4 Fakta Terkini Serangan Bom Bunuh Diri di Astana Anyar

Round-up

4 Fakta Terkini Serangan Bom Bunuh Diri di Astana Anyar

Tim detikJabar - detikJabar
Kamis, 22 Des 2022 05:30 WIB
Foto udara petugas kepolisian dari Polda Jabar melakukan proses sterilisasi tempat kejadian perkara dugaan bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022). Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Suntana menyatakan terdapat dua orang meninggal, satu orang anggota polisi dan satu orang pelaku serta 10 orang luka-luka akibat dugaan bom bunuh diri di Mapolsek Astanaanyar. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww.
Foto Udara Olah TKP Tragedi Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar (Foto: ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI)
Bandung -

Tragedi bom bunuh diri Polsek Astana Anyar sempat menyisakan misteri, meskipun identitas pelaku dan afiliasi jaringannya terungkap namun pesan dan motif Agus Sujatno sang bomber sempat menjadi teka-teki.

Motif Agus akhirnya diungkap, selain itu informasi target bom bunuh diri di Mapolda Jabar juga terungkap oleh kepolisian. Berikut fakta-fakta terkini aksi bom Mapolda Jabar yang disusun tim detikJabar.

1. Tolak Sistem Pemerintahan RI

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelaku bom bunuh diri bom Polsek Astana Anyar Agus Sujatno membawa tumpukan kertas yang bertuliskan tentang penolakan pengesahan KUHP. Salah satunya menempel di motor milik Agus yang terparkir di dekat polsek.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan mengatakan pelaku sejatinya memiliki pemahaman menolak sistem pemerintahan Indonesia.

ADVERTISEMENT

"Pelaku selama menjalani hukuman (Lapas Nusakambangan) memiliki pemahaman bahwa sistem Indonesia itu tagut," kata Ramadhan saat jumpa pers di Polda Jabar, Rabu (21/12/2022).

2. Afiliasi JAD, Kepolisian Dianggap Tagut

Agus Sujatno berafiliasi dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Selain Agus, lanjut Ramadhan, Karopenmas Divisi Himas Mabes Polri. Pihaknya menangkap tujuh tersangka lainnya yang merupakan jaringan JAD, ketujuh tersangka ini enam di antaranya berasal dari Jabar, satu orang dari Jateng.

"Termasuk penjelasan dari tersangka yang diperiksa dan ditangkap, memang mereka berniat melakukan penyerangan terhadap anshorut tagut, salah satunya yang dianggap tagut adalah kepolisian," kata Ramadhan.

3. Tumpukan Kertas Penolakan KUHP Akan Disebar

Kabag Bantuan Operasi (Banops) Densus 88 Kombes Aswin Siregar menjelaskan adanya kertas yang bertuliskan tentang penolakan KUHP itu menegaskan bahwa pelaku menolak sistem pemerintahan Indonesia, termasuk undang-undang yang ada.

"Ada bukti yang ditempel di motor, yang sudah dikopi beberapa tumpuk. Kita tidak bisa ambil kesimpulan gara-gara pengesahan KUHP (aksi bom bunuh diri dilakukan), tentu tidak sesederhana itu," ucap Aswin.

"Tapi, ada girah atau agar lebih bersemangat dan berani lagi, tentunya ada motif ini," kata Aswin menambahkan.

Aswin mengaku sekitar 100 lembar kertas yang telah disalin pelaku untuk disebar. Namun, pelaku sudah berada di Polsek Astana Anyar dan belum menyebarkan kertas tersebut.

"Barang bukti itu masih tersimpan di sepeda motornya," ucap Aswin.

4. Target Bom di Mapolda Jabar

Densus 88 mengungkap soal rencana penyerangan lainnya jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) sebelum Agus Sujatno meledakkan diri di Polsek Astana Anyar Bandung. Mapolda Jabar juga menjadi target sasaran kelompok ini.

Agus pernah ditangkap saat peristiwa bom di Cicendo Kota Bandung pada 2017 lalu. Usai menjalani masa hukuman di Lapas Nusakambangan selama empat tahun, Agus kembali beraksi dan meledakkan diri Polsek Astana Anyar pada Rabu (7/12/2022).

Kabag Bantuan Operasi (Banops) Densus 88 Kombes Aswin Siregar tak menampik aksi Agus itu berkaitan dengan rangkaian serangan yang telah disusun saat aksi bom panci di Cicendo. Densus telah membedah dokumen-dokumen yang diamankan saat bom panci Cicendo itu.

"Bahwa dari dokumen kasus Cicendo itu sebelumnya, sasarannya memang itu beberapa adalah kantor kepolisian. Mapolda Jabar, beberapa polsek dan lainnya juga," kata Aswin saat jumpa pers di Mapolda Jabar, Rabu (21/12/2022).

Aswin mengatakan sebelumnya pernah menyampaikan imbauan tentang kewaspadaan pengamanan di Polda Jabar. Hal ini disampaikan setelah kasus Cicendo.

"Orang yang sama, dan jaringan yang sama," ucap Aswin.

(sya/yum)


Hide Ads