pernah aneh-aneh," tutur S, warga lainnya.




(aau/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads