Leganya Gadis SMK Lepas dari Teror Bujang Lapuk di Tasikmalaya

Leganya Gadis SMK Lepas dari Teror Bujang Lapuk di Tasikmalaya

Faizal Amiruddin - detikJabar
Jumat, 07 Apr 2023 17:30 WIB
Keluarga Rochmat Syafii mengaku lega lepas dari teror bujang lapuk yang mengincar anak gadisnya.
Keluarga Rochmat Syafii mengaku lega lepas dari teror bujang lapuk yang mengincar anak gadisnya. (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Rona bahagia terpancar dari R gadis remaja usia 16 tahun warga Jalan Padasuka Kelurahan Lengkongsari Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya. Dia terlepas dari teror bujang lapuk.

Selama satu tahun lebih dia diteror oleh cinta buta Gungun Sundari (40) bujangan lapuk tetangganya. Kini R bisa bernafas lega. Gungun kini sudah dijebloskan ke penjara, tak ada lagi orang yang mengejar-ngejar dirinya.

"Alhamdulillah sekarang rasanya sudah bebas, lega, dia sudah ditangkap polisi. Tapi masih takut sih kalau keluar rumah sendirian," kata R saat ditemui di rumahnya, Jumat (7/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gadis remaja cantik berkulit putih itu, selama ini mengaku tertekan oleh perilaku Gungun yang berusaha mengejar cintanya.

Rentetan 'kegilaan' Gungun, berawal dari R yang sering membeli voucher Wifi ke konter milik Gungun saat masih kelas 3 SMP.

ADVERTISEMENT

Gungun rupanya kepincut oleh pesona remaja ini dan berusaha mendapat simpatinya. Gungun berkali-kali mengantarkan R ke sekolah. Respons R yang mau diantar ke sekolah dianggap Gungun sebagai balasan atas cintanya.

"Memang beberapa kali sempat mengantar ke sekolah. Terus dia nembak (menyatakan cinta), tapi saya tolak. Saya menolaknya halus, kata aku mohon maaf nggak bisa," kata R.

Rochmat Syafii, ayah R mengaku awalnya tak tahu anaknya beberapa kali diantar Gungun ke sekolah. Setelah tahu dia kemudian melarang.

"Ya namanya anak-anak, dia belum paham. Ada yang mengantar ke sekolah mungkin senang saja bisa hemat uang jajan. Tapi mau diantarkan bukan berarti membalas cinta. Nah setelah saya tahu juga langsung saya larang," kata Rochmat.

Kondisi itu membuat Gungun mulai berubah. Dia jadi agresif mengejar R. Setiap R keluar selalu dia kejar, alasannya ingin bicara.

"Pernah saya kabur ke tukang fotocopy karena dia mengejar. Terus pernah juga masuk ke rumah orang, karena dikejar. Saya jadi takut," kata R.

Gungun juga pernah mengejar R hingga ke sekolahnya. Beruntung pihak sekolah melindungi R. "Kata pihak sekolah tak bisa menemui anak saya tanpa izin orang tua, terus pihak sekolah menghubungi saya. Pasa saya datang ke sekolah, si Gungun sudah tak ada," kata Rochmat.

R kemudian punya teman dekat yang sering mengantar pergi mau pun pulang sekolah. "Teman saya itu dipukulin sama Gungun, tapi walau begitu dia tak lapor polisi," kata R.

Keresahan R atas perilaku Gungun, sempat dimediasi oleh Ketua RW setempat. "Inti kesepakatan pada saat itu, masalah selesai dan kita diminta biasa-biasa saja. Maksudnya anak saya kalau lewat ke rumah Gungun jangan takut," kata Rochmat.

Tapi R tetap merasa takut, sehingga dia tetap memilih jalan lain ketika hendak berangkat sekolah, tidak melalui jalan depan rumah Gungun. Hal ini kemudian membuat Gungun marah-marah lagi dengan dalih keluarga R melanggar kesepakatan. "Dia marahi istri saya, ngancam mau kirim santet," kata Rochmat.

Terkait video yang diviralkan di media sosial, menurut Rochmat itu adalah rekaman ketika Gungun mengejar R yang ditemani ibunya.

"Di video itu kan jelas, bagaimana dia memaki-maki istri saya. Waktu itu Gungun memaksa meminta nomor kontak teman dekat anak saya, dia cemburu," kata Rochmat.

Puncak kecemburuan Gungun terjadi pada Rabu (29/3). Dia kembali mendapati R dijemput oleh temannya.

Gungun yang terbakar api cemburu lalu naik pitam. Dia mendatangi rumah Rochmat lalu cekcok dan berkelahi. "Bukan saya yang memukuli, kita berkelahi. Saya melindungi anak istri saya. Nih saya juga ada luka cakaran tangan dia," kata Rochmat.

Sejurus kemudian Gungun balik ke rumahnya lalu datang kembali dengan membawa pedang. Melihat itu Rochmat memilih bertahan di dalam rumah melindungi istri dan anaknya.

Sementara di depan rumah Gungun mengamuk bak kesetanan. Gerobak bakso, jendela rumah, tanaman hias semuanya menjadi sasaran sabetan pedang. Bahkan Gungun juga merobohkan sebagian pagar tembok rumah Rochmat.

"Saya diam saja, bertahan di dalam rumah. Kalau dia masuk, baru akan saya lawan. Waktu itu juga banyak warga berdatangan bermaksud melerai, tapi dihardik sama dia," kata pedagang bakso keliling itu.

Puas melakukan pengrusakan, Gungun akhirnya pulang. Sementara Rochmat memilih melapor ke polisi.

Di sisi lain peristiwa itu semakin membuat R ketakutan, hingga akhirnya teman-teman sekolah dia membantu memviralkan kasus ini. "Yang viralkan teman-teman anak saya, kalau saya tak tahu gimana caranya," kata Rochmat.

Polisi akhirnya bertindak dengan menangkap Gungun di rumahnya. Dia dijebloskan ke sel tahanan Mapolsek Tawang dan terancam hukuman penjara 10 tahun.

"Tersangka dijerat pasal tindak pidana membawa senjata tajam tanpa izin dan atau pengrusakan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) UU Darurat tahun 1951 dan Pasal 406 KUHPidana. Ancaman hukumannya 10 tahun penjara," kata Wakapolres Tasikmalaya Kota Kompol Dhoni Erwanto.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads