ARSS (14), siswa SMP negeri di Kota Sukabumi menjadi korban pembacokan. Nyawanya hilang di tangan orang tak bertanggung jawab.
Aksi sadis pembacokan bahkan bahkan disiarkan langsung melalui media sosial Instagram. Video potongan live Instagram itu pun beredar dan bikin geger warga.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa itu terjadi pada Rabu (22/3) lalu. Dalam potongan video live Instagram berdurasi 55 detik akun dengan nama @spandas743**** terlihat ada seorang laki-laki yang mengacungkan senjata tajam kepada laki-laki lain. Selang satu hari, akun tersebut hilang dari pencarian Instagram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kawasan yang menjadi tempat kejadian perkara itu tak jauh dari tempat korban tinggal. Penelusuran detikJabar, menunjukkan jika TKP pembacokan berada di depan perumahan Pesona Mayanti, Jalan Cibuntu, Kelurahan Sindangpalay, Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi.
Jalan tersebut bukan merupakan jalan utama. Lebarnya kurang lebih lima meter dan mobilitas masyarakatnya tidak seramai di perkotaan. Kawasan perumahannya pun cenderung sepi. Di seberang perum tersebut ada perkebunan dengan rumput-rumput tinggi.
Beberapa warga setempat tak ada yang mengetahui secara pasti pembacokan tersebut. Mereka hanya tahu, jika setelah adzan Magrib, banyak polisi yang berkumpul di lokasi.
"Nggak tahu persis kejadiannya, tapi pas malam itu sekitar habis Magrib-an lah banyak polisi yang datang," ujar salah satu warga yang tak ingin disebutkan namanya kepada detikJabar, Jumat (24/3/2023).
Dia lantas menunjukkan lokasi kerumunan polisi tersebut. Lokasinya tepat berada di sekitar palang perumahan. "Di depan situ," tuturnya.
Adrianto (43), orang tua korban mengatakan pembacokan itu bukan yang pertama kali dialami anaknya. Dia mengatakan, saat peristiwa pertama, pihaknya masih berlapang dada untuk memaafkan para pelaku. Nahas, anaknya tersebut menjadi korban pembacokan hingga nyawanya tak terselamatkan.
Baca juga: Polisi Buru Pembunuh Pelajar di Sukabumi |
"Kami sebagai keluarga dan saya sebagai bapaknya pengen diungkap seterang-terangnya dan pelaku ditangkap karena ini rupanya bukan kejadian pertama, ini kejadian dua kali selama hampir satu bulan," tuturnya.
"Jadi saya harap ke pihak kepolisian untuk menyelesaikan mencari si pelaku sampai dapat untuk mempertanggungjawabkan kelakuan mereka kepada anak saya," kata Adrianto.
(orb/orb)