'Empuknya' Sukabumi Jadi Sasaran Bandar Narkoba

'Empuknya' Sukabumi Jadi Sasaran Bandar Narkoba

Siti Fatimah - detikJabar
Rabu, 30 Nov 2022 03:00 WIB
ganja
Ilustrasi ganja. (Foto: thinkstock)
Sumedang -

Kota dan Kabupaten Sukabumi disebut masih menjadi target peredaran narkoba. Hal itu disampaikan Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota Sukabumi M Retno Daru Dewi.

Retno mengatakan, prevalensi kasus narkoba di Sukabumi naik 1,95 persen dari tahun 2021. Kebanyakan barang yang masuk dan digunakan oleh pecandu adalah narkoba jenis ganja.

"Masih sama, ganja di kita masih tinggi. Apalagi Sukabumi dari mulai kabupaten larinya ke kota. Kita itu menjadi target empuk para bandar yang ada," kata Retno, Selasa (29/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan, penyebab peredaran meningkat tak terlepas dari faktor pandemi COVID-19. Bandar narkoba menurutnya memanfaatkan pemesanan via online untuk menjangkau para konsumennya.

"Justru dengan pandemi yang kita semuanya banyak aktivitas di rumah, ternyata bandar-bandar itu justru melihat momen ini dan mereka mengambil kesempatan dengan peredaran lewat online. Ternyata kerja mereka lebih greget dan lebih militan," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Retno kemudian menyinggung kasus narkoba 1 ton yang tertangkap di Pangandaran. Itu karena sumbernya berasal dari Sukabumi. "Kemarin Jabar masuk 1 ton itu sumbernya dari sini, Tegalbuleud, tapi ketemuannya di Pangandaran," sambungnya.

Kontur geografis Sukabumi sendiri 40% berbatasan dengan daratan dan 60% berbatasan dengan lautan. Dengan luas yang mencapai 419.970 Hektare, membuatnya jadi kabupaten terluas di Pulau Jawa setelah Banyuwangi.

Alamnya pun selain pantai, lautan, persawahan juga pegunungan. Kondisi ini mempermudah para penyeludup narkoba masuk.

"Kita banyak jalur peredaran lautnya, 4 jam saja sudah masuk Pulau Christmas. Pulau Christmas kita tahu lah itu tempat yang luar biasa peredarannya, kemudian dari Iran juga masuk. Jadi dari sisi geografis kita sangat berpeluang untuk orang bisa masuk," kata jelas Retno.

"Permasalahannya begini, ketika mereka transit ya kalau dia di sini orang pakai misal 100 orang. Awalnya hanya transit, tapi ketika orang pakai di Sukabumi jadi kebutuhan," tambahnya.

Melihat kondisi tersebut, ia mengimbau masyarakat harus semakin waspada terhadap kondisi tersebut. Mereka harus sama-sama tegas menolak peredaran narkoba.

"Selalu dikatakan negara tidak boleh kalah jadi dgn prevalensi yg meningkat, justru kita harus semakin aware. Kita sudah nggak bisa lagi barang-barang masuk dihantem, biarlah itu tugas penegak hukum. Tapi yang jadi tugas kita semua adalah bagaimana satu wilayah itu bertahan, punya ketahanan untuk menolak peredaran yang ada, jadi menciptakan wilayah bersih dari narkoba," tutupnya.

(orb/orb)


Hide Ads