Jejak Korban Serial Killer Dukun Tohari di Sukabumi

Jejak Korban Serial Killer Dukun Tohari di Sukabumi

Tim detikJabar - detikJabar
Rabu, 05 Apr 2023 03:15 WIB
Mobil bekas Purwanto korban dukun pengganda uang Jawa Tengah asal Sukabumi
Mobil bekas Purwanto korban dukun pengganda uang Jawa Tengah asal Sukabumi (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

Jejak salah satu korban Slamet Tohari (45) alias Mbah Slamet warga Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah terungkap berasal dari Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi.

Korban inisial PO (53), tinggal di Kampung Pasar, Desa Karang Tengah, Kecamatan Cibadak. Warga mengenalnya dengan nama Paryanto, ada juga yang menyebutnya dengan panggilan Abang.

"Dapat kabar meninggal kemarin sore anak saya ada temannya kirim pesan terus dilihatin, katanya abang (panggilan korban) meninggal. Terus semalam jam 23.00 WIB bu RT ke rumah, nanyain karena dia baru menjabat bertanya siapa Paryanto," kata Yatno, warga setempat kepada detikJabar, Selasa (4/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yatno sendiri adalah mantan ketua RT 1 RW 3 di kampung setempat. Dia mengenal dengan baik sosok Paryanto. Terakhir bertemu pada 2021 silam, saat itu dia hanya menilik bekas rumah dan mobil limosin miliknya yang kini dibiarkan rusak.

"Jadi dia itu tinggal tahun 2005 sampai tahun sekitar 2007-an, di sini dengan mertua, istri dan anaknya. Nama mertuanya Pak Uci, selepas tahun 2007 itu saya dapat kabar dia pindah ke daerah Cisaat," ujar Yatno.

ADVERTISEMENT

Korban Paryanto dikaruniai dua anak, pertama perempuan dan kedua laki-laki. Meskipun sudah lama pindah, Paryanto masih menggunakan identitas KTP dengan alamat yang lama. Bahkan Kartu Keluarga (KK), masih di alamat mertuanya itu.

"Domisilinya masih di Cibadak di Kampung Pasar, RT saya. Kalau rumahnya dulu sudah enggak ada, rumah di kosongin lama-lama hancur dan ambruk. Selama saya kenal, kesehariannya orangnya baik, bergaul namun tidak ada yang tahu pekerjaannya apa," tutur Paryanto.

Dilihat detikJabar, tempat tinggal Paryanto dengan mertuanya kini sudah nyaris rata dengan tanah. Menurut warga, semenjak dikosongkan rumah itu tidak terurus. Yatno bahkan menanam sayuran di area tanah tersebut.

"Ini kan di lokasi lingkungan warga daripada tidak terurus saya tanami sayuran. Asalnya rumah biasa, hanya karena mertuanya pindah, Paryantonya juga pergi akhirnya kosong lama, ambruk sendiri akhirnya. Kemudian inisiatif dibersihkan," tutur Yatno.

Pengamatan detikJabar, sisa bangunan pondasi masih ada, sebuah mobil kuno enam pintu masih terparkir di lokasi tersebut. "Mobilnya dulu bagus, sekarang ya dibiarkan kepanasan kehujanan akhirnya begini. Hancur dan karatan," imbuhnya.

Sementara itu Eti, ketua RT membenarkan sempat ada kabar korban Paryanto tinggal di wilayahnya. Namun ternyata korban sudah lama pindah, namun alamat domisili masih di tempat lama.

"Dari pihak desa, semalam ke rumah. Menanyakan si korban karena alamatnya di sini. Saya kurang tahu, nama aslinya dipanggil nya si abang, saya ke RT lama akhirnya diceritakan kronologinya, untuk lebih jelas saya belum lengkap saya belum ada konfrmasi lagi, setelah ada berita itu baru saya tahu," kata Eti.

"Mertuanya enggak lama tinggal di sini, pindah. Rumah ditinggal sampai ambruk, takut kena warga mau diperbaiki enggak ada orangnya akhirnya ambruk sendiri, jarang ngobrol sama korban begitu. Jarang komunikasi, dia sebentar-sebentar di sininya," pungkas Eti menambahkan.




(sya/dir)


Hide Ads