Ida (41) tak pernah menyangka niatnya untuk memperbaiki kondisi keuangan keluarga malah berakhir dengan perasaan duka. Warga Kecamatan Sukaluyu, Cianjur, itu terjerumus dalam lubang hitam yang membuatnya terpaksa menjadi pelayan seks di Dubai, Uni Emirat Arab.
Kisah pilu Ida itu bisa terbongkar berawal dari curhatan kedua anaknya yang meminta bantuan melalui media sosial. Video pengakuan dua anak yang masih polos ini pun akhirnya viral dan banyak mengundang perhatian.
Dalam video yang beredar, disebutkan bahwa Ida sebetulnya sudah berangkat ke Arab Saudi sebanyak 2 kali. Namun saat terakhir kalinya berangkat pada 2022, nasib pilu menyelimutinya ketika berangkat ke Dubai begitu ditawari menjadi asisten rumah tangga di sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ida sendiri saat berangkat tidak menemui kendala. Melalui seorang sponsor, ia lalu bisa terbang ke negeri perantauan untuk bekerja. Namun setelah 2 bulan di sana, Ida merasa tidak betah lantaran tidak pernah diberi makan oleh majikannya.
Dari situ, Ida mulai mengeluh kepada suaminya. Tapi Sang Suami menguatkan Ida supaya tetap bersabar menghadapi ujian. Sebulan kemudian, Ida memberanikan diri kabur dari rumah majikan karena sudah tidak betah bekerja di tempat itu.
Saat dalam pelarian, Ida mendapat tawaran dari seorang WNI yang ada di Dubai. Namun ternyata, tawaran itu adalah jebakan. Bukannya ditempatkan bekerja di majikan baru, Ida malah dijadikan pelayan seks di kawasan prostitusi terselubung.
Ida kemudian disekap di sebuah apartemen. Ia dipaksa menjadi pelayan seks oleh sindikat tersebut. Bahkan dalam sehari, Ida diduga dipaksa melayani banyak pria hidung belang. Jika ia sakit, maka akan dibawa ke layanan kesehatan dengan dikawal 2 sampai 3 mucikari agar tidak bisa melarikan diri.
Kasus itu kemudian dilaporkan ke polisi. Pihak keluarga mendesak agar sponsor yang memberangkatkan Ida ditangkap dan bertanggungjawab atas pemulangannya kembali ke Indonesia.
Setelah polisi turun tangan, seorang pria bernama H Rahmat kemudian ditangkap pada Kamis (6/7). Ia diduga berperan sebagai perekrut dan memperkenalkan Ida kepada sponsor saat hendak memberangkatkan korban ke Uni Emirat Arab atau Dubai dan jadikan PSK.
"Perannya sebagai perekrut dan memperkenalkan korban dengan sponsor saudari Martini yang bisa memberangkatkan korban ke Negara Arab Saudi, dan tersangka menerima uang fee dari sponsor," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Ibrahim Tompo.
Ida sendiri diberangkatkan pada April 2022 dengan iming-iming bisa bekerja sebagai ART di Timur Tengah. Supaya Ida tergiur, pihak sponsor menjanjikan gaji besar plus menjamin kesejahteraannya selama di negeri perantauan.
Tapi setibanya di Timur Tengah pada Mei 2022, pekerjaan yang didapat Ida begitu berat dengan waktu istirahat yang terbatas. Ia lantas kabur hingga dijebak seorang WNI yang sama-sama menjadi pekerja migran di sana bernama Eka dengan janji akan diberi pekerja yang layak.
"PMI tersebut kabur (menemui) seseorang bernama Eka yang sudah menjanjikan pekerjaan yang layak dan gaji yang lebih besar. Setelah PMI dibawa Eka, PMI tersebut tidak dipekerjakan secara layak tetapi menjadi PSK di sebuah apartemen di Dubai dan handphone milik PMI disita sehingga tidak bisa memberitahu pihak keluarga," ungkapnya.
Dalam kasus ini pihak keluarga sudah membuat laporan polisi (LP). Saat ini kasus tersebut tengah dalam penyidikan. Salah satu tersangka, H Rahmat sudah diamankan Anggota Unit III SatReskrim Polres Cianjur dan masih memburu tersangka lainnya.
Atas perbuatannya, tersangka dijerat Pasal 4 dan Pasal 10 UU No 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, Jo Pasal 81 dan atau Pasal 83 dan atau Pasal 86 UU No 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.
Polres Cianjur kemudian memburu penyalur Ida ke Dubai. Ia diketahui bernama Martini, namun keberadannya kini masih diburu polisi. "Sudah kami kantongi identitas penyalurnya. Tim sedang menyelidiki keberadaannya dan secepatnya akan kami tangkap," kata Kapolres Cianjur AKBP Aszhari Kurniawan.
Selain mengejar pelaku, polisi juga akan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten hingga kementerian untuk memulangkan TKW Ida. "Kami akan koordinasi untuk mencari keberadaan TKW tersebut, kami upayakan agar bisa dipulangkan ke tanah air," pungkasnya.
(ral/dir)