Ada Campur Tangan Alumni di Kasus ABG Bacok Siswa SMP Sambil Live IG

Sukabumi

Ada Campur Tangan Alumni di Kasus ABG Bacok Siswa SMP Sambil Live IG

Siti Fatimah - detikJabar
Sabtu, 25 Mar 2023 14:15 WIB
Klitih Itu Apa? Pergeseran Makna di Balik SriSultanYogyaDaruratKlitih
Ilustrasi pembunuhan (Foto: detikcom)
Sukabumi -

Publik digegerkan dengan aksi tiga pelajar SMP yang membacok siswa berinisial ARSS (14) hingga tewas. Mirisnya lagi, aksi pembacokan itu disiarkan langsung melalui media sosial Instagram.

Polisi sudah menetapkan ketiga pelajar berinisial DA (14), RA alias N (14) dan AAB alias U (14) sebagai anak berhadapan dengan hukum (ABH) atau istilah tersangka bagi pelaku di bawah umur. Mereka ditahan dan terancam hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Diketahui, kasus itu bermula dari pesan di medsos Instagram. Korban diduga menuduh para pelaku melakukan vandalisme di gedung sekolahnya. Karena tak terima, mereka janjian dan melakukan duel satu lawan satu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

DA saat itu sudah membawa senjata tajam jenis celurit dan langsung berlari menghampiri korban. RA yang melakukan perekaman video langsung di Instagram, sementara AAB bersiaga di motor untuk melarikan diri.

Fakta baru dalam kasus itu diungkap oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Sukabumi Hasan Asari. Dia mengatakan, ketiga ABH itu berada dalam satu sekolah dan ada 'dukungan' dari alumni SMP tersebut.

ADVERTISEMENT

"Informasi yang saya terima ini dari satu sekolah, ada keterlibatan juga dari alumni. Jadi ada support, catatan mereka sebenarnya sedang dalam pembinaan sekolah tetapi ada pola-pola gerak yang memang di luar kontrol sekolah," kata Hasan kepada detikJabar, Sabtu (25/3/2023).

Hasan mengatakan, peristiwa ini harus menjadi pelajaran pihak sekolah dan orang tua. Menurutnya, pengawasan kepada anak yang berpotensi melakukan tindak kekerasan harus dilakukan oleh berbagai pihak.

"Gejala itu sudah tampak sebenarnya, ini juga menjadi penting jika ada kejadian serupa maka intensitas perhatiannya harus penuh baik dari orang tua, sekolah, dan kita semua," ujarnya.

Ditanya soal dugaan doktrinisasi dari alumni untuk melakukan tindak kekerasan pada sekolah yang dianggap rival, Hasan tak dapat menjawab. Dia mengatakan, koordinasi antar lembaga sudah dilakukan di tingkat kecamatan.

"Sebenarnya sekolah dengan wilayah kecamatannya masing-masing mereka sudah koordinasi dengan Polsek Polsek setempat dengan linmas melalui pembinaan dari aspek-aspek preventif, sebenarnya kita sudah lakukan. Ini katakanlah sebagai musibah kalau pun berbagai hal sudah dideteksi sana-sini tapi ada saja yang memang di luar kontrol," katanya.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads