Senyum Warga Binaan dari Balik Lapas Jelekong Bandung

Senyum Warga Binaan dari Balik Lapas Jelekong Bandung

Yuga Hassani - detikJabar
Senin, 25 Des 2023 13:30 WIB
Ilustrasi natal
Ilustrasi Natal (Foto: Getty Images/Liliboas)
Bandung -

Suasana kedamaian dan kegembiraan menyelimuti Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Jelekong, Kecamatan Baleendah saat perayaan Natal, Senin (25/12/2023). Pasalnya warga binaan yang beragama Nasrani mendapatkan remisi.

Terlihat wajah bahagia dari para warga binaan saat mendapatkan remisi tersebut. Remisi tersebut diberikan kepada warga binaan yang berkelakuan baik.

Salah satu warga binaan yang mendapatkan remisi adalah, AAP. Dia adalah warga Kopo yang tengah menjalani masa pidana atas kasus penggelapan emas pada tahun 2022 silam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau saya masuk ke sini divonis dengan kasus penggelapan emas atau perhiasan. Saya kebetulan divonis dengan hukuman yang maksimal 4 tahun. Kalau sesuai ini mungkin saya di sini sampai 1 Desember 2026," ujar AAP, saat ditemui detikJabar, Senin (25/12/2023).

Pada Natal kali ini AAP bersama teman-temannya mendapatkan remisi selama satu bulan. Bahkan dirinya sempat mendapatkan remisi saat kemerdekaan Indonesia.

ADVERTISEMENT

"Natal ini saya dapat remisi satu bulan. Terus pada Agustus kemerdekaan kemarin dapat juga satu bulan," katanya.

AAP mengaku adanya remisi tersebut merupakan hadiah terbesar dalam kehidupan selama di Lapas. Makanya dirinya akan terus melakukan evaluasi diri.

"Jadi merasa senang. Saya ucapkan makasih kepada Kemenkumham, Kalapas Jelekong, dan para petugas di sini yang telah memberikan remisi," jelasnya.

Pada perayaan natal kali ini dirinya dijenguk oleh keluarganya secara langsung. Hal tersebut yang membuat dirinya semangat menjalani masa pidana di Lapas tersebut.

"Pada momen natal ini saya pengen ada damai di seluruh lapas yang yang ada di indonesia. Khususnya kita para warga binaan bisa menjalankan kehidupan sehari-hari dengan damai. Mengikuti semua kewajiban atau aturan yang telah ditetapkan oleh lapas," ucapnya.

Selamat berada di Lapas, dirinya kerap mengikuti program yang ada. Bahkan dirinya fokus dalam bidang lingkungan dan olahraga tenis.

"Jadi yang selama saya disini banyak pembelajaran yang didapat. Tentang kehidupan, jadi intropeksi diri apa perjalanan kita selama diluar dan setelah masuk di sini baru kita bisa mengerti. Oh Ternyata di luar itu saya salah begini, begini. Nanti menyongsong hidup ke depan, setelah menjalankan hukuman kita keluar, kita akan berbuat lebih baik," bebernya.

AAP mengungkapkan selama menjalani kehidupan di lapas meninggalkan istri dan anak-anaknya. Hal tersebut yang membuatnya selalu merasa sedih.

"Karena kita sudah merasakan terpisah dari keluarga, waktu buat kita berusaha juga vakum. Jadi sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Saya berharap kita harus berbuat lebih baik di luar sana," tuturnya.

Sementara itu, Kalapas Jelekong Gumilar Budirahayu menjelaskan syarat secara umum untuk pemberian remisi kali ini adalah yang beragama nasrani. Pasalnya kali ini adalah tengah perayaan natal.

"Yang pasti syarat substantif disini berkelakuan baik, mengikuti pembinaan sebelumnya, kan ada asessment nya dulu ada juga penghitungan, ada syarat administrasi yang harus dipenuhi dari keluarga terus dari kamtibnya atau leter F nya atau semua harus terpenuhi. Kalau semua terpenuhi baru kita usulkan ke dirjenpas untuk diusulkan untk mendapatkan remisi," kata Gumilar.

Gumilar menyebutkan saat ini terdapat 24 orang yang menerima remisi saat perayaan Natal. Kata dia, semuanya memiliki report berkelakukan baik selama di Lapas.

"Yang paling banyak disini mendapatkan maksimal satu bulan dia dapat potongan, dan ada juga yang 15 hari. Yang diusulkan dari kita ada 24 orang, dan alhamdulilah dapat 24 dari dirjen juga," ungkapnya.

Pihaknya mengimbau para warga binaan tersebut untuk terus berbuat baik. Dirinya selalu mengingatkan kepada warga binaan jika berada di lapas bukan akhir dari segalanya.

"Tapi ada masa depan yang harus dicapai oleh mereka harus dilalui. Salah satunya sekarang harus dilalui pertanggung jawaban pidana yang mereka lakukan, itu saja dulu saya sering kalau ketemu dengan mereka, biar menyadari juga kenapa mereka disini untuk menyadari kesalahan," ucap Gumilar.

"Setelah mereka menyadari kesalahan barulah kita masuk program-program pembinaan keterampilan, kepribadian untuk apa, untuk mereka punya beka kembali ke masyarakat dia bisa kompetetif di masyarakat," pungkasnya.

Redaksi telah mengganti foto cover dan insert pada Kamis 9 Mei 2024 pukul 17:20 WIB.

(yum/yum)


Hide Ads