Kepingan Puzzle Kematian Bocah SD Dikeroyok Teman Masih Disusun Polisi

Kota Sukabumi

Kepingan Puzzle Kematian Bocah SD Dikeroyok Teman Masih Disusun Polisi

Siti Fatimah - detikJabar
Selasa, 27 Jun 2023 11:15 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi (Foto: Dok.Detikcom).
Sukabumi -

Polisi memeriksa dokter forensik terkait tewasnya MH (9) bocah kelas 2 Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang diduga dianiaya teman sekolah pada akhir Mei 2023 lalu. Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian korban yang masih misteri.

"Dokter yang melaksanakan autopsi kita periksa, jadi bertambah jumlah saksinya satu orang," kata Kapolres Sukabumi Kota AKBP Ari Setyawan Wibowo kepada detikJabar, Selasa (27/6/2023).

Dia menerangkan, hasil autopsi yang dilakukan saat pengangkatan jenazah (ekshumasi) sudah diterima. Setelah mendapatkan kesaksian dari dokter, pihak kepolisian baru dapat menjelaskan penyebab kematian bocah tersebut. Diketahui, dokter forensik yang menangani kasus MH yaitu Aida Nurul Fathia, spesialis forensik RSUD Syamsudin SH.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita sudah mendapatkan hasil autopsi, kita juga akan melakukan pemeriksaan lanjutan kepada dokter yang melaksanakan autopsi karena itu adalah bahasa kedokteran, kita akan terjemahkan biar lebih jelas," ujarnya.

Kemudian, setelah keterangan dokter diterima, pihaknya akan kembali melaksanakan gelar perkara di Polda Jawa Barat. "Dengan hasil penyelidikan yang kita laksanakan maupun nanti dari dokter yang melaksanakan autopsi (maka) diambil kesimpulan dengan gelar perkara bersama di Polda," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Ditanya soal adanya dugaan unsur kekerasan pada tubuh korban, Ari enggan menjawab lebih lanjut. Menurutnya, hal itu bukan kapasitas aparat kepolisian.

"Nanti itu dokter yang menjelaskan karena itu bukan ranah kami terkait masalah bahasa kedokteran," kata dia.

Gelar pekara di Polda Jawa Barat rencananya akan dilakukan dalam waktu dekat. "Secepatnya kita akan koordinasi dengan Polda," tutup Ari.

Sekedar diketahui, bocah SD berinisial MH (9), meninggal dunia di rumah sakit. Keluarga menduga korban meninggal setelah dianiaya oleh teman sekolahnya.

HY (52) kakek korban mengatakan, peristiwa dugaan pengeroyokan itu terjadi selama dua hari pada 15-16 Mei 2023 lalu. Mulanya, keluarga membawa korban ke rumah sakit karena korban mengeluhkan kondisi badannya.

"Kalau dari pihak keluarga kan kita nggak tahu korban penganiayaan, kita keluarga nyangka itu istilahnya penyakit saja karena pas dibawa ke rumah sakit dadanya sesak, nafasnya sesak, tulang punggung dan dadanya sakit," kata HY kepada awak media di rumah duka wilayah Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.

Korban juga tak berani mengutarakan jika ia telah dianiaya. Korban baru mengakui setelah berbicara dengan dokter yang menanganinya di rumah sakit.

"Kita nggak nyangka itu penganiayaan. Pas saya bawa ke RS Primaya, anak itu nggak ngaku, mungkin diancam saya kurang faham. Setelah dokter nanya sampai empat kali baru dia ngaku, dipukulin," ucap HY.

(mso/mso)


Hide Ads