Penyiksa Monyet di Tasikmalaya Diduga Psikopat

Penyiksa Monyet di Tasikmalaya Diduga Psikopat

Bima Bagaskara - detikJabar
Kamis, 15 Sep 2022 11:11 WIB
Ekspos pelaku penyiksaan monyet.
Ekspos pelaku penyiksaan monyet. (Foto: Deden Rahadian/detikJabar)
Bandung -

Pemuda di Tasikmalaya bikin geger lantaran menyiksa bayi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan menjadikannya sebagai konten video untuk dijual ke luar negeri.

Pelaku diketahui bernama Asep Yudi Nurul dan Indra. Asep diketahui merupakan warga Tanjungbarang, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya. Sedangkan Indra dari Mandalahayu, Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya.

Keduanya sudah ditangkap Polres Tasikmalaya karena perbuatan kejinya itu. Tingkah laku kedua pemuda itu dianggap telah mengarah ke sifat seorang psikopat karena dengan tega menyiksa dan membunuh satwa untuk sebuah konten.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal tersebut dikatakan Pamela Anggia Dewi, seorang psikolog klinis & certified brainspotting therapist. Menurutnya meski pelaku sudah ditangani oleh kepolisian, namun perlu ada penanganan khusus lantaran ada sifat psikopat dari perilaku pelaku.

"Jadi selain memang dari sisi hukum, dari sisi psikologis perlu pendampingan yang integratif, karena bisa jadi tingkah lakunya mengarah ke psikopat yah karena kan ada tingkah laku agresif," kata Pamela kepada detikJabar, Kamis (15/9/2022).

ADVERTISEMENT

Menurut Pamela, adanya sifat psikopat pada diri pelaku terlihat dari apa yang dilakukan terhadap satwa itu. Ia mengungkapkan pelaku melakukan perbuatan animal abuse dengan penuh kesadaran.

"Dia (pelaku) melakukan itu untuk mendapatkan keuntungan, penuh kesadaran, ada nuansa sadistik, dan dengan fakta bahwa sudah melakukan berulang kali. Berarti ketika melakukan bisa dibayangkan apa perasaannya ketika melakukan lagi dan lagi," ujarnya.

"Antara memang flat biasa aja, nggak ada rasa bersalah, takut atau jijik gitu ya, atau justru menikmati dan ada kepuasan. Walaupun ini binatang, tetap aja nggak masuk nalar orang biasa, jadi memang perlu dilihat lebih dalam," lanjutnya.

Teka-teki Penyesalan Pelaku

Pamela menuturkan, pelaku memang telah mengakui dan menyesali perbuatannya. Namun itu masih perlu didalami apa mereka benar-benar menyesal sesungguhnya.

Sebab seseorang dengan sifat psikopat memiliki perasaan yang enggan disalahkan. Bisa jadi, pengakuan menyesal pelaku hanya berpura-pura.

"Dia merasa menyesal dan bersalah ya, perlu dilihat lebih jauh juga benar atau tidak, jangan-jangan hanya palsu karena kalau ke arah cenderung psikopat mereka minim merasa bersalah," jelasnya.

Potensi Membahayakan Manusia

Pamela juga menjelaskan, ada potensi pelaku bisa membahayakan manusia. Sebab meski baru melakukan aksi keji kepada hewan, sifat psikopat bisa saja bergeser.

"Kalau ternyata psikopat, ada potensi berbahaya buat diri sendiri dan orang lain ya. Kita nggak pernah tahu tingkah laku sadistik dan kekejaman ini bisa aja bergeser ke manusia, kalau orang psikopat cara berpikirnya sangat berbeda dan nggak bisa lihat di awal," ucap Pamela.

"Biasanya sehari-hari penampilannya itu baik hati, berkharisma, menahan diri bisa mendekati orang lain, tapi dibalik itu semua dia sangat dinginm nggak bisa empati ke orang lain, terus seperti memang tidak punya nurani gitu," ujarnya menambahkan.

Oleh sebab itu, Pamela menganjurkan agar pelaku segera didampingi psikolog untuk memeriksa secara pasti kejiwaannya apakah benar-benar psikopat atau tidak.

"Ini perlu integratif, dari psikolog dan psikiater dari medis karena biasanya kalau betul psikopat ada sesuatu yang berbeda dari struktur otaknya," tandasnya.



Hide Ads