Guru tersebut bernama Eli Chuherli, warga Desa Sukaluyu, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang, ia diketahui tengah aktif mengajar di SMKN 2 Karawang.
Eli bercerita, detik-detik wajahnya disiram cairan yang diduga merupakan asam nitrat (air keras) oleh rekan bisnisnya pada (23/5) lalu, peristiwa itu juga yang menyebabkan Eli tak datang ke sekolah sejak hari itu hingga kini.
"Saya lagi di bengkel di depan rumah saat itu, pagi sekitar jam 06.30 WIB, saya lagi siap-siap berangkat ke sekolah (mengajar), dia (pelaku) datang seperti biasa ngajak ngobrol," ujar Eli saat ditemui detikJabar di kediamannya, Selasa (11/7/2023).
Pelaku yang diketahui berinisial AH, datang membawa botol minuman susu, Eli pun tak menaruh curiga atas apa yang dibawa AH, namun belum berselang lama, hal yang yang tak terduga terjadi.
"Belum lama, saling nyapa, ya pagi-pagi lah ngbrol biasa pas saya mau duduk di kursi dekat dia (pelaku), kenapa dia tiba-tiba nyiram muka saya," ucap Eli.
Eli merasa kaget sekaligus syok pada saat itu, dan ia berteriak karena bola matanya merasakan sakit yang cukup luar biasa, usai disiram keras.
"Saya kaget, syok, ditambah nyeri perih ke mata, teriak karena tak bisa melihat apa-apa," kata dia.
Mendengar teriakan Eli, sang istri kemudian keluar rumah dan melihat kondisi suaminya, saat itu pula istri Eli langsung membawanya ke rumah sakit.
"Istri saya keluar dia panik langsung minta tolong warga bawa saya ke rumah sakit, saya dibawa ke RS Bayukarta. Tapi karena jenis pengobatannya gak bisa pakai BPJS, jadi saya didaftarkan pasien umum," paparnya.
Namun, fasilitas pemgobatan di RS Bayukarta tak cukup lengkap untuk menangani luka di mata Eli, sehingga Eli harus dirujuk ke rumah sakit khusus mata di Bandung.
"Di RS Bayukarta gak ada alatnya, jadi saya harus dirujuk ke RS Mata Cicendo, tapi kondisi keuangan keluarga saya tak mampu untuk berobat ke sana," ungkapnya.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Karawang AKP Arief Bastomy membenarkan ihwal adanya peristiwa tersebut, pihaknya kini tengah menangani kasus tersebut.
"Sudah masuk ke kami sekitat akhir Mei kemarin, kita tengah tindaklanjuti dan sudah menemukan titik terang dalam kasus itu," ujar Tomy, saat ditemui detikJabar di Mapolres Karawang.
Pihaknya mengaku telah memeriksa berberapa saksi terkait laporan tersebut, "Sudah 3 orang saksi kita periksa, setelah mendapatkan keterangan-keterangan itu kami akhirnya mendapat beberapa fakta dan bukti yang mengarah kepada terlapor," kata dia.
Saat ini, pihak kepolisian mengklaim sudah mengantongi identitas dan mengetahui posisi pelaku, "Identitas sudah kita kantongi, lokasi juga sudah kita ketahui, kami sedang melakukan pengejaran terhadap pelaku," ungkapnya.
Tomy mengungkap, pelaku diketahui berinisial AH yang merupakan rekan korban dan beralamat masih di sekitar kediaman korban, mengenai motif penyiraman pihaknya menduga karena sakit hati urusan bisnis.
"Kurang lebih 2 tahun lalu, korban mengaku diajak berbisnis transportasi oleh pelaku. Setelah menimbang berbagai hal, korban sepakat karena AH ini memang masih warga Sukaluyu," terang Tomy.
Saat itu korban kemudian meminjam uang sekitar Rp50 juta untuk modal bisnis tersebut kepada salah satu bank. Namun karena korban berstatus sebagai aparatur sipil negara (ASN) dan masih aktif bekerja, korban menyerahkan pengelolaan penuh atas bisnis tersebut kepada pelaku.
Dalam perjalannya, korban menilai bisnis tersebut tidak berjalan semestinya, ia menilai kinerja AH tidak baik, dan pembagian untung bisnis tidak sesuai kesepakatan.
"Korban meminta pelaku mundur dari bisnis tersebut, pelaku setuju bahkan katanya sudah membuat notaris. Namun pelaku diduga merasa sakit hati atas pelakuan tersebut sehingga nekat melakukan penyiraman terhadap korban," pungkasnya. (yum/yum)