Terungkap! Ada Amarah Ferdy Sambo ke Ajudan Usai Tembak Yoshua

Kabar Nasional

Terungkap! Ada Amarah Ferdy Sambo ke Ajudan Usai Tembak Yoshua

Tim detikX - detikJabar
Rabu, 14 Sep 2022 02:30 WIB
Pengertian Obstruction of Justice yang Jerat Sambo dkk di Kasus Brigadir J (Foto Ferdy Sambo saat rekonstruksi)
Irjen Ferdy Sambo saat rekonstruksi (Foto: Rifkianto Nugroho)
Jakarta -

Irjen Ferdy Sambo sempat marah kepada ajudannya usai menembak Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J. Salah satu yang kena marah Bharada Richard Eliezer alias Bharada E.

Amarah Sambo itu diungkap oleh Bharada E saat persidangan etik Irhen Ferdy Sambo. Dilansir dari detikX, Bharada E dalam keterangannya menyebut dia bukan satu-satunya yang menembak Yoshua di rumah dinas Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Richard bilang memang merupakan orang pertama yang menembak Yosua. Tapi yang menghabisi nyawa Yosua bukanlah dia. Richard mengatakan hanya menembak 3-4 kali sampai Yosua jatuh tertelungkup. Dalam posisi tidak berdaya ini, Ferdy Sambo-lah yang kemudian menembaki Yosua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terduga pelanggar (Sambo) memberi saya peluru," kata Richard dalam kesaksiannya di persidangan etik Sambo pada Kamis, 25 Agustus 2022.

"Bapak (Sambo) sempat menembak Yosua. Saya tidak ingat berapa kali. Setelah itu, Bapak marah, 'Kalian tidak bisa jaga Ibu (Putri Candrawathi),'" sambung Richard.

ADVERTISEMENT

Sambo sendiri membantah keterangan Richard soal menembak Yoshua. Pengakuan eks Kadiv Propam Polri ini mengaku hanya menembak tembok saja. Tembakan ini dilakukan Sambo untuk merancang skenario palsu baku tembak antara Yosua dan Richard.

Cerita karangan Sambo inilah yang sempat membuat pengungkapan kasus pembunuhan Yosua begitu gelap. Sampai-sampai Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pun harus membentuk tim khusus untuk mengungkap kasus ini.

Di sisi lain, dua tersangka lainnya, yakni Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf, tak melihat Sambo menembak Yosua. Sebab, setelah Richard menembak Yosua, Ricky keluar dari ruangan karena dipanggil melalui Handy Talky oleh ajudan lainnya. Ada jeda beberapa detik yang membuat dia tidak tahu apa yang terjadi setelahnya. Dia hanya tahu, saat dia kembali ke ruangan pembunuhan itu, Sambo sedang menembaki tembok.

Sementara itu, keterangan Kuat tidak jauh berbeda dengan Ricky. Kuat bilang melihat Sambo memerintah Richard menghajar Yosua. Richard, kata Kuat, pun langsung meresponsnya dengan menembaki Yosua beberapa kali. Yosua jatuh tertelungkup. Setelah itu, Kuat mundur sedikit karena takut. Lagi-lagi ada jeda beberapa detik ketika Kuat tidak melihat persis apa yang terjadi dalam waktu yang hilang itu. Barulah setelah itu, Kuat mengaku melihat Sambo sudah menembaki dinding.

"Setelah itu saya keluar, duduk di garasi. Lalu yang saya lihat Bapak lagi jalan keluar, pulang," kata Kuat dalam sidang etik Sambo.

Ketidaksesuaian antara barang bukti dan keterangan tersangka inilah yang memaksa polisi melakukan tes lie detector kepada para tersangka. Itulah mengapa pada pekan lalu, uji kejujuran kepada sejumlah saksi dan tersangka pun digelar secara maraton. Ricky, Kuat, dan Richard dites poligraf pada Senin, 5 September 2022. Dilanjutkan tes terhadap Putri Candrawati dan Susi-asisten rumah tangga Sambo-sehari setelahnya. Lalu, Sambo pada Kamis, 8 September 2022.

"Saya tanya ke penyidik untuk kepentingan apa? Katanya, untuk membantu penyidikan karena masih ada dispute-lah, (fakta) yang ditutupi, keterangan yang tidak berkecocokan," tutur pengacara Bripka Ricky, Erman Umar, kepada reporter detikX melalui sambungan telepon pekan lalu.




(dir/dir)


Hide Ads