Panglima TNI Laksamana Yudo Margono meminta tak ada lagi aksi arogansi prajurit TNI baik yang terjadi secara langsung maupun yang beredar melalui media sosial.
Hal itu disampaikannya saat menghadiri Program Kegiatan Bersama (PKB) Kejuangan di Sekolah Staf Komando Angkatan Udara (Seskoau) Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Selasa (30/5/2023).
"Jangan lagi ada video arogansi TNI, karena ketika ada, ceritanya akan sampai ke kutub, tidak akan hilang," ujar Yudo di hadapan perwira siswa TNI dan Polri yang hadir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Yudo prajurit TNI dan Polri, diizinkan arogan namun hanya kepada musuh sebagai sasarannya. Arogansi itu juga diizinkan terjadi hanya di daerah operasi saja.
"Tapi tidak (arogan) pada masyarakat, karena jelas masyarakat tidak akan suka. Kelakuan arogan di masyarakat akan bikin pergunjingan negatif yang berkepanjangan," tutur Yudo.
Ia meminta agar prajurit TNI dan Polri terutama yang saat sedang menempuh pendidikan perwira, agar menjadi contoh yang baik bagi masyarakat dan mampu membuat keputusan yang tidak membingungkan anggotanya.
"Untuk itu, jadilah contoh yang baik untuk masyarakat. Ketika jadi pemimpin, harus tegas dan humanis jangan membingungkan termasuk pada anggota," kata Yudo.
Yudo juga mengingatkan agar hubungan antara prajurit TNI dan Polri selalu terjaga. Ia meminta agar prajurit di lapangan menghilangkan ego sektoral yang bisa memicu perpecahan dan mengganggu kondusifitas.
"Yang terjadi kemarin itu sebetulnya hanya riak-riak saja, jangan dibesar-besarkan. Justru kepentingan bagi masyarakat yang harus diutamakan. Saya harus selalu sampaikan ini sebagai pengingat buat kita semua," tutur Yudo.
Yudo juga membahas soal sinergitas antara TNI dan Polri yang mesti terjaga dan terus dipupuk demi menciptakan stabilitas dan menjaga keutuhan bangsa.
"Sinergitas ini bukan sekadar berkumpul semata, tapi liat maknanya. Kekuatan negara ini ada di tangan TNI dan Polri. Jika TNI Polri dibuat pecah, itulah yang diinginkan orang-orang yang tak bertanggung jawab dan ingin memecah negara ini," tutur Yudo.
Ia menyebut berbagai macam tantangan mesti dihadapi bersama dan dilaksanakan dengan sinergitas yang baik. Soliditas TNI dan Polri diperlukan dalam setiap penugasan bersama menjaga bangsa ini.
"Kepentingan negara adalah yang utama bagi TNI dan Polri. Perlu kita pikirkan dan jaga, karena itu adalah tugas kita. Jaga selalu sinergitas TNI dan Polri serta segenap komponen bangsa," kata Yudo.
Sementara itu Kalemdiklat Polri Komjen Pol Purwadi Arianto mewakili Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyinggung soal soliditas TNI dan Polri menjelang Pemilu 2024.
"Soliditas TNI Polri diperlukan dalam menghadapi Pemilu 2024. Harus dapat dijaga situasinya. Jejak digital yang ada dalam pemilu terdahulu membuat TNI Polri perlu mengawal negara agar tidak terulang lagi perpecahan anak bangsa," katanya.
Sempat disinggung juga soal kerawanan yang bakal muncul menjelang tahun politik. Hal itu bakal mempolarisasi masyarakat serta aparat.
"Hal hal yang menjadi kerawanan yakni netralitas pemilu dan polarisasi masyarakat serta di dunia maya. Hal itu wajib kita perhatikan dan waspadai," katanya
(dir/dir)