Warga Karawang menjadi korban penipuan pendaftaran Bintara Polri. Keluarga korban mengaku tertipu hingga Rp 1,6 miliar.
Kasus ini sudah dilaporkan keluarga ke Polres Karawang. Pihak keluarga mengaku ditipu oleh oknum pegawai Dinas Perhubungan (Dishub) yang menjanjikan bisa membantu meloloskan menjadi abdi negara.
Martuti, orang tua dari korban menuturkan kasus penipuan yang menjerat keluarganya ini bermula saat anak perempuannya ingin mendaftar sebagai Polwan. Namun setelah mendaftar dan mengikuti tes, anaknya tak kunjung lulus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya anak saya udah bolak-balik daftar polisi mau jadi abdi negara, tapi gagal terus sudah gitu ada orang Dishub (Dinas Perhubungan) tuh, (bilang) sini aja katanya ada teman saya barangkali dia bisa bantu," ujar Martuti sambil menirukan ucapan oknum pegawai Dishub, Rabu (10/5/2023).
Martuti merupakan istri dari Toto Mugiarto. Keluarga tersebut diketahui tinggal di Desa Cikampek Utara, Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang.
Kembali ke cerita Martuti. Dia mengaku terjebak bujuk rayu oknum pegawai Dishub berinisial JJ ini. Oknum pegawai itu kemudian mengenalkan Martuti kepada perempuan berinisial DLN. Perempuan itu disebut punya kenalan pejabat Polri berpangkat bintang tiga.
"Saya dikenalin sama ibu DLN tuh, katanya ada orang bintang 3 yang bisa dampingin dia (anaknya) biar bisa jadi polisi lah," ungkapnya.
Singkat cerita Martuti mengenal perempuan DLN itu. Disaat itulah, Martuti mulai dimintai uang demi kelulusan anaknya menjadi Polwan.
"Udah gitu saya dimintai uang awal Rp 300 juta di Februari 2022, katanya itu buat bimbel, buat apa lah pokoknya keperluan dia (anaknya), tapi kenapa kok dia minta lagi, minta lagi," kata Martuti.
Perempuan DLN ini terus-terusan meminta uang kepada Martuti. Uang yang diminta jumlahnya variatif hingga mencapai Rp 1,6 miliar lebih.
"Jadi sejak awal kenal ibu DLN tuh, saya dimintai uang, dan harus ada terus, minta lagi minta lagi sampai satu miliar enam ratus lima puluh juta rupiah," kata dia.
Uang sejumlah Rp 1,65 miliar itu, diberikan Martuti secara berkala. DLN meminta uang kepada Martuti pun dengan cara mendatangi langsung. Saat awal-awal, DLN yang datang sendiri. Kedatangan kedua, DLN bersama oknum pegawai Dishub.
"Awal itu sendiri yang kedua sama orang Dishub itu, terus datang lagi nyuruh anaknya minta duit ke saya. Pokoknya setiap kali datang mintanya Rp300 juta. Kata saya, kok gampang amant minta lagi minta lagi," ucapnya.
Martuti awalnya percaya anaknya bisa lulus sehingga merelakan harta bendanya. Tapi belakangan, Martuti malah menemui harapan kosong.
"Ya uang itu untuk biaya biar masuk polisi katanya, tapi akhirnya kan gagal, masuk enggak duit abis, mobil abis," ungkapnya.
Setelah mengetahui dirinya tertipu, Martuti sempat beberapa kali mencoba menghubungi dan mencari pelaku. Namun pelaku tidak bisa ditemui dan uangnya juga tak kembali.
"Saya kejar dia (DLN), dia kan ngontrak di Cikopo, Kabupaten Purwakarta, tapi gak ada, di telepon gak aktif, terus pak JJ juga saya cari ke Dishub malah menghilang," ucapnya.
Kesal dengan kelakuan oknum pegawai Dishub dan perempuan DLN, Martuti pun melaporkan kasus tersebut ke Polres Karawang. Laporan tercatat dengan nomor LP : STTLP/B/679/V/2023/SPKT.PolresKarawang/PoldaJabar.
Polisi sudah memonitor kasus tersebut. Kasat Reskrim Polres Karawang AKP Arief Bastomy membenarkan adanya laporan penipuan tersebut.
"Iya kemarin Senin malam baru kami terima, sementara korban baru satu orang," ujar Tomy saat ditemui di Mapolres Karawang, Selasa (9/5/2023).
Tomy menjelaskan, saat ini, pihaknya masih menindaklanjuti laporan korban, dan mengkonfirmasi sejumlah terlapor. Hingga hari ini proses pemeriksaan sedang berlangsung.
"Kami belum bisa menjelaskan lebih lanjut terkait status pekerjaan terlapor, yang jelas kami tindaklanjuti, dan sampai hari ini pemeriksaan sedang berlangsung," kata dia.
Tomy mengatakan, pihaknya sudah memeriksa tiga orang terlapor yang statusnya masih sebagai saksi, "Kami masih melakukan pemeriksaan secara maraton, sudah 3 orang kami periksa yang statusnya masih sebagai saksi," imbuhnya.
(dir/dir)