Dadang 'Buaya' dan Samson, Dua Preman Pembuat Onar

Round-Up

Dadang 'Buaya' dan Samson, Dua Preman Pembuat Onar

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 30 Apr 2023 12:00 WIB
Dadang Buaya, preman kahot dari Garut berbuat onar lagi. Dia membacok dua orang warga tak berdosa hingga mengalami luka parah.
Dadang 'Buaya', preman kahot dari Garut berbuat onar lagi. Dia membacok dua orang warga tak berdosa hingga mengalami luka parah. (Foto: Hakim Ghani/detikJabar)
Bandung -

Duo preman kampung di Jawa Barat (Jabar) sempat membetot perhatian masyarakat. Keduanya bernama Dadang 'Buaya' dan E alias Samson. Dadang Buaya dan Samson membuat onar di kampungnya masing-masing. Namun, keduanya langsung tak berkutik usai ditangkap polisi.

Berikut kisah duo preman kampung di Jabar yang membuat geger dalam sepekan.

Dadang 'Buaya'

Dadang 'Buaya' merupakan preman fenomenal di Kabupaten Garut. Kasus anyar yang membuat Dadang Buaya bikin geger adalah pembacokan dua warga Kecamatan Pamengpeuk, Kabupaten Garut. Dadang tak sendiri, ia bersama anak buahnya Yusup saat membacok korbannya pada Selasa (25/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Preman fenomenal dengan berjuluk buaya itu memiliki nama asli Dadang Sumarna. Dadang Buaya lahir di kawasan Sancang Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut 22 Desember 1972. Usia kini 50 tahun. Si preman yang kicep saat ditangkap polisi ini disebut-sebut punya ilmu kebal.

Dadang pernah terlibat kasus kejahatan lainnya. Katanya, ia juga baru saja menjalani masa tahanan. Dadang Buaya punya daerah operasi di wilayah Garut Selatan, khususnya di sekitaran daerah Cikelet, Pameungpeuk, dan Cibalong.

ADVERTISEMENT

"Baru, belum lama. Kita semua tahu dia baru keluar dari penjara," kata T kepada detikJabar, Kamis (27/4/2023).

Jauh sebelum melakukan aksi pembacokan terhadap Opid dan Roni, nama Dadang 'Buaya' pernah viral pada tahun 2021. Saat itu, ia merusak Kantor Koramil dan Polsek Pamengpeuk pada Mei 2021. Akibat aksinya itu, Dadang 'Buaya' dibui 2 tahun.

Saat itu Dadang mabuk dan berkelahi dengan seorang warga setempat. Warga yang ketakutan kemudian mendatangi Kantor Koramil dan meminta perlindungan. Bukan takut, Dadang malah mendatangi Koramil Pameungpeuk dengan membawa senjata tajam ke sana. Aksi Dadang itu, cukup membuat gempar warga setempat, hingga akhirnya Dadang ditangkap dan diadili.

"Sangat resah lah. Karena kita tidak tahu, siapa korban Dadang selanjutnya. Belum tentu juga setelah dibui insaf," ungkap T.

Dalam kasus keduanya ini, Dadang 'Buaya' menyerahkan diri setelah diberi ultimatum oleh Kapolres Garut AKBP Rio Wahyu Anggoro untuk menyerahkan diri. "Saya nyatakan, saya tunggu kamu (Dadang 'Buaya') dan anak buahmu untuk datang ke sini (Polres Garut) sampai Matahari tenggelam. Kalau tidak ada itikad baik, saya yang akan memimpin langsung penangkapannya," jelas Rio.

Ultimatum itu, ternyata sampai ke telinga Dadang 'Buaya'. Sekitar jam 10 pagi, pada hari Selasa itu, Dadang 'Buaya' dan anak buahnya, Yusup, minta diantar petugas Bhabinkamtibmas untuk menuju kantor polisi.

"Saya apresiasi kejantanannya. Tapi tetap, proses hukum harus berjalan. Saya minta tidak ada aksi meresahkan lagi setelah ini dari Dadang 'Buaya'," ujar Rio.

Dadang 'Buaya' mengakui jika dia menyerahkan diri secara langsung ke kantor polisi. "Saya ditelepon jam 10. Jam 2 siang (hari Selasa) diantar ke sini," ucap Dadang.

Kabar terbaru, rumah Dadang 'Buaya' yang berada di Karyamukti, Kecamatan Cibalong itu, dilempari molotov oleh tak dikenal, Selasa dini hari sekitar jam 01.55 WIB. Kapolsek Cibalong AKP Aam Kunaefi menjelaskan, peristiwa pelemparan molotov itu, pertama kali diketahui oleh istri Dadang 'Buaya' yang ada di dalam rumah.

"Pemilik rumah merasakan sesak napas dan bau asap saat sedang tidur. Saksi kemudian bangun dan membuka pintu, dan melihat di lantai dapur sudah ada api yang menyala," kata Aam kepada detikJabar, Sabtu (29/4/2023).

Samson 'Penghancur' Rumah Warga

Sementara itu, di Kabupaten Sukabumi juga pernah ramai gegara ulah Samson, preman asal Kampung Cihurang, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. Namun, tak beda jauh dengan Dadang Buaya, Samson yang berpostur tubuh besar itu juga langsung diam tak bergeming saat ditangkap polisi.

Samson berurusan dengan polisi karena merusak rumah warga di kampungnya. Peristiwa itu terjadi pada Rabu (26/4/2023) sekitar pukul 21.00 WIB. Samson tiba-tiba datang dan mengamuk tanpa sebab. Samson sendiri sangat ditakuti oleh warga setempat. Kabarnya, Samson dikenal sosok yang temperamental.

"Dia melempar genting rumah warga sampai rusak, kemudian melempar kaca jendela sampai pecah pakai batu dua kali. Rumah warga pecah," Em (45), warga setempat kepada detikJabar di lokasi, Rabu (26/4/2023).

Em mengaku tidak mengetahui penyebab pelaku tiba-tiba mengamuk. Yang pasti beberapa kali E berteriak insyaf kepada warga. "Dia teriak-teriak, katanya geura insyaf (cepat insyaf) ke warga. Kami sendiri tidak tahu, insyafnya insyaf apa. Selain itu dia juga sempat mengancam warga," tutur Em.

Sementara itu Ir, warga lainnya, menyebut E bukan sekali-dua kali merusuh di kampungnya hingga membuat warga takut. Namun warga selama ini tak melawan. "Warga tidak ada yang berani, badannya besar. Dia juga dikenal sering mengamuk, dia sudah pernah diamankan polisi, namun ketika sudah bebas ngamuk lagi," tutur Ir.

Saat itu, pelaku sempat menebar ancaman usai merusak rumah warga. "Dia bilang mau balik lagi, sambil ancam mau bunuh warga," imbuh IR.

Kala itu pemilik rumah yang bernama Deuis mengaku tak tahu penyebabnya. Sebab, preman bertelanjang dada itu tiba-tiba datang dan mengamuk. Saat pelaku datang, Deuis sedang berada di dalam rumah bersama suaminya. Ia juga menyebut suaminya Heri pernah dipukul pelaku hingga beberapa kali tanpa alasan yang jelas.

"Suami saya juga pernah di pukul beberapa kali, tidak tahu alasannya apa. Harapannya, saya itu ingin tenteram, setelah begitu sama keluarga saya jadi waswas. Enggak bisa kemana-mana saya kan harus cari apa cari apa, masa harus diam di rumah terus. Kalau ketemu di luar pasti ngancam," kata pemilik rumah.

Samson memang pembuat onar. Kades Cidadap, Deden Anta menceritakan jika selama ini Samson memang kerap berbuat onar di kampungnya. Selain itu, Samson juga sempat di minta pergi dari kampungnya bahkan pernah dibawa ke Panti Aura Welas Asih (AWA) karena terindikasi mengalami gangguan kejiwaan.

"Panti di sini juga tidak sanggup, mereka khawatir ruangannya di rusak," kata Deden, kepada detikJabar.

Kepada polisi, Deden juga bercerita profesi Samson yang dulunya sebagai nelayan. Di beberapa tempat, Samson kerap merusuh dan berbuat onar. Cerita Deden juga ditunjang dengan banyaknya bekas luka di tubuh Samson yang menurutnya akibat kerap terlibat keributan.

"Dia itu profesinya sebagai nelayan. Pernah bikin ribut di Ujunggenteng, sama warga di sana (Ujunggenteng) pernah mau di keroyok sudah ditunggu. Hanya dia lari lagi ke Cihurang (kampungnya), ada telepon saat itu dari nelayan sana katanya pas mau digerebeg, dia lari," cerita Deden.

Tidak hanya di Sukabumi, Samson juga diceritakan pernah terlibat keributan dengan nelayan di wilayah Pacitan, Jawa Timur.

Samson dijemput KBO Reskrim Polres Sukabumi, Iptu Ruskan Hermawan yang datang bersama anggotanya. Saat kedatangan petugas, Samson yang ketika itu tengah berhadap-hadapan dengan warga terlihat manut saat diminta masuk ke dalam kendaraan polisi. "Kami bawa ke Polres," singkat Ruskan kepada detikJabar, Rabu (26/4/2023) malam.

Kedatangan polisi membuat warga mengurungkan niatnya mengepung Samson. Pantauan detikJabar, saat itu, warga terlihat membawa berbagai jenis alat pemukul hingga pacul untuk menghakimi Samson yang kerap membuat warga resah.

(sud/iqk)


Hide Ads