Cerita Nonok Jadi Korban Hipnotis hingga Nyaris Berstatus TKW Ilegal

Kabupaten Cianjur

Cerita Nonok Jadi Korban Hipnotis hingga Nyaris Berstatus TKW Ilegal

Ikbal Selamet - detikJabar
Sabtu, 10 Jun 2023 17:14 WIB
Nonok (jilbab pink/tengah) bersama calon TKW lain yang hendak diberangkatkan ilegal.
Nonok (jilbab pink/tengah) bersama calon TKW lain yang hendak diberangkatkan ilegal. (Foto: Ikbal Selamet/detikJabar)
Cianjur -

Nonok (40) nyaris menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) ke Timur Tengah berkedok pemberangkatan TKW. Ada cerita pilu di balik keputusan Nonok mau berangkat ke Timteng.

Nonok merupakan salah satu calon TKW yang akan diberangkatkan secara ilegal. Nonok berada di tempat penampungan TKW di Puncak, Cianjur yang digerebek polisi kemarin.

Perempuan asal Sukabumi ini sejatinya baru saja pulang ke tanah air usai bekerja selama 2 tahun di Arab Saudi sepekan yang lalu. Namun, kejadian tak terlupakan dialami Nonok saat di bandara sepulang dari luar negeri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat di bandara itu, Nonok mengaku jadi korban penipuan dan hipnotis. Uang yang terkumpul selama dirinya bekerja di Arab Saudi raib.

"Adik saya kena hipnotis saat di bandara. Jadi uangnya habis tidak bersisa. Uang itu rencananya untuk keluarga di kampung, untuk buka usaha dan lainnya," ucap Udad (55) kakak Nonok, Sabtu (10/6/2023).

ADVERTISEMENT

Di waktu bersamaan, Nonok bertemu dengan SA di Bandara. SA belakangan diketahui merupakan agen pemberangkatan TKI.

Nonok lantas bercerita soal dirinya yang jadi korban hipnotis dan penipuan kepada SA. Bak mendapatkan 'mangsa' SA menawarkan kepada Nonok untuk berangkat lagi ke Arab Saudi ketimbang pulang tanpa membawa uang.

"Nonok kemudian terbujuk untuk kembali berangkat. Jadi dari bandara tidak pulang, tapi langsung urus dokumen bersama SA untuk berangkat lagi ke Arab Saudi," kata Udad.

Rayuan maut diutarakan SA kepada Nonok. Buaian janji gaji besar hingga fee membuat adik Udad itu terbuai.

"Janji manis itu yang membuat adik saya semakin terbujuk untuk kembali berangkat. Jadinya langsung tinggal di penampungan milik SA sambil menunggu keberangkatan," kata dia.

Nonok beruntung belum sempat berangkat lagi ke Arab Saudi. Jajaran Polres Cianjur lebih dulu menggerebek tempat penampungan milik SA itu. Saat digerebek, SA dan 9 calon TKW lainnya.

"Saya tahu adik saya ada di sana setelah polisi memberi kabar. Kalau sekarang rencananya dibawa pulang saja," kata dia.

Belakangan Nonok dan Uded menyadari bila rencana keberangkatan Nonok ke Arab Saudi lagi dilakukan secara ilegal.

"Tidak tahu dilarang, tahunya memang bisa saja. Karena dari sponsor yang sebelumnya juga bilangnya bisa diurus keberangkatan. Yang sekarang juga bilang ke adik sayanya berangkat secara prosedural," tuturnya.

Sama halnya dengan Nonok, sembilan TKW lainnya bernasib sama. Mereka yang berasal dari Sulawesi Tengah, Indramayu, dan Jawa Tengah itu juga tidak mengetahui apabila pemberangkatan mereka tidak resmi.

Kapolres Cianjur AKBP Aszhari Kurniawan, meminta masyarakat untuk tidak terbujuk dengan iming-iming dari para pelaku TPPO berkedok pemberangkatan TKW ilegal.

Menurutnya TKW yang berangkat secara nonprosedural akan sangat dirugikan. Sebab, kata dia, TKW tidak akan terdata, rentan menjadi korban kekerasan fisik dan seksual, rentan menjadi korban eksploitasi, dan berpotensi tidak digaji.

"Sedangkan kalau pemberangkatannya secara prosedural akan tercatat negara. Kalaupun menghadapi permasalahan maka akan dengan mudah dibantu perlindungannya. Jadi diimbau agar tidak berangkat secara nonprosedural dan tidak mudah terbujuk janji manis para pelaku TPPO berkedok pemberangkatan TKW ilegal," kata dia.

Sebelumnya, Polisi menggerebek penampungan Tenaka Kerja Wanita (TKW) ilegal di kawasan Puncak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Seorang pelaku berhasil diringkus dan 10 orang calon TKW diamankan.




(dir/dir)


Hide Ads