Nahas menimpa seorang wanita berinisial SM, gadis berusia 23 tahun, warga Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi. Dia diduga disekap di Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung. Polisi saat ini tengah melakukan penjemputan terhadap korban.
Kabar tersebut dikonfirmasi Kasi Humas Polres Sukabumi Kota Iptu Astuti Setyaningsih. Dia mengatakan, proses pemulangan SM akan dilakukan secepatnya.
"Sudah (proses penjemputan) tadi pagi KBO Sat Reskrim (AKP Asep Israwan) sama tim sudah dibandara mengarah ke lokasi. Secepatnya (pulang)," kata Astuti kepada detikJabar, Minggu (27/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, tunangan SM yang berinisial F (23) mengucapkan terima kasih kepada polisi yang sudah bergerak cepat menangani kasus tersebut.
"Kabar terbaru sekarang baik-baik saja lagi ada di Polres Pangkalpinang, tinggal menunggu penjemputan dari Polres Sukabumi Kota. Saya juga mengucapkan terima kasih buat Polres Sukabumi Kota dan pihak-pihak terkait termasuk Polres Pangkalpinang sudah responsif masalah ini," kata F.
Dia menceritakan awal-mula dugaan penyekapan dan penganiayaan yang menimpa SM. Awalnya, kata dia, SM diantar olehnya saat berangka bekerja di Bali.
Kemudian, korban pindah lokasi kerja ke Bangka Belitung. Saat itu, dia mulai mencurigai adanya perilaku kekerasan yang dialami korban.
"Dari situ saya ngerasa ada kejanggalan dalam pekerjaannya dan sistemnya karena dia bilang kan pindah ke cabang, cabang itu kan peraturannya nggak beda jauh," ujarnya.
Berdasarkan pengakuan korban kepada keluarga, korban dicekoki minuman keras dan sempat berusaha kabur, namun kembali ditangkap oleh terduga pelaku. Berkas identitas korban pun ditahan oleh terduga pelaku.
"Adanya penyiksaan itu pas dia ditangkap lagi. Penyiksaannya dipukul, ditampar, dijambak sama dipukul bagian tubuhnya. Itu pengakuan si teteh," ungkapnya.
Dia menuturkan, korban bekerja di sebuah kafe dengan upah Rp1 juta seminggu dan jam kerja dari pukul 13:00 sampai 24:00. Pihaknya berharap, korban dapat segera kembali ke keluarga dalam keadaan baik-baik saja.
"Yang kami harap, si teteh ada di sini secepatnya. Karena memang punya rasa trauma, dia selalu bilang takut, saya nggak bisa apa-apa cuma bisa berharap polisi cepat menjemput," tutupnya.
(orb/orb)