Tingkah Tak Biasa Pemuda Sukabumi Usai Dikeroyok gegara Cipratan Air

Tingkah Tak Biasa Pemuda Sukabumi Usai Dikeroyok gegara Cipratan Air

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Senin, 20 Feb 2023 14:00 WIB
Wahyudin menunjukan luka di kepala keponakannya
Wahyudin menunjukan luka di kepala keponakannya (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

Fajar Maulana (19) menjadi korban pengeroyokan gegara hal sepele. Keluarga pemuda asal Sukabumi justru mengira Fajar terjatuh dari sepeda motor.

Pemuda asal Warungkiara, Kabupaten Sukabumi ini menunjukkan tingkah tak biasa usai menjadi korban pengeroyokan. Keluarga juga menaruh curiga atas tingkah Fajar. Ditambah lagi menjelang maghrib dia meminta untuk dipijat oleh ayahnya karena mengeluh sesak nafas karena sakit di dada.

"Sepulang dikeroyok itu dia tidak memberi tahu, langsung masuk kamar dan tidur. Tidak seperti biasanya juga dia menutup pintu kamar, sampai akhirnya dia ke ayahnya bilang sakit dada sesak nafas," kata Wahyudin Alamsyah (44) paman korban kepada detikJabar, Senin (20/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu, Abdul Halim (44) sang ayah tidak curiga dan langsung mencoba mengurut badan anaknya yang sakit. Ia sempat curiga karena ada memar dan punggung putranya itu panas.

"Pas dipegang punggung panas, ayahnya langsung curiga dan mengira Fajar jatuh dari motor. Namun jawaban Fajar membuat sang ayah naik pitam, dia mengaku sudah dikeroyok orang," tutur Wahyu.

ADVERTISEMENT

"Dia juga cerita siapa pelakunya, malam itu juga perwakilan keluarga mencoba mendatangi inisial Pak Op yang disebut oleh Fajar sebagai pelakunya, Op ini kabarnya berstatus ketua BPD di Desa Ubrug, namun sesampainya di sana tidak ketemu," tambahnya.

Wahyudin menyesalkan, seharusnya sebagai tokoh masyarakat tidak mencontohkan kekerasan sebagai jalan keluar. "Harusnya menjadi panutan, menjadi contoh. Bukan main tangan, nanti memberikan dampak buruk seolah-olah kekerasan adalah jalan keluar," ucap Wahyudin.

Lisna (38) bibi korban, istri dari Wahyudin menceritakan pribadi keponakannya yang memang tidak pernah macam-macam. Hingga saat ini, keponakannya itu masih mengalami trauma dan sakit di sekujur tubuhnya.

"Masih trauma sampai sekarang, masih agak takut kalau melihat orang asing. Awalnya dia memang tidak mau cerita, sampai ayahnya dengan nada marah meminta keponakan saya itu untuk bercerita. Begitu tahu kami langsung mengkonfirmasi ke pihak pelaku, tapi sampai detik ini sampai kami melapor tidak ada dari pihak mereka datang," papar Lisna.

Polisi Lakukan Penyelidikan

Dalam keterangannya, Kasat Reskrim Polres Sukabumi AKP Dian Purnomo mengatakan kasus yang menimpa korban sudah dilaporkan dengan nomor laporan LP / B / 75 / II / 2023 / SPKT / POLRES SUKABUMI / POLDA JAWA BARAT.

"Kronologi kejadian pada hari Jumat tanggal 17 Februari 2023 sekira pukul 14.00 wib, dimana Sdr. P (Fajar) pada saat itu disuruh oleh pelapor untuk mengantar makanan ke daerah Ubrug sesampainya di Gg. Ojeg Ubrug korban pada saat itu menggunakan sepeda motor dikarenakan kondisi hujan korban tanpa sengaja menginjak kubangan air yang mengakibatkan terjadi cipratan air yang mengenai salah satu terlapor," kata Dian.

Saat itu, korban diberhentikan dan langsung menerima kekerasan dari dua orang pelaku hingga korban tersungkur ke dalam selokan.

"Pelapor di berhentikan dan langsung di pukul secara bersama-sama oleh ke dua orang terlapor hingga korban tersungkur ke selokan dan mengakibatkan korban mengalami luka memar pada bagaian perut, punggung dan kepala sehingga korban di rawat secara intensif di RSUD Palabuhanratu;" jelas Dian.

Soal pelaku, Dian mengatakan pihaknya masih melakukan proses penyelidikan. "Proses masih penyelidikan, pendalaman saksi dan akan segera ke tahap selanjutnya naik sidik, tap (penetapan) tersangka," pungkasnya.




(sya/dir)


Hide Ads