ARSS (14) seorang siswa SMP menjadi korban penganiayaan hingga tewas di Cibeureum, Kota Sukabumi. Polisi mengusut kasus ini.
Kapolsek Cibeureum Resor Sukabumi Kota AKP Suwaji mengatakan, peristiwa pembacokan itu terjadi di Kampung Sindangpalay, Kelurahan Sindangpalay, Kecamatan Cibeureum pada Rabu (22/3/2023) sekira pukul 17:30 WIB. Menurutnya, korban mendapatkan luka di bagian kepala dan pergelangan tangan.
"Telah terjadi tindak pidana kekerasan terhadap anak di bawah umur dan atau penganiayaan dengan cara pelaku membacok korban ke bagian kepala dan pergelangan tangan sehingga korban mengalami luka di bagian pergelangan tangan dan luka sobek di bagian kepala," kata Suwaji saat dikonfirmasi, Kamis (23/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, saat ini pihaknya sudah melakukan pengecekan Tempat Kejadian Perkara (TKP) tindak pidana kekerasa terhadap anak di bawah umur atau pelanggaran pidana pasal 351 KUHPidana.
"Anggota telah melakukan pengecekan TKP tindak pidana kekerasan terhadap anak di bawah umur dan atau penganiayaan," ujarnya.
Sejauh ini, pihaknya sudah memeriksa dua orang saksi yang merupakan anak di bawah umur atau teman-teman korban. "Identitas pelaku masih dalam lidik," tuturnya
Sebelumnya diberitakan, penyerangan dan pembacokan itu terjadi di depan Perum Pesona Mayanti, Jalan Cibuntu, Kelurahan Sindangpalay, Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi. Pembacokan kepada AR bukan yang pertama kali, sebelumnya dia juga menjadi korban pembacokan saat main game online di wilayah rumahnya.
Adrianto Saputra (48) selaku ayah korban mengatakan, awalnya AR berpamitan untuk pergi ke rumah temannya dengan menggunakan motor. Kemudian sekitar jam 15:00 sampai 17:00 WIB, Adrianto belum mendapatkan kabar kepulangan anak keempatnya itu.
"Gurunya telpon saya, nanya AR ada di rumah nggak. Saya telepon suaranya nyambung dan guru ngasih tahu kalau AR ada di rumah sakit. Itu saya lari ke rumah sakit Al-Mulk," kata dia saat ditemui detikJabar di rumah duka, Jalan Akik 10, Baros, Kamis (23/3/2023).
Lebih lanjut, korban dirujuk ke RSUD Syamsudin karena keterbatasan alat di RSUD Al-Mulk. Sesampainya di rumah sakit, Adrianto melihat kondisi anaknya penuh luka dengan pergelangan tangan nyaris putus, kepala terkena bacokan dan pendarahan di tengkorak kepala. Korban juga terlihat kesakitan di bagian perut.
"Yang dia pegang sakit perut, 'ayah sakit perut yah' dia sampai melintir, itu yang membuat dia sudah tidak kuat. Akhirnya saya mengikhlaskan yang terbaik buat dia karena dokter melihat sudah tipis harapannya," ujarnya.
"Sekitar jam 02:30 WIB saya dapat informasi anak saya sudah tidak ada, dengan keadaan menurut saya sebagai orang tua sangat kejam," tutup Adrianto.
(yum/yum)