Luka Fisik dan Batin Rohimah Usai Disiksa Majikan

Round-Up

Luka Fisik dan Batin Rohimah Usai Disiksa Majikan

Hakim Ghani - detikJabar
Senin, 07 Nov 2022 08:00 WIB
Asisten Rumah Tangga (ART) asal Garut, Rohimah
Rohimah, korban penyiksaan oleh majikan di Bandung Barat. (Foto: Hakim Ghani/detikJabar)
Garut -

Rohimah disiksa majikannya dengan sadis gara-gara dianggap lalai menjalankan tugas. Kejadian itu membuatnya trauma hingga enggan bekerja menjadi asisten rumah tangga (ART) lagi.

Tak sedikit pun terpikir oleh Rohimah jika dia bisa menjadi korban kekerasan saat bekerja sebagai asisten rumah tangga. Apalagi aksi keji penyiksaan terhadapnya, dilakukan kedua majikan.

Sebelum kembali ke kampung halamannya di kawasan Nangor, Desa Pangeureunan, Kecamatan Balubur Limbangan, Garut, Rohimah sempat menjalani perawatan intensif di rumah sakit akibat dampak penyiksaan yang menimpanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yulio Kristian (29) dan Loura Francilia (28) adalah dalang di balik aksi penyiksaan yang diterima Rohimah. Pasangan muda itu, diketahui secara bersama-sama melakukan kekerasan terhadap Rohimah.

Alasannya sangat sepele. Berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan polisi, keduanya tega menyiksa Rohimah, lantaran dianggap lalai dalam bekerja.

ADVERTISEMENT

Rohimah sendiri sempat mengungkap kisah pedih yang dialami saat berbincang dengan detikJabar di rumah orang tuanya belum lama ini. Katanya, dia tak hanya mengalami kekerasan secara verbal.

Rohimah mengaku sering dipukul, ditampar hingga ditendang. Aksi kekerasan itu, sebenarnya baru saja terjadi saat Rohimah berjalan tiga bulan bekerja di rumah pasutri itu, yang berada di Perum Bukit Permata, Kabupaten Bandung Barat.

"Awalnya, saya nelepon keluarga minta dijemput. Karena tidak betah kerja di sini," ucap Rohimah.

Namun apes. Aksinya menelepon keluarga tersebut, diketahui sang majikan. Dalam momen tersebut, kata Rohimah, ponselnya dirampas. Komunikasi bersama keluarga yang awalnya lancar, kemudian terputus.

Sejak saat itu, dirinya mulai mengalami kekerasan. Mulai dari pukulan, tamparan hingga tendangan diterimanya selama bekerja. Kekerasan itu kerap dialaminya saat dianggap lalai bekerja.

"Kalau telat masak, nggak cuci tangan saat gendong anak. Gitu," tuturnya.

Ada beberapa kejadian, yang sangat diingatnya hingga kini. Pertama, kala dia dipaksa berdiri di tengah guyuran hujan saat malam hari. Kemudian, dia juga mengaku pernah dihantam menggunakan teflon di bagian wajah.

"Pernah juga disuruh masukin tangan ke kloset, kemudian kepala diinjak. Itu karena saya dianggap kurang bersih membersihkan WC," ucap Rohimah.

Rohimah mengaku tak tahu harus berbuat apa selama penyiksaan itu terjadi. Pasalnya, dia dikurung di dalam rumah dan tidak diperkenankan sama sekali untuk keluar.

Beruntung nasib baik masih menaungi Rohimah. Sabtu 29 Oktober 2022, sejumlah warga komplek itu yang curiga ada yang tidak beres di dalam rumah, melakukan aksi pembongkaran didampingi petugas.

Kedua majikannya tak bisa mengelak. Sebab, luka lebam di wajah Rohimah, tak bisa menutupi kasusnya. Rohimah kemudian langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan saat itu. Di waktu bersamaan dia juga melaporkan kejadian itu ke polisi.

Usai beberapa hari dirawat, Rohimah diperbolehkan dokter untuk pulang. Rohimah akhirnya dibawa balik ke kampung dengan ambulans dari Pemda Garut.

Kini kasus tersebut sudah ditangani kepolisian. Yulio dan Loura sudah ditetapkan tersangka dan kini dipenjara. Tapi, rasa trauma hingga kini masih menghantui Rohimah.

Meskipun secara fisik kondisinya berangsur pulih, tapi Rohimah tak memungkiri jika kejadian itu tak akan pernah dia lupakan seumur hidup.

Rohimah kini memilih untuk menetap di kampung halamannya. Dia memutuskan berjualan sembako di rumah orang tua, ketimbang bekerja kembali menjadi asisten rumah tangga lagi.

"Nggak (tidak mau jadi ART lagi). Di sini saja, jualan," pungkas Rohimah.

(orb/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads