22 Pelajar Diamankan Imbas Tawuran Maut di Subang

22 Pelajar Diamankan Imbas Tawuran Maut di Subang

Dwiky Maulana Vellayati - detikJabar
Rabu, 06 Mar 2024 18:16 WIB
Ilustrasi tawuran
Ilustrasi tawuran 9Foto: Ilustrasi oleh Edi Wahyono/detikcom)
Subang -

Puluhan pelajar diamankan polisi imbas peristiwa tawuran maut di Jalur Pantura, Ciasem, Subang, yang mengakibatkan seorang remaja berinisial IK (16) meninggal dunia. Dari puluhan pelajar, polisi telah menetapkan seorang pelajar menjadi terduga pelaku.

Seperti diketahui, peristiwa tawuran tersebut terjadi pada Senin (4/3) malam lalu dan telah menelan korban jiwa. Korban yang tercatat sebagai warga Kecamatan Tambakdahan, Subang, itu meninggal dunia usai mendapatkan luka bacok di bagian kepala.

Kasat Reskrim Polres Subang AKP Herman Saputra mengatakan, sebanyak 22 pelajar yang diduga terlibat tawuran ini berhasil diamankan kurang dari 1x24 jam. Hingga saat ini polisi masih mendalami peristiwa tersebut dengan menggali keterangan dari beberapa saksi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perkembangannya kami Allhamdulilah sudah memeriksa beberapa orang saksi untuk memilah dan memilih mana saja yang menjadi pelaku apakah satu orang atau beberapa orang," ujar Herman kepada detikJabar, Rabu (7/3/2024).

Dari pemeriksaan sementara itu, polisi pun kini telah menetapkan seorang pelajar berinisial Z yang masih duduk di bangku SMK di wilayah Kalijati, Subang, menjadi terduga pelaku. Peran dari pelajar ini diduga kuat sebagai pelaku yang membacok korban pada bagian kepala.

ADVERTISEMENT

"Mengingat si pelaku ini masih di bawah umur jadi kita mengamankan terduga pelaku itu baru satu orang," kata Herman.

Herman menjelaskan, dari hasil penyelidikan sementara polisi, peristiwa berdarah tersebut berawal dari kedua kelompok antar sekolah yang telah melakukan perjanjian melakukan tawuran melalui pesan singkat pada Senin (4/3) malam lalu.

"Awalnya kelompok yang hendak tawuran itu pada hari Senin tanggal 4 kemarin kelompok dari si korban maupun pihak si pelaku ini berjanjian di suatu tempat untuk melakukan tawuran dengan menggunakan pesan WhatsApp, dari kelompok korban sekitar 10 orang dan kelompok pelaku kurang lebih 20 orang berjanjian di daerah Ciasem," jelasnya.

Selanjutnya, usai menyepakati perjanjian untuk melakukan tawuran tersebut, tawuran dari kedua kelompok pelajar ini pun akhirnya pecah. Namun karena kalah jumlah, kelompok korban kabur menggunakan sepeda motor akan tetapi korban tertinggal dari rombongan hingga akhirnya kelompok pelaku langsung membacok korban dengan menggunakan sajam berupa celurit.

"Menurut keterangan saksi-saksi yang telah kami periksa bahwa si korban itu awalnya terjadi tawuran dan ber pas-pasan dan si terduga pelaku ini langsung menghantamkan apa itu celurit yang panjang dan langsung menimpa ke kepala korban. Setelah itu dari kedua belah pihak itu pada pergi dan udah bubar," ungkap Herman.

Kasat Reskrim Polres Subang AKP Herman SaputraKasat Reskrim Polres Subang AKP Herman Saputra Foto: Dwiky Maulana Vellayati/detikJabar

Menurut Herman, kelompok korban saat itu melihat korban tergeletak di jalan raya. Bahkan, korban sempat akan dibawa oleh rekannya di pusat kesehatan untuk diobati. Namun ketika tidak menemukan rumah sakit terdekat, rekannya panik dan akhirnya ditinggalkan dengan kondisi korban yang diduga sudah tidak bernyawa.

"Dari pemeriksaan saksi korban setelah kena luka bacok itu akan dibawa ke klinik atau puskesmas untuk mengobati tapi karena korban ini tidak kuat sehingga meninggal dunia," pungkasnya.

Sementara itu, polisi kini telah mengamankan beberapa barang bukti berupa sajam jenis celurit yang diduga dipakai untuk tawuran. Polisi juga masih mendalami akan terjadinya tawuran antar sekolah tersebut.




(dir/dir)


Hide Ads